Perkembangan pembiayaan pada bank syariah

pembangunan ekonomi yang adil serta kesejahteraan umat manusia tanpa krisis financial

4.4 Perkembangan pembiayaan pada bank syariah

Masalah yang sering dihadapi oleh setiap perusahaan yaitu tidak terlepas dari kebutuhan akan dana untuk membiayai usahanya. Untuk memenuhi kebutuhannya, hampir semua perusahaan memanfaatkan perbankan. Salah satunya adalah bank syariah yang menyalurkan dana dalam bentuk pembiayaan, diantaranya adalah pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, dan pembiayaan murabahah. Pembiayaan yang telah disalurkan oleh bank syariah mengandung risiko kemacetan pelunasannya, sehingga dapat berpengaruh terhadap laba. Dalam lima tahun terakhir ini pertumbuhan pembiayaan syariah mengalami pertumbuhan rata-rata 35,0 per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2007 yaitu sebesar 37,0 atau mencapai Rp 28,0 triliun dan tahun berikutnya naik menjadi Rp 38,2 triliun yang berarti terjadi peningkatan 36,4. Dalam perjalanan usahanya, bank syariah tidak bisa memberikan kontribusi yang maksimal untuk mendukung kemajuan sektor riil, khususnya UMKM. Hal ini terjadi karena pembiayaan yang diberikan didominasi oleh pembiayaan non bagi hasil murabahah dan ijarah. Dalam statistik perbankan syariah bulan November 2007, porsi produk untuk jenis pembiaayaan murabahah mencapai 58,93 persen dan piutang istishna’ mencapai 1,26 persen, sementara proporsi pembiayaan musyarakah sebesar 16,06 persen dan pembiayaan mudharabah sebesar 20,49 persen. Selain itu perannya untuk memberdayakan perekonomian ummat secara keseluruhan tidak berjalan dengan optimal, karena pembiayaan masih fokus pada sektor jasa yang cenderung menggunakan skema pembiayaan non-bagi hasil mencapai 31,16 persen sedangkan untuk sektor industri mencapai 4,94 persen, dan sektor pertanian mencapai 2,40 persen. Pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah di Sumatera Utara masih berjalan lambat dibanding bank konvensional. Perkembangan aset dan dana pihak ketiga DPK syariah justru lebih cepat. Berdasarkan data Bank Indonesia BI Kantor Regional Sumut dan NAD periode Februari 2011, total kredit yang disalurkan perbankan syariah tercatat Rp4,57 triliun. Sedangkan penyaluran kredit perbankan konvensional mencapai Rp86,48 triliun atau 94,98 dari total kredit sebesar Rp91,05 triliun. Secara bulanan, kredit bank konvensional tumbuh 2,48 sedangkan syariah hanya 1,78. Sementara secara tahunan, angka pertumbuhan pembiayaan relatif berdekatan. Perbankan syariah tumbuh 23,18 dan konvensional 24,49. Meski begitu, bank Syariah Sumatera Utara akan terus berusaha menggenjot penyaluran kredit syariah, terutama untuk sektor usaha mikro kecil menengah UMKM. Untuk kredit masyarakat masih memilih perbankan konvensional dibandingkan syariah. Tapi ke depan program perbankan syariah akan terus disosialisasikan. Upaya untuk mengoptimalkan pembiayaan bagi hasil pada bank syariah dapat dilakukan dengan berbagai upaya. Menurut Muhammad Imadudin 2005, upaya untuk mengoptimalkan mudharabah pada bank syariah melalui berbagai langkah, antara lain adalah: Pertama, Kesinambungan dan transparansi informasi terhadap usaha yang akan dijalankan. Informasi usaha dan pasar adalah sesuatu yang sangat penting dan berharga dalam setiap usaha. Oleh karena itu langkah ini bisa dimaksimalkan melalui database yang aktual, rinci, dan faktual, sambil terus mencari dan menemukan format usaha yang sesuai dengan iklim usaha tersebut. Kedua, Pengembangan industri-industri kecil yang dibina langsung oleh bank syariah. Industri ini benar-benar milik rakyat, prospektif, dan dikelola dengan amanah. Industrialisasi adalah salah satu kunci penting bagi negara kita untuk dapat survive di saat krisis seperti ini, dan melatih bangsa kita menjadi bangsa yang mandiri. Ketiga, Membuat aturan dan regulasi yang tepat, terstandarisasi, dan sesuai dengan prinsip syariah.

4.5 Perkembangan dana pihak ketiga pada bank syariah

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Total Aset Bank Syariah, Dana Pihak Ketiga Dan Prinsip Bagi Hasil Terhadap Pembiayaan Bank-Bank Umum Syariah Di Sumatera Utara

8 95 106

Analisis Pengaruh Jumlah Kantor Bank Syariah, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia

4 18 134

Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF) dan Tingkat Inflasi terhadap Total Pembiayaan yang diberikan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia (Periode januari 2007-Oktober 2012)

2 24 142

Analisis perbandingan dana pihak ketiga

1 10 21

Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Dana Iplikasinya Terhadap Laba Bank Syariah (Penelitian pada Perbankan Syariah di Indonesia)

1 30 82

PENGARUH SUKU BUNGA BANK INDONESIA , DANA PIHAK KETIGA, PENDAPATAN, DAN NPF TERHADAP PEMBIAYAAN SYARIAH

0 2 79

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), KAS, DAN SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS) TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Pengaruh Dana Pihak Ketiga (Dpk), Kas, Dan Sertifikat Bank Indonesia Syari

8 38 13

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), KAS, DAN SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS) TERHADAP PEMBIAYAAN Pengaruh Dana Pihak Ketiga (Dpk), Kas, Dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (Sbis) Terhadap Pembiayaan Mudharabah Dan Musyarakah Pada Perbankan Syari

0 1 18

Pengaruh dana pihak ketiga, pembiayaan dan modal terhadap laba pada Pt BNI Syariah Repository UIN Sumatera Utara

1 1 102

Analisis Dana Pihak Ketiga dan Risiko Terhadap Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Pada Bank Syariah di Indonesia

0 0 13