disewa dari pihak bank oleh pihak lain ijarah wa iqtina. Sistem bank berdasarkan prinsip syariah sebelumnya di Indonesia hanya dilakukan oleh Bank Syariah seperti
Bank Muamalat Indonesia dan BPR syariah lainnya. Dewasa ini sesuai dengan Undang- Undang perbankan No. 10 Tahun 1998 yang baru bank umum pun dapat
menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah asal sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Jadi dalam sistem perbankan secara umum kegiatan utama bisnis bank adalah sebagai berikut :
a Menunjang kelancaran mekanisme pembayaran b Mengumpulkan dana dari masyarakat
c Memberikan kredit koperasi d Menyediakan jasa penunjang perdagangan internasional
e Menyediakan jasa pialang surat berharga f Menyediakan jasa penitipan barang berharga dan surat bernilai
2.2 Perbankan Syariah
2.2.1 Sejarah Kemunculan Perbankan syariah
Perbankan syariah pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan embel- embel islam, karena adanya kekhawatiran rezim yang berkuasa saat itu akan
melihatnya sebagai gerakan fundamentalis. Pemimpin perintis usaha ini Ahmad El Najjar, mengambil bentuk sebuah bank simpanan yang berbasis profit sharing
pembagian laba di kota Mit Ghamr pada tahun 1963. Eksperimen ini berlangsung hingga tahun 1967, dan saat itu sudah berdiri 9 bank dengan konsep serupa di Mesir.
Teori upaya pengembangan bank syariah adalah percobaan yang dilakukan Bank IDDI Khor rural social bank yang mendirikan lembaga keuangan bernama Mit
Ghamr Bank, didirikan di Mesir tahun 1963 M. Para pendirinya adalah Prof. Dr. Ahmad Najjar, Isa Abduh, dan Gharib Jamal.
Uji coba ini ternyata membuahkan hasil yang cukup spektakuler. Dalam kurun waktu empat tahun, Mit Ghamr Bank sudah memiliki tujuh cabang di lokasi
sekitarnya, melebarkan sayap di empat tempat, dan mendirikan pusat litbang penelitian dan pengembangan untuk melayani permintaan di berbagai tempat yang
ingin membuka bank serupa. Setelah itu, mereka pun mengepakkan sayap ke dunia internasional khususnya dunia Islam.
Semenjak itu, kajian, diskusi, seminar, dan pertemuan-pertemuan untuk mengembangkan bank syariah pun semakin marak sampai pada tingkat sidang
menteri luar negeri negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam OKI.
Akhirnya, lahirlah Bank Pembangunan Islam atau Islamic Development Bank IDB pada tahun 1975 di Jeddah dengan semua negara anggota OKI sebagai
anggotanya. Di tahun yang sama, muncul Bank Islam Dubai Dubai Islamic Bank. Pada akhir periode 1970-an serta awal 1980-an, bank-bank syariah bermunculan di
Mesir, Sudan, negara-negara Teluk, Pakistan, Iran, Malaysia, Banglades, dan Turki. Bank-bank ini, yang tidak memungut maupun menerima bunga, sebagian besar
berinvestasi pada usaha-usaha perdagangan dan industri secara langsung dalam bentuk partnership dan membagi keuntungan yang didapat dengan para penabung.
Masih di negara yang sama, pada tahun 1971, Nasir Social Bank didirikan dan mendeklarasikan diri sebagai bank komersial bebas bunga. Walaupun dalam akta
pendiriannya tidak disebutkan rujukan kepada agama maupun syariat islam. Islamic Development Bank IDB kemudian berdiri pada tahun 1974
disponsori oleh negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam, walaupun utamanya bank tersebut adalah bank antar pemerintah yang bertujuan
untuk menyediakan dana untuk proyek pembangunan di negara-negara anggotanya. IDB menyediakan jasa finansial berbasis fee dan profit sharing untuk negara-negara
tersebut dan secara eksplisit menyatakan diri berdasar pada syariah islam. Dibelahan negara lain pada kurun 1970-an, sejumlah bank berbasis islam
kemudian muncul. Di Timur Tengah antara lain berdiri Dubai Islamic Bank 1975, Faisal Islamic Bank of Sudan 1977, Faisal Islamic Bank of Egypt 1977 serta
Bahrain Islamic Bank 1979. Dia Asia-Pasifik, Phillipine Amanah Bank didirikan tahun 1973 berdasarkan dekrit presiden, dan di Malaysia tahun 1983 berdiri Muslim
Pilgrims Savings Corporation yang bertujuan membantu mereka yang ingin menabung untuk menunaikan ibadah haji.
Suatu hal yang patut juga dicatat adalah saat nama besar dalam dunia keuangan internasional seperti Citibank, Jardine Fleming, ANZ, Chase Chemical
Bank, Goldman Sach, dan lain-lain telah membuka cabang dan subsidiaries anak perusahaan, red. yang berdasarkan syariah. Dalam dunia pasar modal pun, Islamic
Fund Reksa Dana Syariah kini ramai diperdagangkan. Suatu hal yang mendorong singa pasar modal dunia, Dow Jones untuk menerbitkan Islamic Dow Jones Index.
Oleh karena itu, tak heran jika Scharf, mantan direktur utama Bank Islam Denmark
yang beragama Kristen itu menyatakan bahwa bank Islam adalah partner baru dalam pembangunan.
Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia. Berdiri tahun 1991, bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia MUI dan
pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia ICMI dan beberapa pengusaha muslim. Bank ini sempat terimbas oleh krisis moneter pada
akhir tahun 90-an sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada periode 1999-2002
dapat bangkit dan menghasilkan laba. Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah di atur dalam Undang-undang yaitu UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan
UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan. Hingga tahun 2007 terdapat 3 institusi bank syariah di Indonesia yaitu Bank
Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah. Sementara itu bank umum yang telah memiliki unit usaha syariah adalah 19 bank diantaranya
merupakan bank besar seperti Bank Negara Indonesia Persero dan Bank Rakyat Indonesia Persero. Sistem syariah juga telah digunakan oleh Bank Perkreditan
Rakyat, saat ini telah berkembang 104 BPR Syariah.
2.2.2 Pengertian Bank Syariah