selektor harus memiliki kriteria tertentu terhadap bahan koleksi yang akan mereka layangkan kepada masyarakat pengguna informasi.
Kelompok pembaca dapat ditinjau dari berbagai sudut, antara lain : 1.
Usia Kelompok Pembaca Selektor harus memiliki pengetahuan dalam menentukan bahan
pustaka mana yang boleh dan tidak boleh dilayangkan kepada pembaca dengan memprediksi kesesuaian bahan pustaka tersebut
dengan usia pembaca.
2. Pendidikan Kelompok Pembaca
Seorang selektor harus memprediksi kesesuaian suatu bahan pustaka dengan pendidikan kelompok pembaca, karena beberapa kalangan
pembaca tentu memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda - beda. Tentu sangat tidak mungkin seseorang yang memilikki latar
belakang pendidikan sosial disuguhi bahan pustaka yang berhubungan dengan bidang kedokteran.
3. Keterbatasan Fisik Kelompok Pembaca
Selektor harus mampu menyeleksi bahan - bahan pustaka yang dibutuhkan oleh kelompok pembaca yang memiliki keterbatasan
fisik. Misalnya dengan menyediakan bahan - bahan pustaka bagi saudara - saudara kita yang Tuna Netra.
4. Gender Kelompok Pembaca
Seorang selektor harus mampu menyeleksi bahan - bahan pustaka dengan mellihat sudut pandang gender kelompok pembaca tersebut,
agar tercapai penyampaian informasi yang tepat sasaran. Saepudin 2009: 8
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pengguna perpustakaan terdiri dari berbagai jenis kelompok yang masing-masing kelompok memiliki kebutuhan
informasi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya yang menuntut perpustakaan untuk dapat selektif dalam memenuhi kebutuhan informasi
penggunanya.
2.6.1 DosenStaf Pengajar
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen, pasal 1 satu 2009: 2 menjelaskan yang dimaksud dengan dosen
adalah: pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Perpustakaan yang baik dapat dijadikan sebagai pusat kegiatan mahasiswa dan dosen dalam proses belajar mengajar. Kelas hanyalah tempat bertatap muka
antara mahasiswa dan dosen teaching process, selanjutnya yang terjadi adalah learning process di perpustakaan. Dosen mencari perkembangan ilmu di
perpustakaan, mahasiswa juga belajar ilmu di perpustakaaan. Agar terjadi learning process maka perpustakaan harus kuat terutama dari segi koleksi, fasilitas untuk
akses ke informasi global serta sumber daya masyarakat. Menurut Noerhayati 1987: 72 tugas dosen adalah
hanya memberikan kuliah-kuliah secara garis besarnya saja, sedangkan untuk detailnya mahasiswa diminta mengembangkan melalui buku-buku,
termasuk buku-buku yang ada diperpustakaan, kemudian mata kuliah itu diseminarkan atau didiskusikan.
Sistem seperti ini menjadikan mahasiswa harus memanfaatkan perpustakaan untuk mencari dan menelaah buku-buku yang ada di perpustakaan
dalam proses balajarnya. Selain itu, dalam menyiapkan tugas yang diberikan oleh dosen berupa tugas pengembangan, mahasiswa juga tidak terlepas dari
pemanfaatan perpustakaan. Informasi yang terkandung dalam bahan pustaka yang dimiliki di perpustakaan yang menyediakan bahan untuk mengembangkan pikiran
dan memperluas wawasan mahasiswa yang dapat mereka tuangkan dalam menyiapkan tugas tersebut.
DosenStaf pengajar merupakan sumberdaya utama untuk melayani mahasiswa. Banyak perpustakaan lebih berfokus pada dosen. Kenyataan ini tidak
mengherankan karena dosen menekankan pada koleksi dan riset. Dalam hal perubahan kebutuhan dan penggunaan informasi, dosen sama seperti mahasiswa.
Dosen generasi baru memiliki harapan yang berbeda, sedangkan dosen lama bertahan pada keadaan tradisional. Perpustakaan tradisional yang akrab dengan
mereka selama ini dirasakan sebagai bagian dari kehidupan mereka. Dosen muda lebih mudah beradaptasi dengan jurnal elektronik yang biaya langganannya lebih
murah sedangkan dosen lama lebih menyukai bentuk cetak. Jika dosen kurang memanfaatkan
sumberdaya yang disediakan, sudah dapat dipastikan
pemanfaatannya oleh mahasiswa juga akan rendah. Oleh karena itu, dialog dan fleksibilitas dalam menata berbagai kebutuhan masyarakat kampus menjadi suatu
Universitas Sumatera Utara
keharusan bagi perpustakaan. Melempangkan birokrasi untuk dosen dan staf yang bekerja keras harus diupayakan. Perpustakaan perlu memberikan layanan cepat
dalam pengiriman delivery bahan pustaka kepada dosen dan mahasiswa pascasarjana. Akses e-journal yang dilanggan oleh perpustakaan harus dapat
dilakukan dari ruang kerja dosen dan kantor jurusan.
2.6.2 Mahasiswa