Proses Penyembuhan Luka Perbandingan histopatologis kolagen parut akne dengan terapi kombinasi microneedling dan subsisi antara yang disertai platelet rich plasma dengan disertai larutan salin fisiologis

dermis. Parut rolling adalah parut yang dangkal dan lebar yang tampak berundulasi. Tidak seperti parut ice pick, lebar boxcar scar pada bagian permukaan dan dasar adalah sama. Penatalaksanaan parut akne antara lain dengan metode resurfacing seperti chemical peeling dan laser, dermabrasi, subsisi, filler, teknik punch menggunakan alat biopsi plong, dermal grafting, transplantasi lemak, 1,20,21 4,16,20-23 dan skin needling. 8,11,24,25 Karakteristik parut individual yang mencakup warna, tekstur, dan morfologi menentukan pilihan penanganan. 19,26 Gambar 2.1. Parut akne atropi. Garis kuning menunjukkan kedalaman kemampuan ablasi dan resurfacing laser CO 2 menunjukkan sistem muskuloaponeurotik superfisial dimana pita . Garis hijau fibrosa melekat, menimbulkan parut tipe rolling. Dikutip sesuai aslinya dari kepustakaan 20.

2.2 Proses Penyembuhan Luka

Proses penyembuhan luka terdiri dari beberapa fase yaitu fase koagulasi dan inflamasi sering dikelompokkan bersamaan, fase proliferasi-migrasi pembentukan jaringan, dan fase remodelling. 27,28 2.2.1 Fase inflamasi Reaksi awal terhadap terjadinya luka dapat dibagi menjadi respon vaskuler dan seluler, yang secara keseluruhan bermanifestasi sebagai respon inflamasi. Sel- sel inflamasi dan bahan kimia utamanya didaftarkan pada tabel 2.1. Cedera jaringan menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan perdarahan. Langkah pertama dari penyembuhan luka adalah hemostasis, yang dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu pembentukan suatu fibrin clot dan koagulasi. Trombosit adalah sel pertama yang tampak setelah cedera. Dengan terjadinya cedera pada sel-sel endotelial dan pembuluh darah maka kolagen serta protein matriks ekstraseluler yang lain menjadi terpapar. Terpaparnya matriks ekstraseluler, terutama kolagen fibrilar, menyebabkan trombosit diaktifkan oleh trombin pada tempat cedera, kemudian trombosit mengalami adhesi dan agregasi. Selama aktivasinya, trombosit melepaskan banyak mediator dari granulnya, yaitu serotonin, adenosine diphospate ADP, thromboxane A 28 2 , fibrinogen, fibronectin, thrombospondin, dan von Willebrand factor VIII. Oleh karena bahan-bahan kimia ini diinduksi, trombosit yang lain melekat pada matriks ekstraseluler yang terpapar dari dinding endotelial, menimbulkan suatu platelet plug yang relatif stabil. Secara bersamaan, sel-sel endotelial menghasilkan prostacyclin, yang menghambat agregasi trombosit, dengan demikian membatasi luasnya agregasi trombosit. Trombin mengubah platelet-derived fibrinogens menjadi fibrin, yang menumpuk pada platelet plug dan membentuk inti dari fibrin clot yang lebih stabil daripada platelet aggregation plug yang memperlambat atau menghentikan perdarahan. Fibrin clot ini berperan sebagai scaffold matrix untuk migrasi leukosit, fibroblas, dan sel-sel endotelial. Selain itu, trombosit mempengaruhi infiltrasi leukosit dengan melepaskan faktor-faktor kemotaktik. Trombosit juga berperanan dalam regenerasi jaringan baru dengan melepaskan beberapa faktor pertumbuhan yang terlibat dalam penyembuhan luka, termasuk transforming growth factor- α TGF-α, transforming growth factor-β TGF-β, dan platelet- derived growth factor PDGF. Faktor-faktor pertumbuhan ini memiliki efek yang besar dalam migrasi dan proliferasi sel serta pembentukan jaringan granulasi. Fungsi-fungsi ini menunjukkan bahwa trombosit tidak hanya penting dalam hemostasis, tetapi juga berperanan dalam re-epitelisasi, fibroplasia, dan angiogenesis. 27,28,29 2.2.2 Fase proliferasi Proliferasi memerlukan adanya pembentukan sawar permeabilitas re- epitelisasi, pembentukan asupan darah yang sesuai neovaskularisasi dan penguatan jaringan yang telah mengalami cedera fibroplasia. a. 28 Re-epitelisasi merupakan proses yang bertanggungjawab dalam mengembalikan suatu epidermis yang utuh setelah cedera pada kulit. Secara umum, re-epitelisasi melibatkan beberapa proses, yaitu: migrasi keratinosit epidermal dari tepi luka, proliferasi keratinosit yang digunakan untuk menambah epithelial tongue yang meningkat dan bermigrasi, diferensiasi neo-epithelium menjadi epidermis yang berlapis, pengembalian zona membran basal yang utuh yang menghubungkan epidermis dengan dermis di bawahnya, dan repopulasi sel-sel khusus yang mengatur fungsi sensoris sel Merkel, pigmentasi melanosit, dan fungsi imun sel Langerhans. Beberapa Re-epitelisasi. stimulus yang dianggap penting untuk re-epitelisasi adalah TGF- β, keratinocyte growth factor KGF, dan epidermal growth factor EGF. b. 28,29 Istilah fibroplasia digunakan untuk menggambarkan suatu proses proliferasi fibroblas, migrasi fibrin clot, produksi kolagen baru dan produksi protein matriks lainnya, demikian juga regulasi sitokin. Proses ini berperanan dalam pembentukan jaringan granulasi selama penyembuhan luka. Fibroplasia. 28 Sebagai respon awal terhadap cedera, fibroblas pada tepi luka mulai berproliferasi dan sekitar hari keempat mulai bermigrasi menuju matriks sementara dari clot. Fibroblas memiliki beberapa fungsi dan dapat melakukan perubahan fenotip selama suatu periode waktu untuk melaksanakan fungsi yang berbeda tersebut. Pertama, fibroblas bermigrasi kemudian menghasilkan banyak materi matriks, termasuk kolagen, proteoglikan, dan elastin. Bila fibroblas telah bermigrasi ke luka, fibroblas secara bertahap mengganti fungsi utamanya untuk sintesis protein dan berubah menjadi fenotip profibrotik. Pada lingkungan yang asam, rendah oksigen, fibroblas berproliferasi, sehingga pada kondisi optimal, menghasilkan protein matriks. Fibroblas juga dimodulasi menjadi fenotip miofibroblas yang berperanan pada kontraksi luka. Beberapa faktor pertumbuhan berperan dalam migrasi fibroblas tabel 2.2. c. 27,28,29 Angiogenesis merupakan perkembangan pembuluh darah baru atau neovaskularisasi melalui pertumbuhan dari pembuluh yang telah ada sebelumnya. Beberapa faktor pertumbuhan telah ditunjukkan berperanan Angiogenesis. penting dalam angiogenesis luka termasuk VEGF, angiopoietin, FGF, dan TGF- β. Tabel 2.1. Sel-sel inflamasi dan protease bahan kimia 28,29 TIPE SEL 29 PROTEASE BAHAN KIMIA EFEK ATAU SUBSTRAT UTAMA Sel mast Histamin Heparin Serotonin tPA PAF Protease-3 MMP-9 Triptase Chymase Leukotrien Vasopermeabilitas, vasodilatasi, proliferasi sel endotelial Antikoagulasi, fibrinolisis Vasokonstriksi Proliferasi fibroblas, collagen cross-linking Plasminogen Aktivasi dan agregasi platelet Trypsin-like effect Gelatin, kolagen IV dan V ProMMP-3, uPA ProMMP-1, -3 Kemotaksis untuk granulosit Neutrofil Elastase MMP-8 MMP-9 MT1-MMP Heparanase Elastin, proteoglikan, kolagen III, V Kolagen I, III, VII, dan X Gelatin, kolagen IV dan V ProMMP-2, -13, kolagen I, III, fibronektin Heparan sulfate proteoglycans Eosinofil MMP-1 MMP-9 β- glukuronidase Kolagen I,III,VII, dan X Gelatin, kolagen IV dan V Proteoglikan Basofil Histamin Vasopermeabilitas, vasodilatasi, proliferasi sel endotelial Monosit makrofag MMP-9 MMP-12 MT1-MMP tPA PDGF, IGF-1, FGF,TGF,EGF Gelatin, kolagen IV dan V Elastin, kolagen IV, laminin, fibronektin ProMMP-2, -13, kolagen I, III, fibronektin Plasminogen tabel 2 Limfosit T MMP-2 MMP-9 Gelatin, kolagen VI, V, dan I, laminin, fibronektin, proMMP-9, -13 Gelatin, kolagen IV dan V 2.2.3 Fase remodelling Fase remodelling mencakup deposisi materi matriks dan perubahan selanjutnya. Remodelling berlangsung melalui seluruh proses perbaikan luka, dari matriks sementara fibrin clot yang mengandung banyak fibronektin, hingga jaringan granulasi yang kaya kolagen tipe III dan pembuluh darah serta parut matur yang predominan kolagen tipe I dengan lebih sedikit pembuluh darah. 27,28,29 Tabel 2.2. Faktor-faktor pertumbuhan dalam penyembuhan luka FAKTOR PERTUMBUHAN 28,29 EFEK EGF Migrasi, proliferasi, diferensiasi, re-epitelisasi keratinosit epidermal FGF-1,-2 Proliferasi fibroblas dan keratinosit; proliferasi, migrasi, ketahanan sel endotelial, angiogenesis IGF Proliferasi sel KGFFGF-7 Proliferasi keratinosit PDGF Kemotaksis, proliferasi, kontraksi fibroblas TGF- α Sama dengan EGF TGF- β1,-β2,-β3 Kemotaksis fibroblas, deposisi matriks ekstraseluler, inhibisi proliferasi sel, inhibisi sekresi inhibitor protease; migrasi, ketahanan sel endotelial, angiogenesis VEGF Proliferasi, migrasi, ketahanan sel endotelial, peningkatan vasopermeabilitas, angiogenesis 2.2.4 Kolagen dalam penyembuhan luka Kolagen bervariasi secara genetik dan struktural. Semua kolagen memiliki struktur tripel heliks tetapi berbeda dalam struktur primer dari rantai polipeptidanya. Kolagen merupakan komponen yang penting dari semua fase penyembuhan luka. Setelah cedera, kolagen yang terpapar kontak dengan darah dan menimbulkan agregasi trombosit serta aktivasi faktor kemotaksis yang terlibat dalam respon terhadap cedera. Kemudian kolagen menjadi dasar dari matriks ekstraseluler luka. Fibroblas yang berinvasi mensintesis dan mensekresikan kolagen tipe I dan III untuk membentuk matriks baru. Jumlah total kolagen meningkat pada awal perbaikan luka, mencapai maksimum antara dua dan tiga minggu setelah cedera. Selama awal penyembuhan luka, kolagen tipe III merupakan kolagen utama yang disintesis. Kolagen tipe III pertama dijumpai setelah 48-72 jam dan maksimal disekresikan setelah 5-7 hari. Dengan penutupan luka, terjadi pergantian kolagen secara bertahap, dimana kolagen tipe III mengalami degradasi dan sintesis kolagen tipe I meningkat. Regulasi sintesis kolagen dikendalikan pada beberapa tingkatan. Sejumlah faktor pertumbuhan termasuk TGF- β dan FGF memiliki pengaruh yang besar pada ekspresi gen kolagen. Deposisi dan remodelling kolagen juga dikendalikan oleh berbagai proteinase yang mendegradasi kolagen Gambar 2.2. 28,30 28 Gambar 2.2. Sintesis, degradasi, dan regulasi kolagen pada perbaikan luka. Dikutip sesuai aslinya dari kepustakaan 28. sitokin, faktor pertumbuhan DNA genomik kolagen Messenger RNA transkripsi Rantai polipeptida translasi Mg 2+ , Zn 2+ Prokolagen tripel heliks hidroksilasi, glikosilasi O 2 , vitamin C Tropokolagen pembelahan peptida terminal fibril kolagen cross linking O 2 fragmen kolagen degradasi Matrix metalloproteinases

2.3 Terapi Microneedling Terapi Induksi Kolagen Perkutaneus Dermaroller Skin Needling