-
larutan anilin biru
-
larutan light green 2
-
larutan glacial acetic acid
3.8.2 Cara Kerja a. Dilakukan anamnesis untuk mengetahui apakah subyek memenuhi
kriteria inklusi dan tidak termasuk kriteria eksklusi. Pasien yang termasuk kriteria inklusi dan tidak termasuk kriteria eksklusi diberikan
penjelasan tentang tindakan dan penelitian yang dilakukan, kemudian subyek menandatangani informed consent.
b. Wajah pasien dibersihkan dengan povidon iodine 10 dan NaCl 0,9,
kemudian dioleskan anastesi topikal Lidokain 9,6 pada kulit wajah pasien, kemudian ditunggu selama 30 menit.
c. Dilakukan biopsi plong dengan menggunakan alat biopsi plong 1,5 mm pada salah satu daerah parut akne tipe rolling. Spesimen yang diperoleh
difiksasi dengan formalin untuk kemudian dibawa ke laboratorium untuk pemeriksaan histopatologi untuk mendapatkan gambaran histopatologi
jaringan kolagen sebelum diterapi, ahli patologi anatomi tidak mengetahui spesimen mana yang diterapi menggunakan PRP.
d. Dilakukan pengambilan darah dari vena lengan bawah sebanyak 10 cc, kemudian dimasukkan ke dalam vacutainer yang mengandung
antikoagulan asam sitrat 3,8 . e. Sampel darah ini kemudian diproses hingga mendapatkan PRP, dengan
cara melakukan sentrifugasi terhadap sampel darah dengan menggunakan
alat centrifuge, 2000 rpm selama 10 menit, kemudian lapisan yang mengandung PRP diaspirasi ke dalam tube yang steril, lalu dilakukan
vortex 2000 rpm selama 2 menit untuk mengaktifkan α- granule.
f. Microneedling disterilkan menggunakan Perboric acid, sodium salt 40 sampai 60 selama 15 menit.
g. Wajah pasien dibersihkan dengan kasa steril untuk mengangkat krim anastesi yang melekat di kulit.
h. Dilakukan terapi microneedling pada parut akne tipe rolling lainnya dengan menggunakan roller ukuran 1,5 mm dengan arah berbentuk star-
like dengan tekanan sekitar 5 N 500 gram sampai tampak bintik-bintik perdarahan.
i. Setelah seluruh wajah selesai dilakukan microneedling, dilakukan subsisi pada parut akne tipe rolling menggunakan jarum no.27G.
j. PRP disuntikkan menggunakan spuit dengan jarum no.27 G pada parut akne tipe rolling sampai terlihat menonjol di salah satu pipi, diikuti
dengan pengolesan PRP. k. NaCl 0.9 disuntikkan menggunakan spuit dengan jarum no.27G pada
parut akne tipe rolling sampai terlihat menonjol di pipi lainnya, diikuti dengan pengolesan NaCl 0.9
l. Daerah yang telah diterapi dioleskan salep gentamisin. m. Pasien diingatkan agar tidak mencuci ataupun melakukan manipulasi lain
di daerah wajah selama 12 jam. n. Seluruh tindakan tersebut di atas diulang kembali 4 minggu kemudian,
kecuali tindakan biopsi plong.
o. Empat minggu kemudian, kembali dilakukan biopsi plong dengan menggunakan alat biopsi plong ukuran 1,5 mm pada daerah pipi kiri dan
kanan. Spesimen yang diperoleh difiksasi dengan formalin untuk kemudian dibawa ke laboratorium untuk pemeriksaan histopatologi untuk
mendapatkan gambaran histopatologi jaringan kolagen setelah tindakan terapi. Ahli patologi anatomi tidak mengetahui spesimen mana yang
diterapi dengan PRP. p. Hasil pemeriksaan kemudian ditabulasi dan dilakukan analisis statistik
untuk menilai perbedaan
q. Biopsi plong dilakukan dengan cara: 1. Setelah kulit dibersihkan dengan larutan antiseptik dan dilakukan
anastesi lokal, punch dipegang dengan tangan kanan antara ibu jari, jari tiga, dan jari empat, jari dua di atas alat punch.
2. Kulit sekitar daerah yang akan dibiopsi diregangkan dengan menggunakan ibu jari dan jari dua tangan kiri dengan arah berlawanan
dengan garis relaxed skin tension lines sehingga pada waktu punch diangkat akan meninggalkan luka berbetuk oval atau elips.
3. Punch ditekan arah vertikal kulit yang akan dibiopsi sambil diputar hingga kedalaman mencapai lapisan subkutan. Lalu punch dilepas.
4. Jaringan biopsi diangkat dengan pengait dan bagian dasarnya dipotong dengan gunting.
5. Perdarahan yang terjadi dihentikan dengan melakukan penekanan dilanjutkan dengan menjahit.
r. Pemeriksaan histopatologi dilakukan oleh dokter spesialis Patologi Anatomi dengan menggunakan pewarnaan hematoksilin eosin HE dan
Masson’s trichrome stain MTS. s. Cara melakukan pemeriksaan histopatologi:
1. Jaringan dimasukkan ke dalam gelas beaker berisi alkohol 70 dalam inkubator bersuhu 60
2. Dilakukan proses penjernihan dengan memindahkan jaringan tersebut ke dalam gelas beaker berisi larutan benzol dan diinkubasi
selama 3 jam dalam inkubator bersuhu 60 C selama 45 menit
3. Dilakukan impregnasi, yaitu penyusupan lilin parafin ke dalam jaringan, jaringan tersebut dipindahkan ke dalam gelas beaker berisi
lilin parafin, diinkubasi selama 3 jam dalam inkubator bersuhu 60 C
4. Jaringan dimasukkan ke dalam cetakan berisi lilin parafin panas, selanjutnya didinginkan hingga membeku dan membentuk blok
parafin, proses ini disebut embedding C
5. Blok parafin dipotong hingga ketebalan 4-6 mikron dengan menggunakan mikrotom
6. Potongan tipis jaringan ditempatkan pada gelas objek 7. Dilakukan deparafinisasi dengan cara:
-
Preparat dimasukkan ke dalam xylol selama 2 menit
-
Dicelupkan ke dalam HCl 2 sebanyak 10 celup
-
Dicelupkan ke dalam alkohol 80 sebanyak 10 celup
-
Dibilas dengan air mengalir 8. Dilakukan pewarnaan HE dengan cara:
-
Preparat dimasukkan ke dalam larutan hematoksilin selama 2 menit
-
Dicuci dengan air mengalir selama 2 menit
-
Dicelupkan ke dalam HCl 2 selama 10 celup, lalu dicuci dengan air mengalir selama 1 menit
-
Dicelupkan ke dalam larutan amoniak 2 sebanyak 2 celup
-
Preparat dimasukkan ke dalam larutan eosin selama 2 menit
-
Dicelupkan ke dalam alkohol 96 sebanyak 10 celup
-
Preparat dimasukkan ke dalam larutan carboxylol selama 1 menit
-
Dimasukkan ke dalam larutan xylol selama 1 menit, sisa xylol dibuang dan ditetesi etilen, kemudian sediaan ditutup dengan
kaca penutup 9. Dilakukan pewarnaan MTS dengan cara:
-
Dilakukan fiksasi dengan Bouin atau formalin buffered neutral 10.
-
Potongan parafin dipotong dengan ukuran 6 mikron.
-
Dilakukan deparafinisasi dan hidrasi dengaan air suling.
-
Dilakukan pewarnaan dengan larutan Bouin selama 1 jam dengan suhu 56
-
Dilakukan pendinginan dan pencucian dengan air yang mengalir sampai warna kuning menghilang.
C.
-
Dilakukan pembilasan dengan air suling.
-
Direndam dengan larutan Weigert’s iron hematoxylin selama 10 menit, kemudian dilakukan pencucian dengan air mengalir
selama 10 menit.
-
Dilakukan pencucian dengan air suling.
-
Direndam dengan larutan Biebrich scarlet-acid fuchsin selama 2 menit.
-
Dilakukan pencucian dengan air suling.
-
Direndam dengan larutan Phosphomolybdic-phosphotungstic acid selama 10 – 15 menit sebelum larutan anili biru.
Aqueous phosphotungstic acid 5 selama 15 menit sebelum light green counterstain, kemudian larutan dibersihkan.
-
Direndam dengan larutan anilin biru selama 5 menit atau larutan light green selama 1 menit.
-
Dilakukan pembilasan dengan air suling.
-
Direndam dengan larutan glacial acetic selama 3 – 5 menit, kemudian larutan dibersihkan.
-
Dilakukan dehidrasi dengan alkohol 95, alkohol absolut, dan dijernihkan dengan xylene, masing-masing 2 changes.
-
Mount dengan Permount atau Histoclad.
3.9. Kerangka Operasional