2.3 Terapi Microneedling Terapi Induksi Kolagen Perkutaneus Dermaroller Skin Needling
Microneedling merupakan suatu proses dimana produksi kolagen fisiologis dirangsang tanpa menyebabkan kerusakan permanen pada lapisan epidermis kulit
dengan menggunakan roller yang terdiri dari jarum-jarum. Untuk parut akne, biasa digunakan roller yang terdiri dari 96 jarum dengan ukuran panjang jarum
1,5 mm Gambar 2.3. Selain ukuran tersebut, juga terdapat roller yang terdiri dari 192 jarum, dengan panjang jarum 0,13 mm, 0,3 mm, dan 1,5 mm. Microneedle
yang halus akan menembus jaringan parut Gambar 2.4. Pengguliran silinder pada permukaan kulit menimbulkan micro-channels pada stratum korneum,
melalui micro-channels ini setiap substansi yang digunakan pada kulit akan mendapatkan jalur menuju lapisan kulit yang lebih dalam. Pada saat yang sama,
pengguliran yang dilakukan dengan arah star-like mengakibatkan terjadinya trauma kecil yang terkontrol pada dermis, yang secara fisiologis bereaksi
menghasilkan kolagen.
24,25
Tekanan yang diperlukan dalam menggulirkan roller tersebut adalah sebesar 5 N 500 gram.
Induksi kolagen perkutaneus dihasilkan dari respon alami terhadap luka pada kulit, meskipun luka tersebut kecil.
6
30
Pada terapi microneedling, jarum akan mencapai dermis dan fase inflamasi dimulai. Kapiler kulit ruptur dan kemudian
sel darah dan serum menuju sekeliling jaringan. Platelet menyebabkan clotting dan melepaskan faktor kemotaktik seperti platelet-derived growth factor PDGF,
transforming growth factor TGF dan fibroblast growth factor FGF yang menginisiasi invasi platelet yang lain, leukosit dan fibroblas.
24,25
Neutrofil bekerja pada jaringan yang telah ‘dirusak’ dengan membuang debris dari kolagen yang
lama dan telah dirusak. Reaksi ini bersifat otomatis dan menimbulkan aktifitas yang mengakibatkan fibroblas diinstruksi untuk memproduksi lebih banyak
kolagen dan elastin. Re-epitelisasi terjadi dalam beberapa jam setelah needling, dan berkaitan dengan migrasi keratinosit. Bila keratinosit telah bergabung, mulai
dihasilkan seluruh komponen untuk menyusun kembali membran basal dengan laminin dan kolagen tipe IV dan VII. TGF merupakan agen kemotaktik yang kuat
untuk fibroblas yang bermigrasi ke kulit dalam 48 jam setelah cedera dan mulai menghasilkan kolagen tipe I, kolagen tipe III, elastin, glikosaminoglikan, dan
proteoglikan. Remodelling jaringan berlanjut dalam beberapa bulan setelah cedera. Dalam masa 6-12 bulan, kolagen tipe III secara bertahap digantikan oleh
kolagen tipe I. Kombinasi dari trauma yang terkontrol pada dermis dan masukan bahan eksternal menyebabkan produksi kolagen alami yang optimal dan deposisi
kolagen pada taut epidermodermal. Penghantaran bahan-bahan terapetik transdermal untuk terapi kosmetik terbatas
pada molekul kecil dan lipofilik oleh adanya sawar stratum korneum. Teknologi microneedle dapat mengatasi sawar ini.
25
31
Kim dkk 2012 meneliti tentang penghantaran obat transdermal menggunakan disk microneedle roller pada model
tikus tidak berambut, dan menyimpulkan bahwa disk microneedle roller dapat digunakan untuk penghantaran obat transdermal dan microneedle dapat dipilih
sesuai dengan panjang yang sesuai untuk masing-masing aplikasi.
32
Gambar 2.3. Roller yang digunakan pada terapi microneedling Dikutip sesuai aslinya dari kepustakaan 24
Gambar 2.4. Gambaran histologis kulit menunjukkan tempat tusukan jarum, dimana jarum berpenetrasi tanda panah dan secara umum
membagi sel-sel satu dengan yang lainnya, bukan cenderung memotong melalui sel-sel tersebut. Jalur yang terbentuk
melengkung, mencerminkan jalur jarum saat digulirkan ke arah dalam dan luar pada kulit. Lubang berkisar sebesar empat sel dan
akan cepat menyembuh. Tampak epidermis, khususnya stratum korneum intak kecuali pada lubang-lubang kecil ini. hematoxylin-
eosin, original magnification-40. Dikutip sesuai dengan aslinya dari kepustakaan 33.
Majid melaporkan penelitian tentang terapi microneedling pada 36 pasien dengan parut atropi pada wajah, dan menyimpulkan bahwa terapi ini merupakan
pilihan terapi yang sederhana dan efektif untuk penatalaksanaan parut atropi pada wajah.
34
Terapi ini juga pernah dilaporkan penggunaannya untuk penanganan kerut dan kelemahan kulit.
35
Huh dkk 2008 melaporkan bahwa penggunaan microneedle dapat meningkatkan penghantaran obat transepidermal.
36
Dalam hal penanganan parut akne, Kim dkk 2009, melaporkan bahwa parut tipe ice pick
merupakan indikasi terbaik untuk terapi microneedle, meskipun tipe rolling dan boxcar juga menunjukkan perbaikan.
8
Banyaknya terapi yang dibutuhkan tergantung pada respon kolagen individual dan hasil yang diharapkan.
Kebanyakan pasien memerlukan 3-4 kali terapi dengan jarak sekitar 4 minggu.
37,38
Pada suatu penelitian yang dilakukan oleh Aust dkk 2008, setelah terapi menggunakan microneedling, secara histologis didapatkan bahwa kolagen tampak
tersusun dalam suatu pola ‘lattice’ yang normal dan bukan berupa berkas-berkas paralel seperti yang tampak pada parut. Gambar 2.5
35
Keuntungan utama dari induksi kolagen perkutaneus adalah pasien tidak mengalami luka terbuka, dengan demikian memerlukan fase penyembuhan yang
singkat. Karena proses ini hanya menimbulkan celah pada epidermis, dan epidermis tidak terbuang, tidak ada paparan terhadap udara dan tidak ada resiko
hiperpigmentasi atau hipopigmentasi paska inflamasi.
35,39
Data yang ditunjukkan oleh Aust, dkk 2008 dalam penelitian tentang efek terapi induksi kolagen
perkutaneus pada epidermis, melanosit, dan penanda pigmentasi interleukin-10 dan melanocyte-stimulating hormone pada hewan percobaan tampak bahwa
terapi ini tidak menginduksi dispigmentasi setelah tindakan terapi.
40
Microneedling umumnya dapat ditoleransi dengan baik, tetapi setelah terapi dapat dijumpai adanya eritema, hingga 2-3 hari. Kulit mungkin juga terasa hangat,
ketat, dan gatal yang sementara, secara nomal menghilang dalam 12-48 jam.
41
2.4 Subsisi