Sumber: Hasil Pengkajian Puslitbang Permukiman Dep. Kimpraswil tahun 2000
2.8 Kesimpulan Studi Banding
Kesimpulan dari studi banding yang dilakukan adalah: 1.
Selain unit-unit town house, diperlukan juga fasilitas bersama, seperti taman atau fasilitas olahraga.
2. Untuk kompleks town house dengan jumlah unit yang banyak, sebaiknya
disedikan ruang-ruang bersama. 3.
Hirarki ruang dibedakan oleh peletakan ruang tersebut dalam unit rumah. 4.
Ruang yang sifatnya publik atau semi publik biasanya fleksibel, tanpa sekat permanen.
5. Parkir mobil pribadi dapat diletakkan di garasi basemen atau di bagian
belakang rumah agar tidak terlalu mendominasi tampak. 6.
Perletakkan unit-unit dapat dibuat dinamis, untuk menghindari kemonotonan ruang.
7. Sebaiknya ada dua akses untuk masuk ke dalam unit town house, jalur
utama dari jalur servis. Jalur utama langsung menuju ruang utama ruang tamu atau ruang keluarga, sedangkan jalur servis dapat melewati jalan
belakang atau garasi. 8.
Harus diperhatikan juga, parkir untuk tamu. 9.
Fasilitas bersama seperti club house, harus mudah dijangkau dari semua unit town house.
10. Pada umumnya unit town house memiliki paling sedikit 2 kamar tidur.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
11. Fungsi kepemerintahan untuk sebuah komplek town house sistem RT
pada umumnya belum. 12.
Untuk fasilitas cuci dan jemur, dapat diletakkan di bagian belakang dan tidak terlihat dari luar.
13. Umumnya fasilitas keamanan diperlukan dan diletakkan di gerbang masuk
komplek town house. 14.
Dalam sebuah komplek town house bisa terdapat beberapa macam tipe bangunan, yang diklasifikasikan berdasarkan luas lahan dan letaknya.
15. Dan studi banding yang telah dilakukan, desain town house pada umumnya
bergaya modern dan berkonteks urban. Hal ini berkaitan dengan citra gaya hidup yang dijalani oleh masyarakat kota pada umumnya, yakni modern
dan eksklusif. 16.
Karena town house adalah jenis hunian dengan dua sisi yang menjadi satu dengan sisi hunian sebelahnya, maka otomatis hanya ada dua sisi depan
dan belakang yang menghadap langsung ke arah ruang terbuka. Dari studi banding yang telah dilakukan, pada umumnya town house memiliki bukaan
yang cukup lebar untuk memenuhi kebutuhan cahaya dan udara masuk ke dalam bangunan. Biasanya di satu unit, terdapat taman belakang yang
merupakan ruang pribadi. Hal tersebut juga merupakan salah satu penanganan terhadap masalah pertukaran udara tadi.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
BAB III PENERAPAN TEMA KE DALAM KASUS PROYEK
3.1
Pengertian Arsitektur Ekologis
Tema yang diangkat oleh Penulis adalah tema Arsitektur Ekologis, yang dalam penerapannya diharapkan desain bangunan dapat memberikan dampak yang
positif bagi pengguna bangunan dan lingkungan di sekitarnya. Dimana bangunan kantor yang akan didesain akan memiliki sistem alamiah yang diharapkan akan
mampu memberikan kenyamanan, kesehatan bagi penggunanya, serta dapat ikut berperan dalam memperbaiki ekosistem pada kawasan perencanaan secara luas.
Untuk memahami makna, maksud serta prinsip dari Arsitektur Ekologis, Penulis akan menjabarkannya pada pemahaman pada bab ini.
Hal yang perlu dipahami pertama adalah makna dari Ekologi, Ekologi adalah: ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan
lingkungannya. Istilah Ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernst Haeckel, pada tahun 1869 sebagai ilmu interaksi antara segala jenis makhluk hidup dan
`
lingkungannya
1
Dalam perkembangannya, pemahaman dari konsep dasar Ekologi dikembangkan ke dalam sebuah desain Arsitektur, sehingga muncul sebuah konsep
desain yang baru di dalam dunia arsitektur yakni Arsitektur Ekologis. Arsitektur Ekologis, berasal dari kata arsitektur dan Ekologi. Dimana Arsitektur memiliki
Haeckl, 1869.
1
Haeckl, Ernest. 1869, Paleoecology
56
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
makna seni dan ilmu dalam merancang bangunan, yang mencakup perancangan keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota,
perancangan kota, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain furniture dan produk, dan Ekologi yang berasal dari bahasa Yunani dapat diartikan sebagai
ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya misalnya iklim, tanah, air, dan lainnya.
Sehingga pada akhirnya Arsitektur Ekologis dapat dimaknai sebagai dimensi Ekologis dalam arsitektur yang penuh perhatian kepada lingkungan alam dan sumber
alam terbatas. Arsitektur Ekologis juga dapat dimaknai sebagai pembangunan lingkungan binaan sebagai kebutuhan hidup manusia dalam hubungan timbal balik
dengan lingkungan alamnya. Arsitektur Ekologis merupakan penggabungan arsitektur dan Ekologi, yaitu konsep yang juga mempertimbangkan keberadaan dan kelestarian
alam, disamping konsep-konsep arsitektur bangunan itu sendiri.
3.2 Teori Arsitektur Ekologis