Pusat penelitian dan pengembangan permukiman departemen pekerjaan

3.3.2 Pusat penelitian dan pengembangan permukiman departemen pekerjaan

umum Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Departemen Pekerjaan Umum memiliki prinsip dalam klasifikasi tanaman dan fungsinya, antara lain: a. Penyerap CO 2 dan Polutan. Tanaman penghijau bangunan dapat dibagi berdasarkan kemampuan pohon sebagai penyerap CO2 dan polutan udara serta kemampuan meredam kebisingan dan juga tanaman produktif. Antara lain dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Palem kuning pandanus utiis. 2. Pisang-pisangan Heliconia. Rata-rata emisi tahunan karbondioksida CO 2 di dunia meningkat pesat tiga kali lipat pada kurun mulai tahun 2000 hingga sekarang, bila dibandingkan dengan era tahun 1990-an. Berdasarkan penelitian yang dilaporkan dalam Proceeding of National Academy of Sciences ditemukan fakta bahwa rata-rata pertambahan emisi karbondioksida meningkat dari 1,1 persen per tahun pada 1990 menjadi 3,3 persen per tahun pada tahun 2000 Damayanti, 2007. Pada zaman pra-industri sebelum tahun 1850 konsentrasi CO 2 masih sekitar 290 ppm, sedang pada tahun 1990 konsentrasinya telah meningkat menjadi 353 ppm. Peningkatan suhu rata-rata bumi sebesar 0,5ºC telah dicatat. Dengan pola konsumsi energi dan pertumbuhan ekonomi seperti sekarang, UNIVERSITAS SUMATRA UTARA maka diperkirakan pada tahun 2100 konsentrasi CO 2 akan meningkat dua kali lipat dibanding zaman industri, yaitu sekitar 580 ppm. Dalam kondisi demikian berbagai model sirkulasi global memperkirakan peningkatan suhu bumi antara 1,7-4,5ºC NAK Protokol Kyoto. Kementerian Negara Lingkungan Hidup KLH menyebutkan selama kurun waktu lima tahun 2003-2008 total sumber emisi karbondioksida CO 2 di Indonesia setara dengan 638,975 giga ton CO 2 Anonim, 2009. CO 2 dapat berkurang karena terserap oleh lautan dan diserap tanaman untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Namun aktifitas manusia yang melepaskan karbondioksida ke udara jauh lebih cepat dari kemampuan alam untuk menguranginya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah lingkungan ini adalah menggunakan tanaman yang dapat menyerap polutan. Terdapat beberapa tanaman yang dapat memenuhi fungsi tersebut, antara lain Sansevieria, Clorophytum, Aglaonema, Dracaena, Phylodendron, dan Syngonium Henley et al, 2006 3. Lidah mertua sanseviera trifaciata laurentii. Sansevieria sp. merupakan tanaman yang memiliki tingkat efektivitas tinggi dalam penyerapan emisi CO 2 . Atas dasar inilah Sansevieria sp. dapat dimanfaatkan sebagai penyerap emisi CO 2 yang efektif di lingkungan, khususnya di tepi jalan yang merupakan daerah kontak langsung dengan emisi CO 2 yang umumnya berasal dari kendaraan UNIVERSITAS SUMATRA UTARA bermotor. Penanaman Sansevieria sp. perlu digalakkan agar penyerapan gas buang kendaraan yang teremisikan dapat segera diserap secara alami. Akan tetapi semakin sempitnya lahan tepian jalan mengakibatkan terbatasnya pula penanaman tanaman penyerap polutan. Oleh karena itulah diperlukan suatu inovasi cerdas untuk menghemat lahan penanaman yakni media taman vertikultur. Media taman vertikultur Sansevieria sp. yang digunakan berupa rangkaian media taman yang disusun pada atap bangunan pertokoan pada kawasan perkotaan. Cara ini merupakan cara yang baik untuk memanfaaatkaan atap bangunan pertokoan sehingga tidak memerlukan pembukaan lahan baru. Selain itu, media taman vertikultur seperti ini dapat menambah nilai estetika atap bangunan pertokoan yang cenderung monoton. Selain dari segi estetika, pemilihan atap bangunan pertokoan dimaksudkan agar tanaman Sansevieria sp. juga dapat berfotosintesis pada malam hari dengan lebih efektif Guntur Rudy Hartono, 2010. 4. Clorophytum. 5. Sri rejeki Aglaonema Costatum. 6. Dracaena. 7. Phylodendron. 8. Syngonium. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah lingkungan ini adalah menggunakan tanaman yang dapat menyerap polutan. Beberapa jenis tanaman lain yang dapat memenuhi fungsi tersebut, antara lain Sanseviera, lavender, mansoa allicea, spathiphyllum, parlor ivy, feston rose plant, epipiremnum aureum, phalaenopsis, hedera helix, saintpaulia species, christmas cactus, yellow goddes, dan akar wangi Darman, 2006. 1. Lavender. 2. Mansoa Alliacea. 3. Spathiphyllum. 4. Paror Ivy. 5. Festone Rose Plant. 6. Epipiremnum Aureum. 7. Phalaenopsis. 8. Hedera Helix. 9. Saintpaulia Species. 10. Christmas Cactus. 11. Akar Wangi Vetiveria zizanioides. b. Tanaman Pengendalian Pencemaran Debu. Tanaman untuk halaman bangunan, untuk pengendalian pencemaran debu adalah jenis perdu dan semak. Semua jenis tanaman di bawah ini mampu UNIVERSITAS SUMATRA UTARA menyerap NOx = 22,53 – 54,08 , semak 16,13- 55,60 pohon 14,15- 60,65 . Jenisnya antara lain: 1. Bougenville. 2. bunga merak. c. Tanaman penyerap bau tidak sedap. 1. Kenanga. Kenanga yang mampu menebar wangi ini bisa menyerap bau tidak sedap. d. Tanaman peredam kebisingan. 1. Bambu Jepang. Bambu Jepang yang sering digunakan untuk menghiasi dinding halaman bangunan ternyata mampu meredam kebisingan. Kalau bambu Jepang ditanam rapat, sehingga cukup rimbun menghuni halaman dekat jendela dapat berfungsi penyaring udara. Sedangkan untuk taman di bagian atas bangunan bertingkat, tanaman disarankan seperti semak yang tahan terpaan angin, tahan panas, memerlukan sedikit air, namun banyak daun untuk meningkatkan daya serap CO2.

3.4 Konsep