BAB V RUMUSAN KRITERIA PERANCANGAN FISIK
5.1. RencanaRancangan Skematik
5.1.1 Denah Town house CBD Polonia eksisting
Desain town house eksisting dinilai kurang nyaman dan tidak memiliki pencahayaan alami dan pengudaraan yang baik, hal ini dikarenakan desain Town
house Eksisting pada kawasan CBD Polonia ini memiliki grid bangunan Rumah Toko, yakni 4m x 16m yang dapat kita lihat pada Gambar 5.1. Dimana tipologi
ini memiliki banyak kekurangan secara thermal dan kenyamanan fungsi ruang. Setelah dilakukan simulasi dengan software ecotect, disimpulkan bahwa tipologi
8m x 16m merupakan tipologi yang jauh lebih nyaman secara thermal dan fungsi ruang.
Tipologi 8m x 16m ini merupakan penggabungan dua unit town house. Dua unit town house ini memungkinkan pergerakan udara menjadi lebih
maksimal, sehingga memungkinkan kenyamanan thermal bagi penghuni town house. Dengan ukuran yang lebih lebar memungkinkan pencahayaan alami pada
unit town house, dimana setiap bukaan akan mampu secara maksimal menerangi unit hunian sehingga unit town house ini menjadi hemat energi. Dari
kenyamanan ruang juga sangat mempengaruhi, dimana dengan ukuran eksisting 4m x 16m ruang yang tercipta sangat sempit dan kurang nyaman, namun
dengan tipologi 8m x 16m fungsi ruang akan nyaman bagi penghuni. Untuk
162
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
melihat grid 4m x 16m yang dapat kita lihat pada Gambar 5.1
Gambar 5.1 Denah Eksisting Town house CBD Polonia Medan Sumber: Survei Lapangan
5.1.2 Denah desain town house CBD Polonia Untuk menciptakan bangunan town house yang nyaman secara thermal,
hemat energi dengan pencahayaan alami serta pengudaraa alami, mandiri dan dapat memberikan sumbangsih terhadap kawasan keseluruhan, maka penulis
memilih menerapkan tipologi town house New Jersey Housing Finance Agency yang memiliki tipologi 20m x 10m. Penulis mengaplikasikan tipologi ini dengan
maksud menciptakan desain bangunan town house yang nyaman dengan tipologi yang lebar dan mendukung konsep ekologis ini. Hal ini dapat dilihat pada
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Gambar 5.2, 5.3, 5.4, 5.5, 5.6, dan 5.7.
Gambar 5.2 Denah Desain Perencanaan Town house, Lantai 1 gambar kiri dan Lantai 2 gambar kanan
Sumber: Desain
Gambar 5.3 Denah Lantai 3 Roof Top Desain Perencanaan Town house Sumber: Desain
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Gambar 5.4 Denah Desain Lantai 1 Sumber: Desain
Gambar 5.5 Denah Desain Lantai 2 Sumber: Desain
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Gambar 5.6 Denah Desain Lantai Roof Top Sumber: Desain
Gambar 5.7 Desain Fasade Town house CBD Polonia Medan Sumber: Desain
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Gambar 5.8 Desain Fasade Town house CBD Polonia Medan Sumber: Desain
Gambar 5.9 Desain Fasade Town house CBD Polonia Medan Sumber: Desain
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Fasade bangunan mungil modern yang ringan, farnilier, dan hijau nyaman dipandang mata. Kantong Semar Nephentes yang menjadi sumber inspirasi
ciesain ini adalah tumbuhan pemangsa serangga yang hidup di hutan tropis. Kantong semar mampu menghidupi dirinya sendiri sekalipun dalam kondisi ekstrem, kondisi
ekstrem yang menyebabkan lumpuhnya kota.
5.1.2.1 Konservasi air
Dari Gambar 5.10 dapat kita lihat skema sistem konservasi yang diaplikasi, yakni :
1. Air hujan ditarnpung untuk mandi dan mencuci pakaian.
2. Pengolahan greywater dengan kolam + tanaman phytoremediasi kemudian
digunakan lagi untuk toilet flushing, siram kebun cuci mobil.
Gambar 5.10 Konservasi Air: Siklus Air di dalam Bangunan yang Mengolah Air Hujan dan Grey Water serta Menyerap Black Water dengan Bio Septik Tank
Sumber: Desain
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
3. Penggunaan bioseptictank agar air limpahan bisa langsung diresapkan ketanah.
4. Menyediakan 62.5 luas lahan sebagai kolam peresapan.
5.1.2.2 Urban farming
Pertanian lahan sempit diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan pangan sekaligus memperbaiki kualitas udara. Hal ini dapat kita lihat pada Gambar 5.11,
desain unit akan memiliki, antara lain: 1.
Ladang hortikultura. 2.
Kebun Sayur Hidroponik. 3.
Kolam ikan dan kangkung. 4.
Sampah domestik diolah menjadi kompos untuk pupuk tanaman.
Gambar 5.11 Urban Farming: Pemilihan Jenis Tanaman sangat Krusial Karena Perlu Disesuaikan dengan kondisi udara, suhu, dan Jenis Tanah Lahan
yang akan Digunakan Sumber: Desain
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Pada Gambar 5.12 dapat dilihat bagaimana sistem distribusi air pada konsep hidroponik, dimana air beserta unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman
didistribusikan menggunakan media pipa PVC, sehingga kualitas tanaman dapat dikontrol dengan baik.
Gambar 5.12 Sistem Pendistribusian Unsur Hara pada Tanaman Hidroponik Melalui Media Pipa PVC dan Meterial Botol Bekas sebagai Pot Pengganti Polibek
Sumber: Desain 5.1.2.3
Air conditioner system Sistem pengudaraan yang diaplikasikan pada desain bangunan adalah sistem
passive cooling, skema pergerakan angin pada ruangan dapat dilihat pada Gambar 5.13 dimana beberapa konsep yang diterapkan antara lain:
1. Sistem ventilasi silang.
Pipa PVC 1.5 inchi
Botol Air Mineral Bekas
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2. Chimney effectstack effect mendisain area tangga sebagai cerobong panas
yang menarik udara panes bergerak. 3.
Kolam untuk menurunkan suhu lingkungan.
Gambar 5.13 Passive cooling: Tangga Putar Memegang Peranan Penting sebagai Cerobong yang Mengalirkan dan Membuang Udara Panas ke atas
Sumber: Desain
5.1.2.4 Aplikasi Eco Material
Material yang digunakan pada proses pembangunan town house ini adalah sebagian besar merupakan daur ulang dan penggunaan material bekas dan
memiliki PEI yang sesuai.
5.1.2.5 Aplikasi material bekas pada desain bangunan
Pada teori arsitektur ekologi, Robert Bogatin mengatakan, bahwa jarak bangunan dan sumber material harus dalam radius 1.000 Km.
PEIPrimary Energy indexEmbodied Energy
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
PEI adalah sejumlah energi yang terkandung didalam sebuah material yang terakumulasi sepanjang proses manufaktur. Nilai PEI dapat digunakan sebagai tolak
ukur kadar ramah lingkungan suatu material.Semakin rendah PEI semakin ramah lingkungan material tersebut.
Aluminium PEI 127 MJ dan material turunan minyak bumi seperti UPVC PEI 67 MJ adalah contoh material yang tidak ramah lingkungan karena
membutuhkan energi yang sangat besar dalam proses pembuatannya. 1.
Drum Oli Bekas. Drum Oli bekas banyak ditemukan di Kecamatan Medan Belawan yang
berjara hanya 26 km dari CBD Polonia Medan, hal ini dapat dilihat pada Gambar 5.14.
Gambar 5.14 Jarak CBD Polonia – Belawan Sumber: Google Earth
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Jarak ini tentu masih masuk ke dalam ukuran yang diperbolehkan untuk kategori Desain Bangunan Ekologis. Drum – drum bekas ini berasal dari
sisa pemakaian Pertamina di Jetty Pertamina Belawan. Pemanfaatan kembali ini tentu akan memberikan pertambahan nilai dan fungsi bagi
drum-drum bekas ini. Material ini masuk dalam kategori PEI MJ, material ini dapat dilihat pada Gambar 5.15.
Gambar 5.15 Drum Bekas Oli Pertamina Sumber: Google Earth
2. Batu Bata.
Batu bata dengan kualitas terbaik berasal dari Riau, hal ini dikarenakan Riau merupakan kawasan yang memiliki tanah merah yang merupakan
material utama untuk pembuatan batu bata berkualitas baik, yang dapat dilihat pada Gambar 5.17 dan 5.18. Untuk itu pengaplikasian material bata
asal riau ini, jarak tempuh yang harus dicapai juga relatif tidak terlalu jauh, yakni 454 Km dari CBD Polonia merupakan site design yang dapat dilihat
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
pada Gambar 5.16, dan jarak ini masih di dalam radius yang dibenarkan untuk kategori bangunan ekologis.
Gambar 5.16 Jarak CBD Polonia – Riau Sumber: Google Earth
Gambar 5.17 Bata Tanah Merah Sumber: Google
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Gambar 5.18 Bata Tanah Merah Sumber: Google Earth
3. Semen.
Sejak zaman dahulu, Semen Padang merupakan salah satu semen terbaik di Indonesia. Kualitas Semen Padang sampai saat ini masih yang terbaik di
Pulau Sumatera. Untuk menjamin hasil yang terbaik untuk struktur dan finishing bangunan, desain yang dilakukan juga mengaplikasi material
semen Padang. Jarak yang ditempuh dari CBD Polonia ke Padang masih di dalam radius yang diperbolehkan untuk bangunan ekologis yakni 535 km,
dimensi jarak antara CBD Polonia dan Kota Padang dapat dilihat pada Gambar 5.19. Material ini masuk dalam kategori PEI MJ, yang dapat
dilihat pada Gambar 5.20.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Gambar 5.19 Jarak CBD Polonia – Padang
Sumber: Google Earth
Gambar 5.20 Produk Semen Padang
Sumber: Google Earth
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
4. Kayu.
Untuk material kayu, desain mengaplikasi kayu yang berasal dari Tarutung, Tapanuli Utara. Secara kualitas kayu Tarutung masuk dalam kategori baik
dan kualitas ekspor, yang dapat kita lihat pada Gambar 5.21, 5.22, dam 5.23. Untuk dapat mengaplikasi material kayu yang berasal dari Tarutung
ini juga tidak membutuhkan jarak yang cukup jauh, yakni 165 Km yang masih masuk ke dalam radius yang diperbolehkan untuk mengaplikasi
material untuk bangunan ekologis. Jarak tempuh ini dapat kita lihat pada Gambar 5.24. Kayu jenis Gaharu baik digunakan untuk material bangunan,
dan jenis kayu jati baik digunakan untuk perabot.
Gambar 5.21 Pohon Gaharu Sumber: Google
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Gambar 5.22 Pohon Jati Sumber: Google
Gambar 5.23 Pohon Jati Sumber: Google
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Gambar 5.24 Peta Lokasi Pohon CBD-Tarutung Sumber: Google Earth
5. Bambu.
Jarak antara CBD Polonia dan Ngarai Sianok adalah 466 Km, hal ini dapat dilihat pada Gambar 5.25.
Gambar 5.25 Peta Lokasi CBD Bukit Tinggi Sumber: Google Earth
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Kelurahan Puhun Pintu Kabun, Bukit tinggi Sumatera Barat, di daerah sekitar Ngarai Sianok merupakan lokasi yang sangat baik untuk perkembangbiakan tanaman
bambu, dimana peneliti litbang hasil hutan bukan kayu menghasilkan produk bambu yang baik untuk furniture seperti pada Gambar 5.26.
Gambar 5.26 Bambu Sumber: Google Earth
5.2 Model PenerapanPengujian