retinopati, nefropati, dan neuropati. Disamping karena kondisi hiperglikemia, ketiga komplikasi ini juga dipengaruhi oleh faktor genetik. Oleh sebab itu dapat
terjadi dua orang yang memiliki kondisi hiperglikemia yang sama, berbeda risiko komplikasi mikrovaskularnya. Namun demikian prediktor terkuat untuk
perkembangan komplikasi mikrovaskular tetap lama durasi dan tingkat keparahan diabetes Depkes RI, 2005.
Satu-satunya cara yang signifikan untuk mencegah atau memperlambat jalan perkembangan komplikasi mikrovaskular adalah dengan pengendalian kadar
gula darah yang ketat. Pengendalian intensif dengan menggunakan suntikan insulin multi-dosis atau dengan pompa insulin yang disertai dengan monitoring
kadar gula darah mandiri dapat menurunkan risiko timbulnya komplikasi mikrovaskular sampai 60 Depkes RI, 2005.
2.1.4 Diagnosis
Diagnosis klinis diabetes melitus umumnya akan diperkirakan bila ada keluhan khas gejala hiperglikemia berupa poliuria, polidipsia dan penurunan berat
badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya Scobie, 2007; Soegondo dkk, 2004. Jika keluhan khas ada maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan glukosa darah.
Pemeriksaan glukosa darah sewaktu ≥ 11, 1 mmoll 200 mgdl dan pemeriksaan
kadar glukosa darah puasa tidak adanya asupan kalori yang masuk selama minimal 8 jam
≥ 7,0 mmoll 126 mgdl Holt and Kumar, 2010; Scobie, 2007; Soegondo dkk, 2004. Diperlukan pemeriksaan kembali kadar glukosa darah
melalui hasil tes toleransi glukosa oral. Diberikan 75 gram glukosa yang dilarutkan dalam 250-350 ml air, setelah 2 jam baru diukur kadar glukosa
darahnya Holt and Kumar, 2010. Bila didapatkan kadar glukosa darah setelah 2
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
jam pemberian larutan glukosa ≥ 11,1 mmoll 200 mgdl, maka dapat dikatakan
seseorang menderita diabetes melitus Holt and Kumar, 2010; Scobie, 2007; Soegondo dkk, 2004.
Tabel 2.1 Kriteria penegakan diagnosis
Glukosa Plasma Puasa
Glukosa Plasma 2 Jam setelah makan
Normal 100 mgdL
140 mgdL Pra-diabetes
100 – 125 mgdL -
IFT atau IGT -
140 – 199 mgdL Diabetes
≥126 mgdL 200 mgdL
Keterangan: IFT
= Impaired Fasting Glucose IFG IGT = Impaired Glucose Tolerance
Sumber: Depkes RI, 2005
Untuk kelompok tanpa keluhan khas, hasil pemeriksaan kadar glukosa darah abnormal tinggi hiperglikemia satu kali saja tidak cukup kuat untuk
menegakkan diagnosis DM. Diperlukan konfirmasi atau pemastian lebih lanjut dengan mendapatkan paling tidak satu kali lagi kadar gula darah sewaktu yang
abnormal tinggi 200 mgdL pada hari lain, kadar glukosa darah puasa yang abnormal tinggi 126 mgdL, atau dari hasil uji toleransi glukosa oral
didapatkan kadar glukosa darah paska pembebanan 200 mgdL Depkes RI, 2005
Kriteria diagnosis Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association didasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa plasma baik pada keadaan
puasa Fasting Plasma GlucoseFPG atau setelah Tes Toleransi Glukosa Oral TTGO. Puasa adalah keadaan tanpa asupan makanankalori selama minimal 8
jam Depkes RI, 2005.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2.1.5 Penatalaksanaan