yang tepat, bagaimanapun, mayoritas individu dengan gagal jantung kongestif dapat mentolerir obat-obat ini tanpa masalah yang signifikan. Contoh inhibitor
ACE meliputi: kaptopril, enalapril, lisinopril, benazepril dan ramipril Kulick, 2011.
b. Angiotensin II Reseptor Blockers ARBs
Individu yang tidak mampu mentolerir dampak ACE inhibitors, dapat digunakan sebuah kelompok alternatif obat, yang disebut angiotensin receptor
blockers ARBs. Obat ini bekerja pada jalur sirkulasi yang sama dengan inhibitor ACE, tetapi kerjanya menduduki reseptor angiotensin II secara langsung Efek
samping dari obat ini mirip dengan seperti penggunaan ACE inhibitors, meskipun batuk kering jarang dijumpai. Contoh golongan ini obat meliputi: losartan,
candesartan, telmisartan, valsartan, irbesartan, dan olmesartan Kulick, 2011.
c. Beta-blocker
Hormon-hormon tertentu, seperti epinefrin adrenalin, norepinefrin, dan hormon serupa lainnya, bertindak pada reseptor beta pada berbagai jaringan tubuh
dan menghasilkan efek stimulatif. Efek hormon ini pada reseptor beta di jantung adalah kontraksi yang lebih kuat dari otot jantung. Beta-blocker adalah obat yang
menghalangi aksi hormon ini dengan menduduki reseptor beta dari jaringan tubuh. Karena diasumsikan bahwa menduduki reseptor beta dapat menekan fungsi
dari jantung, beta-blocker secara tradisional tidak digunakan pada orang dengan gagal jantung kongestif Kulick, 2011.
Penelitian telah menunjukkan manfaat klinis dari beta-blocker dalam meningkatkan fungsi jantung dan kelangsungan hidup pada individu dengan gagal
jantung kongestif yang sedang menggunakan ACE inhibitors. Keberhasilan dalam
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
menggunakan beta-blocker pada gagal jantung kongestif adalah dengan memulai dari dosis rendah dan kemudian meningkatkan dosis secara lambat Kulick, 2011.
Efek samping yang mungkin termasuk retensi cairan, hipotensi, dan kelelahan serta pusing. Beta-blocker umumnya harus tidak digunakan pada
orang dengan penyakit yang signifikan tertentu pada saluran napas misalnya, asma, emfisema. Contoh golongan obat ini adalah bisoprolol, metoprolol, dan
carvedilol Kulick, 2011.
d. Glikosida jantung
Glikosida jantung menstimulasi otot jantung untuk berkontraksi lebih kuat. Dengan kata lain, glikosida jantung adalah obat yang memperkuat kontraktilitas
otot jantung efek inotropik positif, terutama digunakan pada gagal jantung dekompensasi untuk memperbaiki fungsi pompanya. Potensi efek samping
termasuk: mual, muntah, gangguan irama jantung, disfungsi ginjal, dan kelainan elektrolit. Efek-efek samping umumnya timbul akibat dari toksisitas dalam darah
dan dapat dimonitor dengan tes darah. Dosis glikosida jantung juga perlu disesuaikan pada pasien dengan gangguan ginjal yang signifikan Gunawan,
2007.
e. Diuretik