Pengkajian Tepat Pasien Pengkajian Tepat Indikasi

tipe 2 dengan komplikasi neuropati dan retinopati. Selain itu, diagnosa tambahan adalah Gastropati erosive berdarah eclausa NSAID + Anemia eclausa Occult GI bleeding +. Penulis melakukan pemantauan terapi obat, konseling pasien untuk meningkatkan kepatuhan pasien terhadap penggunaan obat dan membuat rekomendasi pengobatan untuk tenaga kesehatan lainnya demi mendapatkan kualitas pengobatan yang terbaik mulai dari tanggal 23 April 2012 sampai tanggal 2 Mei 2012. Pemantauan terapi obat dilakukan untuk melihat apakah penggunaan obat untuk terapi pasien diberikan secara rasional dan mencegah serta mengatasi DRP. Penyampaian informasi obat disampaikan secara langsung kepada pasien atau keluarganya untuk meningkatkan pemahaman pasien mengenai obat, dan kepada tenaga kesehatan lainnya dokter dan perawat terkait dengan efektivitas obat dan stabilitas obat dalam bentuk rekomendasi kepada dokter dan perawat.

4.1 Pengkajian Tepat Pasien

Dari hasil pemeriksaan EKG dan rontgen thorax menunjukkan hasil yang tidak normal. Hasil diagnosa dokter menyatakan bahwa pasien mengalami Coronary Atrery Disease CAD + Decompensatio Cordis Kiri-Kanan fc IV. Kriteria diagnosis untuk CAD adalah adanya aterosklerosis aorta, sedangkan kriteria diagnosis untuk gagal jantung adalah adanya riwayat sesak nafas dan rasa lelah yang membatasi kemampuan melakukan aktivitas fisik dan retensi cairan yang menyebabkan kongesti paru dan edema Gunawan, 2007. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil yang tidak normal. Hasil diagnosa dokter serta hasil wawancara menyatakan pasien mengalami diabetes mellitus tipe 2 dan hipertensi stage 2. Kadar gula darah puasa normal UNIVERSITAS SUMATRA UTARA adalah 70-100 mgdL, sedangkan tekanan darah normal adalah 12080 mmHg. Tekanan darah di atas 160110 mmHg dikategorikan sebagai hipertensi stage 2 Lacy et al, 2009. Kadar hemoglobin dan hematokrit pasien juga rendah, sehingga diagnosa dokter menyatakan pasien mengalami anemia. Dari hasil anamnesa diketahui bahwa pasien menggunakan NSAID dalam jangka waktu yang lama sehingga pasien mengalami Gastropati erosive berdarah akibat penggunaan NSAID dan diagnosa dokter menyatakan bahwa anemia yang diderita pasien akibat Gastrointestinal Bleeding. Penggunaan NSAID dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan perdarahan, tukak peptik 6-31, dan gastric erosions Lacy et al,2009. Jadi, diagnosis dokter sudah tepat pasien.

4.2 Pengkajian Tepat Indikasi

Omeprazole adalah penghambat pompa proton proton pump inhibitorsPPIs yang menghambat sekresi asam lambung dengan cara memblok sistem enzim hydrogen-potassium adenosine triphosphatase proton pump pada sel parietal lambung. PPI merupakan penatalaksanaan jangka pendek yang efektif untuk pengobatan tukak lambung dan duodenum. PPI juga digunakan untuk pengobatan dan pencegahan tukak terkait penggunaan NSAID Mehta, 2009. PPI merupakan pilihan terapi yang utama untuk tukak lambung terkait NSAID Dipiro, 2008. Pemberian omeprazole sebagai pengobatan tukak lambung terkait NSAID sudah tepat indikasi. Sukralfat bekerja dengan cara memproteksi mukosa lambung dari asam- pepsin pada penderita tukak lambung atau duodenum. Sukralfat merupakan kompleks alumunium hidroksida dan sukrosa sulfat tetapi memiliki sifat antasida UNIVERSITAS SUMATRA UTARA yang rendah Mehta, 2009. Pemberian sukralfat untuk terapi tukak lambung sudah tepat indikasi. Furosemid merupakan obat standar untuk pengobatan gagal jantung dengan edema. Pada pemberian secara intravena obat ini cenderung meningkatkan aliran darah ginjal tanpa disertai peningkatan filtrasi glomerulus. Perubahan hemodinamik ginjal ini mengakibatkan menurunnya reabsorbsi cairan dan elektrolit di tubulus proksimal serta meningkatnya efek awal diuresis. Mulai kerjanya pesat, intravena dalam beberapa menit dan 2,5 jam lamanya. Eksresinya melalui saluran kemih secara utuh Gunawan, 2007. Furosemid adalah diuretik yang dapat mengurangkan akumulasi edema, baik pada paru-paru maupun bagian tubuh lain. Pengurangan cairan ini mungkin meningkatkan oksigenasi dan dengan cara demikian meningkatkan fungsi miokardial. Apabila volume preload dikurangkan dapat pula mengurangi kerja dari jantung, karena memungkinkan jantung bekerja lebih efesien. Edema yang disertai dengan gagal jantung secara umum ditangani dengan diuretik lengkungan Katzung, 2007. Pemberian injeksi furosemid secara intravena untuk terapi gagal jantung dengan edema sudah tepat indikasi. Captopril efektif untuk hipertensi ringan, sedang maupun berat. Kombinasi dengan diuretik memberikan efek sinergistik sekitar 85 pasien tekanan darahnya terkendali dengan kombinasi ini, sedangkan efek hipokalemia dapat dicegah. Captopril terpilih untuk hipertensi dan GJK. Obat ini juga menunjukkan efek positif terhadap lipid darah dan mengurangi resistensi insulin sehingga sangat baik pada hipertensi diabetes, dislipidemia dan obesitas. Obat ini juga sering digunakan untuk mengurangi proteinuria pada sindrom nefrotik dan nefropati UNIVERSITAS SUMATRA UTARA diabetes mellitus Gunawan, 2007. Reabsorbsinya di usus cepat sekitar 75, efeknya maksimal setelah 1,5 jam dan bertahan 12 - 24 jam. Captopril menurunkan tekanan darah dengan cara mengurangi tahanan pembuluh darah perifer TPR, keluaran jantung dan denyut jantung tidak diubah. Captopril telah banyak digunakan dalam pengobatan gagal jantung dan pengobatan setelah infark mikardial Katzung, 2007. Pemberian captopril pada gagal jantung sudah tepat indikasi. Simvastatin bekerja dengan cara menghambat secara kompetitif 3-hydroxy- 3-methylglutaryl-coenzyme A HMG CoA reductase. Enzim ini bekerja dengan mengkatalisis sintesa kolesterol Lacy et al,2009. Simvastatin biasanya digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol. Simvastatin dapat juga digunakan sebagai penstabil plak Cuccurullo, 2006. Dari hasil pemeriksaan kimia klinik, diperoleh data kadar kolesterol yang tidak tinggi. Jadi, dalam penatalaksanaan ini simvastatin digunakan sebagai penstabil plak. Pemberian simvastatin pada CAD OMI sudah tepat indikasi. Insulin bekerja secara spesifik pada reseptor terikat membrane pada jaringan target untuk mengatur metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Insulin memfasillitasi pemasukan gukosa ke dalam otot, adiposa, dan jaringan lain melalui hexose transporter, termasuk GLUT4. Pemberian insulin ditujukan untuk menurunkan kadar glukosa pasien yang mengalami diabetes melitus tipe-2. Insulin Novorapid® merupakan insulin kerja cepat dengan onset 30 menit dan efek maksimal dicapai 2-4 jam dan durasi kerjanya hingga 8 jam Mehta, 2009. Pemberian insulin ditujukan untuk menurunkan kadar glukosa pasien yang mengalami diabetes melitus tipe-2. Jadi, pemberian insulin sudah tepat indikasi. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA KSR merupakan sediaan kalium dengan pelepasan tertunda yang digunakan untuk mengatasi hipokalemia Pramudianto, 2009. Dalam penatalaksanaan pasien Ny.E diberikan diuretik kuat, sehingga bisa terjadi hipokalemia. Dari data pemeriksaan kimia klinik diperoleh kadar kalium yang mengalami penurunan sejak diberikan furosemide. Data pemeriksaan kalium pada tanggal 2742012 menunjukkan kadar yang rendah dibandingkan kadar normal sehingga dokter meresepkan pemberian KSR mulai dari tanggal 152012. Jadi, pemberian KSR untuk mengatasi hipokalemia sudah tepat indikasi. Bisoprolol merupakan agen beta-blocker yang bekerja dengan cara menghambat secara selektif reseptor beta adrenergik dan secara kompetitif memblok reseptor beta1, dengan sedikit atau tidak ada efek terhadap reseptor beta2 pada dosis 20mg. Beta-blocker merupakan agen antihipertensi baik penggunaan sendiri maupun kombinasi dengan antihipertensi lainnya Lacy et al, 2009. Beta-blocker direkomendasikan untuk penderita hipertensi dengan gagal jantung atau postmyocardial infarction atau pasien dengan risiko penyakit koroner Frank, 2008. Pasien Ny.E menderita hipertensi stage 2 + CAD OMI anteroseptal + decompensatio cordis kiri-kanan fc IV. Setelah pemberian diuretik dan captopril selama seminggu, tekanan darah pasien tetap tidak terkontrol sehingga dokter menambahkan terapi hipertensi dengan beta-blocker. Dengan demikian pemberian beta-blocker sebagai terapi tambahan untuk pasien Ny.E sudah sesuai indikasi. Calos® merupakan suplemen kalsium yang mengadung kalsium karbonat. Suplemen kalsium karbonat digunakan untuk mengatasi defisiensi kalsium Lacy et al, 2009. Dari data pemerikasaan kimia klinik pada tanggal UNIVERSITAS SUMATRA UTARA 152012, kadar kalsium pasien mengalami penurunan. Hal ini bisa disebabkan pemberian furosemide sebagai diuretik kuat. Salah satu efek samping pemberian furosemide adalah hipokalsemia, sehingga berdasarkan data kadar kalsium pasien dokter meresepkan pemberian Calos® untuk mengatasi hipokalsemia pasien. jadi, pemberian Calos® pada pasien sudah tepat indikasi.

4.3 Pengkajian Tepat Obat