d. resiko rusaknya reputasi apabila terbukti melanggar dan mungkin
diperintahkan untuk meminta maaf secara terbuka melalui media massa oleh pengadilan.
Penegakan hukum atas hak cipta biasanya dilakukan oleh pemegang hak cipta dalam hukum perdata, namun ada pula sisi hukum pidana. Sanksi pidana
secara umum dikenakan kepada aktivitas pemalsuan yang serius, namun kini semakin lazim pada perkara-perkara lain. Sanksi pidana atas pelanggaran hak
cipta di Indonesia secara umum diancam hukuman penjara paling singkat 1 satu bulan dan paling lama 7 tujuh tahun yang dapat disertai maupun tidak disertai
denda sejumlah paling sedikit Rp 1.000.000,00 satu juta rupiah dan paling banyak Rp 5.000.000.000,00 lima miliar rupiah, sementara ciptaan atau barang
yang merupakan hasil tindak pidana hak cipta serta alat-alat yang digunakan untuk melakukan tindak pidana tersebut dirampas oleh negara untuk dimusnahkan.
143
B. Bentuk-Bentuk Pelanggaran Hak Cipta Dalam Industri Kreatif
Pelanggaran yang terjadi di dalam industri kreatif sangatlah banyak jenisnya. Pada industri periklanan, isu perlindungan terhadap idegagasan dalam
industri ini menjadi penting karena idegagasan yang tidak dilindungi secara hukum akan mudah ditiru dan digunakan oleh pihak lain tanpa seizin pencetus
idegagasan tersebut. Bentuk pelanggaran disini berupa peniruan atau pun penggunaan idegagasan yang telah dituangkan dalam bentuk iklan. Pada industri
arsitektur, bentuk pelanggaran yang dapat terjadi adalah peniruan gambar atau
143
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, Op. Cit., Pasal 72.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
maket hasil karya arsitek tanpa izin dari arsitek tersebut. Pada industri pasar barang seni, pembajakan terhadap karya seni ciptaan seniman adalah salah satu
bentuk pelanggaran hak cipta yang dapat menurunkan semangat para seniman dalam menciptakan karya-karya seni lainnya. Pada industri kerajinan, pembajakan
atau penggandaan barang hasil kerajinan yang dibuat oleh pengrajin. Banyak lagi jenis-jenis atau pun bentuk-bentuk pelanggaran hak cipta pada industri kreatif di
Indonesia. Misalnya saja di subsektor layanan komputer dan piranti lunak,
pembajakan program komputer sering kali di jumpai, jenis-jenis pembajakan program komputer software itu sendiri dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Hard Disk Loading
Yaitu pembajakan yang dilakukan oleh para dealer komputer dengan cara melakukan pemasangan software pre-loaded dengan tidak
dilengkapi dengan lisensi yang sah dari pemilik Hak Cipta illegal copying. Biasanya software yang dipergunakan itu sendiri merupakan
software yang dibeli secara sah oleh dealer akan tetapi dealer tersebut tidak mempunyai izin atau lisensi untuk memperbanyak software tersebut
pada setiap komputer yang dijual olehnya. 2.
Under Lincensing Yaitu penggunaan suatu software yang tidak sesuai dengan jumlah
sebenarnya software yang dipakaidi-install dalam suatu kelompok komputer-komputer.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Counterfeiting
Yaitu pembajakan dengan cara pembuatan, perbanyakan, penggandaan suatu software biasanya dalam bentuk media compact disc
CD untuk kemudian dikemas dengan cara yang hampir menyerupai CD dan software yang asli sehingga bagi konsumen awam mungkin saja bisa
menyangka produk tersebut adalah produk yang asli dan sah. Biasanya CD software bajakan tersebut dijual dengan harga yang sangat murah.
4. Mishandling
Yaitu pendistribusian yang tidak sah dan ilegal atas software dengan harga khusus kepada konsumen yang tidak seharusnya membeli
software dengan harga tersebut. Sebagai contoh penjualan software khusus untuk kalangan pelajarmahasiswa kepada konsumen umum.
5. End User Copying
Yaitu pembajakan dengan cara oleh pemakai akhir yang melanggar ketentuan sebagaimana disyaratkan dalam undang-undang yang berlaku.
End user itu sendiri dapat dibagi ke dalam individual end user dan corporate end user.
6. Internet atau BBS
Yaitu pembajakan dengan cara Down Load dari situs-situs yang melakukan penjualan software melalui media internet atau Bulletin Boards
suatu mailing list.
144
144
Hendri Kurniawan, Ibid., hlm. 127.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pembajakan juga membawa dampak terhadap sektor percetakan dan penerbitan serta sektor filmvideomusik. Pembajakan terjadi selama proses sensor
yang ketat namun kurang transparan, dan karena sektor-sektor ini tidak diatur dengan baik, maka semakin banyak produk bajakan yang tidak disensor tersedia
di pasaran. Masyarakat cenderung membeli produk bajakan daripada produk yang asli karena mereka dapat menikmati alur cerita yang tidak tersensor dengan harga
yang jauh lebih murah misalnya, harga satu keping CD atau DVD bajakan biasanya tidak sampai sepersepuluh dari harga yang asli.
Di tingkat internasional, daya tawar bargaining position Indonesia untuk permasalahan hak cipta masih sangat perlu ditingkatkan. Sering kali, upaya
memperjuangan hak cipta karya cipta asli Indonesia kandas di tengah jalan karena kurangnya kemampuan diplomasi negara. Pemerintah harus lebih memahami
konvensi internasional di bawah naungan World Trade Organization WTO dan World Intellectual Property Organization WIPO dan mengejawantahkan secara
aktual ke dalam kondisi di dalam negeri. Di tingkat dalam negeri, masih banyak pelanggaran hak cipta seperti pembajakan cakram optik yang melemahkan
reputasi negara ditataran internasional. Tingkat pembajakan cakram optik CD, VCD, dan DVD yang tinggi di Indonesia menyebabkan Indonesia dijadikan
Watch List oleh International Intellectual Property Association IIPA Amerika.
145
145
Ibid., hlm. 22.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV KASUS-KASUS PELANGGARAN HAK CIPTA DALAM INDUSTRI