21 Wawasan sumberdaya manusia menuntut supaya penyelenggaraan pendidikan
pada SMK tidak hanya sekedar layanan sosial terhadap masyarakat, tetapi secara sungguh-sungguh dapat diandalkan menghasilkan tamatan yang berkualitas tinggi,
yang memiliki kemampuan produktif, untuk menjadi aset bangsa. Biaya yang diinvestasikan bagi pengembangan dan operasional pendidikan kejuruan, baik yang
bersumber dari pemerintah, pinjaman asing, orangtua siswa dan masyarakat, harus memiliki nilai ekonomi, harus accountable, tidak boleh lagi sekedar penyelenggaraan
pendidikan demi pendidikan.
2.2.2 Link and Match dalam Wawasan Masa Depan
Wawasan masa depan kebijakan link and match mengandung pemikiran bahwa : “Produk pendidikan yang kita peroleh saat ini adalah produk pendidikan
masa lalu, dan proses pendidikan yang kita lakukan sekarang ini adalah untuk masa depan”. Misalnya, kalau kita mau menghasilkan tamatan SMK yang bermutu tinggi
dan memiliki keunggulan kompetitig memerlukan waktu tiga tahun sesuai dengan satuan waktu pendidikan SMK.
Peserta pendidikan yang masuk ke SMK-pun, berdasarkan wawasan kebijakan link and match ditentukan oleh kualitas tamatan pendidikan dasar sembilan
tahun. Tetapi masyarakat umum, bahkan sebagian pakar pendidikan, kurang menyadari, karena kurang memiliki wawasan masa depan. Sering terjadi “kekurang
puasan terhadap produk pendidikan yang dirasakan saat ini, menimbulkan kritik yang ditujukan terhadap sistem, program, dan proses yang berlangsung sekarang ini”.
Universitas Sumatera Utara
22 Kebijakan link and match yang berwawasan masa depan, menuntun SMK
menganut prinsip sebagai berikut : a.
Program pendidikan pada SMK yang berproses selama tiga tahun disiapkan untuk menghasilkan tamatan yang memiliki keahlian sesuai dengan kebutuhan tiga
tahun mendatang, dan memiliki bekal dasar untuk pengembangan diri di masa depan.
b. Dunia kerja yang menjadi lapangan hidup tamatan SMK adalah dunia ekonomi,
dunia yang mengandung fenomena persaingan dan kerjasama, sekaligus dunia yang cepat mengalami perubahan. Karena itu program pendidikan SMK harus
mengandung muatan : 1.
Kompetitif produktif, yang memungkinkan tamatan sesegera mungkin bekerja setelah tamat dari SMK.
2. Memiliki keunggulan sebagai faktor keunggulan kompetitif menghadapi
persaingan, dan sebagai modal kuat untuk menjalin kerjasama. 3.
Memiliki bekal dasar pengetahuan, keterampilan dan sikap, sebagai bekal dasar menguasai perkembangan iptek, dan sebagai bekal dasar untuk
penyesuaian diri menghadapi perubahan.
2.2.3 Link and Match dalam Wawasan Mutu
Wawasan mutu pada kebijakan link and match, mengukur mutu tamatan SMK dengan dunia kerja. Cara-cara konvensional mengukur hasil pembelajaran SMK
dengan angka nol sampai sepuluh, atau angka nol sampai seratus, sudah tidak
Universitas Sumatera Utara
23 memadai lagi, dan tidak sesuai dengan ukuran dunia kerja. Dunia kerja mengukur
kompetensi tenaga kerjanya dengan memperhatikan kualitas hasil kerjanya dan tingkat produktivitas kerjanya. Pengukuran terhadap kualitas hasil kerja hanya
dengan dua ukuran dasar, yaitu : baik accepted dan jelek rejected. Kalau hasil kerja baik, baru diperhatikan lagi tingkat kebaikankeberhasilannya, karena tingkat
mutu baik itu sendiri, akan mempengaruhi harga jual. Sebaliknya kalau jelek atau gagal, langsung dirasakan sebagai kerugian atau ”lost”.
Beberapa prinsip yang diperhatikan dalam penerapan wawasan mutu sesuai dengan kebijakan link and match, antara lain :
a. Ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkat kemampuan tamatan SMK, adalah
ukuran dunia kerja. Dalam proses evaluasi hasil belajar SMK perlu dilengkapi dengan uji kompetensi, yaitu proses pengujian oleh pihak dunia kerja dengan
memakai ukuran dunia kerja. b.
Tingkat produktivitas kerja dan kualitas hasil kerja seseorang, sangat kuat dipengaruhi oleh kerja sesuai dengan persyaratan teknis kerja, teknologi yang
digunakan dan sikap kerja pekerja tersebut. Karena itu, SMK dituntut mentransfer cara kerja yang benar, melatihkan penguasaan iptek, serta membentuk sikap
melalui proses pembiasaan kerja yang benar. c.
Guna mendapatkan standar mutu hasil yang sesuai dengan ukuran dunia kerja, diperlukan proses yang sesuai dengan cara kerja industri. Sehingga untuk
mendapatkan mutu tamatan SMK yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja,
Universitas Sumatera Utara
24 diperlukan keikutsertaan dan kerjasama dengan dunia kerja, mulai dari
penyusunan program, pelaksanaan, dan evaluasi hasilnya.
2.2.4 Link and Match dalam Wawasan Keunggulan