Pendidikan dan Ketenagakerjaan dalam Konteks Pengembangan

39

2.4.2 Pendidikan dan Ketenagakerjaan dalam Konteks Pengembangan

Wilayah Apabila kita memandang suatu wilayah, ada 3 komponen wilayah yang perlu diperhatikan, yaitu : Sumber daya alam, sumber daya manusia dan teknologi dan ketiga unsur ini disebut dengan tiga pilar pengembangan wilayah. Suatu wilayah yang mempunyai sumberdaya alam yang cukup kaya dan sumberdaya manusia yang mampu memanfaatkan dan mengembangkan teknologinya, akan lebih cepat berkembang dibandingkan wilayah lainnya yang tidak cukup mempunyai sumberdaya alam dan sumberdaya manusia SDM, karena mampu menggerakkan seluruh sumberdaya wilayah yang ada dan mempunyai peran ganda dalam sebuah proses pembangunan dan merupakan objek maupun subjek dalam pembangunan. Nachrowi Suhandojo, 1999:21. Oleh karena SDM sebagai objek dan subjek pembangunan maka dibutuhkan berbagai ilmu pengetahuan tentang kependudukan dan ketenagakerjaan yang merupakan bagian dari pengembangan sumberdaya manusia. Karena indikator keberhasilan pembangunan salah satunya adalah Indeks Pembangunan Manusia IPM yang dinilai dari tingkat pendidikan dan tingkat penduduk suatu wilayah, dan untuk meningkatkan kualitas dan peran sumberdaya manusia dalam pengembangan wilayah maka perlu melakukan usaha-usaha, antara lain meningkatkan keahlian, keterampilan dan kemampuan tenaga kerja untuk menguasai tugas pekerjaannya agar dapat meningkatkan produktivitas Ary, 1991:182. Universitas Sumatera Utara 40 Pernyataan diatas didukung oleh pendapat Singer 1957, bahwa faktor sumberdaya manusia merupakan faktor utama dalam pembangunan ekonomi. Kemudian Fabrikan menyatakan adanya kaitan yang erat anatara pendidikan dan penghasilan yang diperoleh oleh seorang tenaga kerja Ary:1999 Kemudian Hamalik 20007, menyatakan bahwa tenaga kerja ketenagakerjaan adalah sumber daya manusia yang memiliki potensi, kemampuan, yang tepat guna, berpribadi dalam kategori tertentu untuk bekerja dan berperan serta dalam pembangunan, sehingga berhasil guna bagi dirinya dan masyarakat secara keseluruhan. Masalah besar yang dihadapi oleh negara berkembang saat ini adalah ketenagakerjaan, yang dimulai dengan kondisi makro yang menunjukkan bahwa laju pertumbuhan angkatan kerja yang lebih tinggi dibandingkan kesempatan kerja. Selain itu kualitas angkatan kerja yang masih rendah yang pada umumnya mempunyai produktivitas rata-rata. Kondisi ini menyebabkan semain besarnya tingkat pengangguran karena kurangnya kesempatan kerja. Di Indonesia peringkat Human Development Indeks HDI masih sangat rendah, pernyataan ini didukung berdasarkan data World Bank pada tahun 2004 menyatakan bahwa Indonesia berada pada peringkat 111 dari 117 negara dan tahun 2005 peringkat 110 di bawah Vietnam dengan peringkat 108. Untuk itu peranan pendidikan dalam menunjang kebijakan pemerintah untuk mengembangkan sumber daya manusia sangat dibutuhkan sekali, untuk menghasilkan tenaga-tenaga kerja yang terampil dan profesional bukan saja sebagai Universitas Sumatera Utara 41 pekerja job keeper namun mampu membuka lapangan pekerjaan job creator sesuai dengan keahliannya. Sekolah kejuruan merupakan solusi untuk mengatasi masalah pengangguran tersebut. Pernyataan diatas sejalan dengan yang diungkapkan Harahap 2001:14, bahwa pendidikan merupakan salah satu cara untuk membentuk dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki kemampuan sesuai dengan yang diharapkan. Judisseno 2008:20 berpendapat bahwa, lembaga pendidikan merupakan pihak yang bertanggungjawab menciptakan dan menyuplay tenaga kerja bagi industri. Oleh karena itu, lembaga pendidikan dituntut untuk memberikan SDM yang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan industri. Dalam kaitan ini, lembaga pendidikan harus menciptakan SDM yang kompeten dan organisasi bisnis harus mampu mendefinisikan kompetensi apa yang dibutuhkan. Keduanya harus saling bersinergi dalam suatu kemitraan yang tak putus-putusnya dan secara konsisten dapat mendefinisikan dan menciptakan pola tenaga kerja yang kompeten pada bidang masing-masing. Pengembangan ketenagakerjaan merupakan merupakan upaya menyeluruh yang ditujuakan pada peningkatan pembentukan dan pengembangan tenaga kerja berkualitas, produktif, efisien, efektif dan berjiwa wirausaha sehingga mampu mengisi, menciptakan dan memperluas lapangan kerja serta kesempatan usaha. Pembangunan ketenagakerjaan dalam rangka menciptakan lapangan kerja dan menurangi pengangguran serta pengembangan sumber daya manusia SDM Universitas Sumatera Utara 42 diarahkan pada pembentukan tenaga profesional yang mandiri dan beretos kerja dan produktif Hamalik, 2000:6. SMK sangat erat kaitannya dengan dunia usaha atau dunia kerja, karena siswa SMK disiapkan untuk langsung bekerja setelah lulus, program pembelajaran di SMK dirancang dengan memberikan porsi lebih pada praktek kerja. Dengan pola kemitraan tersebut siswa SMK dapat mengikuti program magang, praktek kerja lapangan ataupun prakerin praktek kerja industri pada dunia usaha yang telah maju, sehingga terjadi Link and Match antara kurikulum dengan kemajuan dunia usaha. Dalam program magang tersebut yang ditekankan kepada siswa adalah sikap disiplin. Siswa harus melihat program magang sebagai suatu kesempatan untuk benar-benar membekali diri dengan keterampilan yang dibutuhkan di dalam dunia kerja, sehingga siswa harus berdisiplin diri dan memanfaatkan kesempatan tersebut semaksimal mungkin dan tidak bisa bersikap take it for granted menganggap enteng. Secara konsep peran pendidikan kejuruan sudah berjalan dengan baik, meskipun dalam pelaksanaannya masih perlu banyak perbaikan. Namun karena kelebihan sekolah kejuruan yang memberikan peluang bagi siswa untuk mendalami satu disiplin ilmu tentunya memberikan peluang yang lebih besar untuk memasuki dunia kerja setelah lulus sekolah, karena benar-benar telah siap dengan pendalaman ilmu serta keterampilan yang telah diperolehnya tersebut dapat langsung diberdayakan. Universitas Sumatera Utara 43

2.5 Bahasa Inggris