a. Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan
merupakan landasan utama untuk dipakai dalam rangka penelitian ini, diantaranya adalah: Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002.
b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer yang relevan dengan penelitian ini, diantaranya adalah:
1. Berbagai kepustakaan mengenai Hak atas Kekayaan Intelektual.
2. Berbagai kepustakaan mengenai Pengetahuan Tradisional.
3. Berbagai hasil kesimpulan seminar dan pertemuan ilmiah lainnya
mengenai Hak atas Kekayaan Intelektual dan Pengetahuan Tradisional.
c. Bahan hukum tertier yaitu bahan hukum penunjang, yaitu bahan yang
memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, berupa kamus, majalah, jurnal-jurnal, surat
khabar dan sebagainya yang dipergunakan untuk melengkapi ataupun menunjang data penelitian.
3. Teknik Dan Alat Pengumpul Data
Teknik pengumpul data yang akan digunakan oleh peneliti adalah melalui penelitian kepustakaan dengan menggunakan alat studi dokumen,
untuk mempelajari bahan-bahan hukum yang merupakan data sekunder.
Universitas Sumatera Utara
Pertama-tama, peneliti akan menghimpun semua peraturan-peraturan yang berkaitan dengan bidang hukum yang menjadi obyek penelitian. Selanjutnya
dari bahan-bahan tersebut, peneliti akan memilih asas-asas, doktrin dan ketentuan-ketentuan mengenai Hak Kekayaan Intelektual HKI terutama
tentang Hak Cipta yang berhubungan dengan perlindungan hukum terhadap pengetahuan tradisional. Hasil yang diperoleh akan disusun secara sistematis,
guna memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data. Metode analisa data yang dipergunakan oleh peneliti dalam penelitian
ini, adalah dengan metode analisis kualitatif.
44
Proses analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah seluruh data, yang bertujuan untuk
mencari dan memahami esensi makna di balik teori, bukan untuk menguji atau membuktikan teori yang ada.
4. Analisis Data
Data yang diperoleh dalam studi kepustakaan atas bahan hukum akan diuraikan dan dihubungkan sedemikian rupa sehingga dapat disajikan dalam
penulisan yang lebih sistematis guna mencapai target yang diinginkan berupa jawaban atas permasalahan perlindungan hukum terhadap pengetahuan
tradisional masyarakat Indonesia. Pengolahan bahan hukum dilakukan secara deduktif, yakni menarik kesimpulan dari suatu permasalahan yang bersifat
umum untuk permasalahan yang bersifat konkret yang sedang dihadapi. Selanjutnya bahan hukum yang telah ada akan dianalisis untuk melihat
44
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta; Rake Sarasin, 2000, hal.139
Universitas Sumatera Utara
bagaimana ketentuan hukum positif Indonesia mengatur mengenai perlindungan hukum terhadap pengetahuan tradisional masyarakat Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
BAB II PENGETAHUAN TRADISIONAL DALAM PENGATURAN HAK
KEKAYAAN INTELEKTUAL
A. Pengertian Pengetahuan Tradisional
Harmonisasi antara pengetahuan modern dan pengetahuan tradisional merupakan hal penting dalam pencapaian pembangunan yang berkelanjutan, konsep
yang mengedepankan bahwa kebutuhan untuk pembangunan selaras dengan kebutuhan untuk pelestarian yang dapat berlangsung tanpa membahayakan
lingkungan sekitarnya. Sebagai konsekuensinya, pengetahuan tradisional telah
mendapat arti penting dan menjadi isu baru dalam perlindungan Hak Kekayaan Intelektual HKI.
Pengetahuan tradisional merupakan masalah hukum baru yang berkembang baik di tingkat nasional maupun internasional. Pengetahuan tradisional telah muncul
menjadi masalah hukum baru disebabkan belum ada instrumen hukum domestik yang mampu memberikan perlindungan hukum secara optimal terhadap pengetahuan
tradisional yang sangat banyak dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Di samping itu, di tingkat internasional pengetahuan tradisional ini belum
menjadi suatu kesepakatan internasional untuk memberikan perlindungan hukum. Istilah pengetahuan tradisional adalah istilah umum yang mencakup ekspresi kreatif,
informasi, yang secara khusus mempunyai ciri-ciri sendiri dan dapat mengidentifikasi unit sosial. Pengetahuan tradisional mulai berkembang dari tahun ke tahun seiring
Universitas Sumatera Utara