Berdasarkan informasi dan penelusuran yang dilakukan oleh peneliti terhadap hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan di lingkungan Universitas Sumatera
Utara, ditemukan judul penelitian yaitu: Tinjauan Hukum Perlindungan Hak Cipta Atas Motif Ulos Batak Toba Penelitian Kerajinan Ulos di Kabupaten Toba
Samosir, Oleh Rita Silvia, Nim: 067011070, tetapi permasalahan yang diangkat berbeda, oleh karena itu penulis berkenyakinan penelitian yang penulis lakukan ini
jelas dapat dipertanggung jawabkan secara akademis, karena senantiasa memperhatikan ketentuan-ketentuan atau etika penelitian yang harus dijunjung
tinggi bagi peneliti dan akademisi, dengan demikian penelitian ini adalah asli.
F. Kerangka Teori dan Landasan Konsepsi
1. Kerangka Teori
Perkembangan ilmu hukum tidak terlepas dari teori hukum sebagai landasannya dan tugas teori hukum adalah untuk menjelaskan nilai-nilai hukum dan
postulat-postulatnya hingga dasar-dasar filsafatnya yang paling dalam.
15
Sehingga penelitian ini tidak terlepas dari teori-teori ahli hukum yang dibahas dalam bahasa
dan sistem pemikiran para ahli hukum sendiri. Jelaslah kiranya bahwa seorang ilmuan mempunyai tanggungjawab sosial yang terpikul dibahunya. Bukan karena
dia adalah warga masyarakat yang kepentingannya terlibat secara langsung di
15
W.Friedman, Teori dan Filsafat Umum Jakarta; Raja Grafindo hal.2.
Universitas Sumatera Utara
masyarakat melainkan juga karena dia mempunyai fungsi tertentu dalam kelangsungan masyarakat hidup masyarakat.
16
Holland yang dikutip oleh Wise, Percy M. Winfield dan Bias, menyatakan bahwa tujuan hukum adalah menciptakan
dan melindungi hak-hak legal rights. Hukum pada hakikatnya adalah sesuatu yang abstrak, tetapi dalam
manifestasinya bisa berwujud konkrit. Suatu ketentuan hukum baru dapat dinilai baik jika akibat-akibat yang dihasilkan dari penerapannya adalah kebaikan,
kebahagian yang sebesar-besarnya dan berkurangnya penderitaan.
17
Menurut teori konvensional, tujuan hukum adalah mewujudkan keadilan rechtsgerechtigheid, kemanfaatan rechtsutiliteit dan kepastian hukum
rechtszekerheid.
18
Menurut Satjipto Raharjo, ”Hukum melindungi kepentingan seseorang dengan cara mengalokasikan suatu kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam rangka
kepentingannya tersebut. Pengalokasian kekuasaan ini dilakukan secara terukur, dalam arti, ditentukan keluasan dan kedalamannya. Kekuasaan yang demikian itulah
yang disebut hak. Tetapi tidak di setiap kekuasaan dalam masyarakat bisa disebut
16
Jujun S. Suryasumantri, Filsafat Ilmu sebuah Pengantar Populer Jakarta; Pustaka Sinar Harapan, 1999 hal. 237.
17
Lili Rasjidi dan I. B. Wyasa Putra, Hukum Sebagai Suatu Sistem Bandung; Remaja Rosdakarya, 1993 hal. 79.
18
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis, Jakarta; PT. Gunung Agung Tbk, 2002, hal. 85.
Universitas Sumatera Utara
sebagai hak, melainkan hanya kekuasaan tertentu yang menjadi alasan melekatnya hak itu pada seseorang.
19
Menurut Setiono, perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk melindungi masyarakat dari perbuatan sewenang-wenang oleh penguasa yang tidak
sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati martabatnya sebagai
manusia.
20
Menurut Muchsin, perlindungan hukum merupakan kegiatan untuk melindungi individu dengan menyerasikan hubungan nilai-nilai atau kaidah-kaidah
yang menjelma dalam sikap dan tindakan dalam menciptakan adanya ketertiban dalam pergaulan hidup antar sesama manusia.
21
Perlindungan hukum merupakan suatu hal yang melindungi subyek-subyek hukum melalui peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dipaksakan
pelaksanaannya dengan suatu sanksi. Perlindungan hukum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
22
a. Perlindungan Hukum Preventif
Perlindungan yang diberikan oleh pemerintah dengan tujuan untuk mencegah sebelum terjadinya pelanggaran. Hal ini terdapat dalam
peraturan perundang-undangan dengan maksud untuk mencegah suatu pelanggaran serta memberikan rambu-rambu atau batasan-batasan
dalam melakukan sutu kewajiban.
b. Perlindungan Hukum Represif.
19
Satjipto Rahardjo, Ilmu hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, Cetakan ke-V 2000. hal. 53.
20
Setiono, Rule of Law Supremasi Hukum, Surakarta; Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2004 hal. 3.
21
Muchsin, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia, Surakarta; magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2003, hal. 14.
22
Ibid, hal. 20.
Universitas Sumatera Utara
Perlindungan hukum represif merupakan perlindungan akhir berupa sanksi seperti denda, penjara, dan hukuman tambahan yang diberikan
apabila sudah terjadi sengketa atau telah dilakukan suatu pelanggaran.
World Iintellectual Property Organization WIPO mendefinisikan pengetahuan tradisional sebagai pengetahuan yang berbasis pada tradisi.
23
Antara lain seperti pengetahuan di bidang karya sastra, karya artistik atau ilmiah,
pertunjukan, invensi, penemuan ilmiah, desain, merek, nama dan simbol, informasi yang tidak diungkapkan dan semu inovasi dan kreasi berbasis pada tradisi yang
disebabkan oleh kegiatan intelektual dalam bidang industri, ilmiah, kesusastraan dan artistik. Sedangkan pengetahuan yang berbasis tradisi menurut Achmad Zein Umar
Purba, adalah pengetahuan yang dibangun oleh sekelompok orang, yang digunakan secara turun temurun, dan berkaitan langsung dengan lingkungan atau alam, yang
dikembangkan secara non sistematis dan terus menerus.
24
Konsep “tradisi” yang diberikan oleh World Intellectual Property Organization WIPO yang hanya terbatas pada proses turun temurun ini oleh
Agus Sardjono di dalam bukunya “Hak Kekayaan Intelektual dan Pengetahuan Tradisional” dianggap sebagai ganjalan di dalam memberikan perlindungan hukum
terhadap pengetahuan tradisional. Menurutnya konsep “tradisi” pada dasarnya tidak hanya terbatas pada proses turun temurun, tetapi juga mencakup adat istiadat yang
23
Ibid. hal. 36.
24
Ibid. hal. 40
Universitas Sumatera Utara
tidak terlepas dari nilai atau pandangan hidup philosophical background masyarakat yang bersangkutan.
25
Istilah tradisional dalam pengetahuan tradisional tidak selalu diasosiasikan dengan sesuatu yang kuno, Pengetahuan tradisional sebenarnya dapat merupakan
sesuatu yang dinamis, yang dihasilkan oleh sekelompok masyarakat tertentu yang mencerminkan budaya mereka. Pengetahuan tradisional dikembangkan,
dipertahankan, dan diteruskan secara turun temurun antar generasi dalam masyarakat tersebut, dan kadangkala diturunkan melalui tata cara adat tertentu yang
berlaku dalam kebudayaan masyarakat tersebut. Banyak komunitas masyarakat yang menganggap pengetahuan tradisional sebagai bentuk identitas budaya cultural
identity mereka sehingga inilah yang membuat pengetahuan tradisional bersifat “tradisional”.
26
Di dalam Article 8 j Convention on Biological Diversity CBD 1992, dikatakan bahwa pengetahuan tradisional itu meliputi pengetahuan, inovasi, dan
praktik-praktik masyarakat lokal yang mencakup tata cara hidup tradisional yang relevan dengan pelestarian dan pemanfaatan berkelanjutan dari pada
keanekaragaman hayati.
27
Pengetahuan tradisional menurut Convention on Biological Diversity CBD dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu pertama,
25
Ibid
26
Dwi Rezki Sri Astarini, HKI dalam kaitannya dengan perlindungan traditional knowledge, Floklore dan Genetic Resources,
http:astarini.multiply.comjurnalitem1 , diakses tanggal 24
Januari 2011.
27
Ibid., hal.36.
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan tradisional yang terkait dengan keanekaragaman hayati, misalnya obat tradisional. Dan kedua, pengetahuan yang terkait dengan seni folklore.
28
Hak Kekayaan Intelektual HKI adalah konsepsi yang mengatur tentang penghargaan atas karya orang lain, untuk pengembangan invensi, kreasi, desain dan
lain-lain bentuk karya intelektual.
29
Hak Kekayaan Intelektual HKI bersifat privat, namun hanya akan bermakna jika diwujudkan dalam bentuk produk di
pasaran, digunakan dalam siklus permintaaan dan penawaran, oleh karena itu memainkan suatu peranan dalam bidang ekonomi.
30
Hak Kekayaan Intelektual HKI dapat dikategorikan dalam kelompok sebagai berikut:
31
a. Hak Cipta Copy Right
b. Hak Kekayaan Industri Industrial Property, yang mencakup:
1 Paten Patent
2 Merek Trade Mark
3 Desain Produk Industri dan
4 Penanggulangan praktek persaingan curang Repression of Unfair
Competition Practices.
2. Landasan Konsepsi