Hak Cipta Merupakan Bagian dari Hak Kekayaan Intelektual.

BAB III PENGATURAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP

PENGETAHUAN TRADISIONAL ATAS MOTIF ULOS BATAK TOBA

A. Hak Cipta Merupakan Bagian dari Hak Kekayaan Intelektual.

Istilah Hak Kekayaan Intelektual selanjutnya disingkat dengan HKI merupakan terjemahan dari Intellectual Property Right selanjutnya disebut IPR yang dideskripsikan sebagai hak atas kekayaan yang timbul karena kemampuan intelektual manusia. Pada prinsipnya, IPR sendiri merupakan perlindungan hukum atas HKI yang kemudian dikembangkan menjadi suatu lembaga hukum yang disebut intellectual Property Right. Konsep mengenai HKI didasarkan pada pemikiran bahwa karya intelektual yang telah dihasilkan manusia memerlukan pengorbanan tenaga, waktu, dan biaya. Adanya pengorbanantersebut menjadikan karya yang telah dihasilkan memiliki nilai ekonomi karena manfaat yangdapat dinikmati. Berdasarkan konsep tersebut maka mendorong kebutuhan adanya penghargaan atas karya yang telah dihasilkan berupa perlindungan bagi HKI. Tujuan pemberian perlindungan hukum ini untuk mendorong dan menumbuhkembangkan semangat berkarya dan mencipta. Secara substantif pengertian HKI dapat dideskripsikan sebagai hak atas kekayaan yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia. 54 Sementara, pendapat lain mengemukakan bahwa HKI adalah pengakuan dan penghargaan pada seseorang atau 54 Ismail Saleh, Hukum dan Ekonomi, Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 1990, hal. 45 Universitas Sumatera Utara badan hukum atas penemuan atau penciptaan karya intelektual mereka dengan memberikan hak-hak khusus bagi mereka baik bersifat sosial maupun ekonomis. 55 Prinsip utama pada HKI bahwa hasil kreasi dari pekerjaan dengan memakai kemampuan intelektualnya tersebut, pribadi yang menghasilkannya mendapat kepemilikan berupa hak alamiah natural. Dapat dikatakan bahwa berdasarkan prinsip ini terdapat sifat ekslusif bagi pencipta. Meskipun demikian, pada tingkatan paling tinggi dari hubungan kepemilikan, hukum bertindak lebih jauh, dan menjamin bagi setiap manusia penguasaan dan penikmatan ekslusif atas benda ciptaannya tersebut dengan bantuan Negara. Jaminan terpeliharanya kepentingan perorangan dan kepentingan masyarakat tercermin dalam sistem HKI. Sebagai cara untuk menyeimbangkan kepentingan antara peranan pribadi individu dengan kepentingan masyarakat, sistem HKI berdasarkan pada prinsip: 56 1. Prinsip Keadilan the principle of natural justice Berdasarkan prinsip ini, pencipta sebuah karya atau orang lain yang bekerja membuahkan hasil dari kemampuan intelektualnya wajar memperoleh imbalan. 2. Prinsip ekonomi the economic argument Dalam prinsip ini suatu kepemilikan adalah wajar karena sifat ekonomis manusia yang menjadikan hal itu satu keharusan untuk menunjang kehidupannya di dalam masyarakat. 3. Prinsip Kebudayaan the culture argument Pada hakikatnya, karya manusia bertujuan untuk memungkinkan hidup, selanjutnya dari karyaa itu akan timbul pula suatu gerak hidup yang harus menghasilkan lebih banyak karya lagi. Dengan demikian, pertumbuhan dan perkembangan karya manusia sangat besar artinya bagi peningkatan taraf kehidupan, peradaban, dan martabat manusia. 4. Prinsip Sosial the social argument 55 Ismail Saleh, Ibid. 56 Sunaryo Hartono, Hukum Ekonomi Pembangunan Indonesia Bandung: Binacipta, 1982, hal. 18 Universitas Sumatera Utara Pemberian hak oleh hukum tidak boleh diberikan semata-mata untuk memenuhi kepentingan perseorangan, tetapi harus memenuhi kepentingan seluruh masyarakat. Apabila ditelusuri lebih lanjut, HKI sebenarnya merupakan bagian dari benda, yaitu benda berwujud dan tak berwujud benda immateril. 57 Benda dala kerangka hukum perdata dapat diklasifikasikan ke dalam berbagai kategori. Salah satu diantara kategori itu adalah pengelompokkan benda ke dalam klasifikasi benda berwujud materiil dan benda takberwujud immateriil. Berdasarkan pasal 449 KUH Perdata, benda takberwujud ini disebut dengan hak. Hal ini sejalan dengan pendapat Abdulkadir Muhammad yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan barang tangible good adalah benda materiil yang ada wujudnya karena dapat dilihat dan diraba, misalnya kenderaan; sedangkan yang dimaksud dengan hak intangible good adalah benda immateril yang ada, tidak ada wujudnya karena tidak dapat dilihat dan diraba, misalnya HKI. 58 Baik benda berwujud maupun takberwujud hak dapat menjadi objek hak. Hak atas benda berwujud disebut hak absolut atas suatu benda, sedangkan hak atas benda takberwujud disebut hak absolut atas suatu hak, dalam hal ini adalah HKI. 59 Hak kepemilikan hasil intelektual ini sangat abstrak dibandingkan dengan hak kepemilikan benda yang terlihat, tetapi hak-hak tersebut mendekati hak-hak benda, lagipula kedua hak tersebut bersifat hak mutlak. Selanjutnya, terdapat analogi, yakni 57 Benda diartikan sebagai segala sesuatu atau yang dapat dikuasai manusia dan dapat dijadikan objek hukum Pasal 499 KUH Perdata. 58 Abdulkadir Muhammad, Hukum Harta Kekayaan Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994, hal. 75. 59 Abdulkadir Muhammad, Kajian Hukum………….,, Op.Cit, hal.3 Universitas Sumatera Utara setelah benda yang takberwujud itu keluar dari pikiran manusia, kemudian menjelma dalam suatu ciptaan ilmu pengetahuan, seni dan sastra, jadi berupa benda berwujud yang dalam pemanfaatan dan reproduksinya dapat merupakan sumber keuntungan uang. Inilah yang membenarkan penggolongan hak tersebut ke dalam hokum harta benda. 60 Pada dasarnya, HKI dapat dikategorikan kedalam dua bagian, yaitu: 61 1. Hak Cipta copyrights yang terdiri dari hak cipta dan hak-hak yang berkaitang dengan hak cipta neighbouring rights. 2. Hak kekayaan perindustrian yang terdiri dari: a. Paten patent; b. Merek Dagang trade mark; c. Desain Industri industrial design. Bidang-bidang HKI yang telah diatur dalam hukum Indonesia meliputi: Hak Cipta, Paten, Merek, Rahasia Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Desain Produk Industri, dan Perlindungan Varietas Tanaman.

B. Ketentuan Hak Cipta Indonesia dalam Sejarah