dihitung dari two-tailed á = 5 df-k, k merupakan jumlah variabel independen, maka nilai variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen dalam arti Ha diterima dan Ho ditolak, dengan kata lain, terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Adapun metode dalam penentuan t tabel menggunakan ketentuan tingkat signifikan 5 , dengan df=n-k-1 pada penelitian ini df=68-4-1=63, sehingga didapat
nilai t tabel sebesar 1,669 disajikan dalam Tabel 5.20 sebagai berikut:
Tabel 5.20. Hasil Uji t
Model Unstandarized
Coeficients Standarized
Coeficients t
Sig B
Std. Error
Beta
1 Constant 11.373
3.532 3.220
.002 X1
.271 .073
.460 3.725
.000 X2
.274 .095
.355 2.896
.005 X3
.123 .182
.182 2.227
.029
Sumber: Data Primer Diolah
Dari hasil uji statistik secara parsial diperoleh nilai t-hitung untuk variabel gaya kepemimpinan X
1
= 3,725 lebih besar dari nilai t-tabel = 1,669, untuk variabel komunikasi X
2
diperoleh nilai t-hitung = 2,896 lebih besar dari nilai t-tabel = 1,669. Untuk variabel motivasi kerja X
3
diperoleh nilai t-hitung = 2,227 lebih besar dari nilai t-tabel = 1,669. Pada taraf signifikan 95.
5.3.3. Hasil Persamaan Regresi
Untuk mempermudah pembacaan hasil dan interpretasi analisis regresi maka digunakan bentuk persamaan. Persamaan atau model tersebut berisi konstanta dan
Universitas Sumatera Utara
koefisien-koefisien regresi yang didapat dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya. Persamaan regresi linier berganda dari 68 responden yaitu:
Y = 11,373+0,271X
1
+0,274X
2
+0,123X
3
Pada model regresi ini, nilai konstanta yang tercantum sebesar 11,373 dapat diartikan jika variabel bebas dalam model diasumsikan sama dengan nol, secara rata-
rata variabel di luar model tetap akan meningkatkan kinerja kepala dinas sebesar 11,373 satuan.
Nilai besaran koefisien regresi â
1
sebesar 0,271 pada penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel gaya kepemimpinan X
1
berpengaruh positif terhadap kinerja kepala dinas. Hal ini menunjukkan bahwa ketika gaya kepemimpinan mengalami
peningkatan sebesar 1 satuan, kinerja kepala dinas juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,271 satuan.
Nilai besaran koefisien regresi â
2
sebesar 0,274 pada penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel gaya kepemimpinan X
2
berpengaruh positif terhadap kinerja kepala dinas. Hal ini menunjukkan bahwa ketika gaya kepemimpinan mengalami
peningkatan sebesar 1 satuan, kinerja kepala dinas juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,274 satuan.
Nilai besaran koefisien regresi â
3
sebesar 0,123 pada penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel gaya kepemimpinan X
3
berpengaruh positif terhadap kinerja kepala dinas. Hal ini menunjukkan bahwa ketika gaya kepemimpinan mengalami
Universitas Sumatera Utara
peningkatan sebesar 1 satuan, kinerja kepala dinas juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,123 satuan.
5.3.4. Koefisien Determinasi R
2
Tabel 5.21. Koefisien Determinasi Model
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimte
1 .763a
.582 .562
2.38867
Sumber: Data Primer Diolah
Pada Tabel 5.21 di atas dapat dilihat juga bahwa nilai dari Adjusted R Square sebesar 0,562 atau 56,2 yang menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas dalam
penelitian ini mampu menerangkan kinerja kepala dinas sebesar 56,2 sedangkan sisanya sebesar 43,8 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan
dalam penelitian ini. 5.3.5.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pada pengujian hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data dapat dikatakan bahwa gaya kepemimpinan, komunikasi dan motivasi kerja berpengaruh signifikan
terhadap kinerja kepala dinas secara simultan telah terbukti H ditolak. Hal ini
menunjukkan bukti empiris bahwa gaya kepemimpinan, komunikasi dan motivasi kerja secara parsial dan simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
kepala dinas. Secara simultan penelitian ini tidak dapat diperbandingkan dengan penelitian
Khairil 2007 oleh karena perbedaan semua variabel independen, di mana Khairil 2007 menggunakan variabel independen sumber daya manusia, struktur organisasi,
Universitas Sumatera Utara
kepuasan kerja dan finansial dalam pengaruhnya terhadap kinerja dinas, sedangkan penelitian ini menggunakan variabel independen gaya kepemimpinan, komunikasi
dan motivasi kerja. Begitu juga dengan penelitian Dani 1999, penelitian ini juga tidak dapat diperbandingkan walaupun ketiga variabel independen sama tetapi
variabel dependen berbeda di mana Dani 1999 menggunakan variabel dependen semangat kerja pegawai sedangkan penelitian ini menggunakan variabel dependen
kinerja kepala dinas. Dari hasil uji secara serempak diperoleh nilai F
hitung
sebesar 29,647 lebih besar dari nilai F
tabel
sebesar 2,748. Hal ini menunjukkan bahwa pada taraf signifikan 95, gaya kepemimpinan, komunikasi dan motivasi kerja secara bersama-sama
berpengaruh nyata terhadap kinerja kepala dinas pada Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Labuhanbatu.
Namun secara parsial hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khairil 2007 dan Dani 1999. Hal ini dikarenakan Khairil 2007
dalam penelitiannya menggunakan variabel dependen kinerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Labuhanbatu yang dipengaruhi oleh variabel independen Sumber
Daya Manusia, struktur organisasi, kepuasan kerja, dan finansial. Dan dalam penelitian Dani 1999 variabel dependennya adalah semangat kerja yang dipengaruhi
oleh variabel independen gaya kepemimpinan, komunikasi dan motivasi. Sedangkan penelitian ini menggunakan variabel dependen kinerja kepala dinas yang dipengaruhi
oleh gaya kepemimpinan, komunikasi dan motivasi kerja sebagai variabel independen.
Universitas Sumatera Utara
Secara parsial dari uji regresi, diketahui koefisien estimasi gaya kepemimpinan bernilai positif yang berarti bahwa terdapat hubungan yang positif
antara gaya kepemimpinan dengan kinerja kepala dinas pada Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Labuhanbatu. Gaya
kepemimpinan berpengaruh nyata terhadap kinerja kepala dinas pada taraf signifikan 95. Setiap peningkatan gaya kepemimpinan sebesar 100 maka akan
meningkatkan kinerja kepala dinas sebesar 27,10. Berdasarkan landasan teori bahwa gaya kepemimpinan adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk
memahami suksesnya kepemimpinan, dalam hubungannya di mana pusat perhatian ditujukan pada yang dilakukan oleh pemimpin. Gaya kepemimpinan dalam penelitian
ini terdiri dari gaya partisipatif, gaya pengasuh, gaya otoriter, gaya birokrasi dan gaya berorientasi pada tugas Apabila gaya kepemimpinan dilakukan secara baik dengan
mempengaruhimengarahkan bawahannya
sedemikian rupa
sehingga para
bawahannya dapat bekerja sama dalam suatu kelompok dan mendorong mereka dalam suatu tujuan tertentu, maka kinerja kepala dinas dapat meningkat Diantara
gaya kepemimpinan tersebut, maka gaya birokrasi merupakan gaya yang paling dominan diantara gaya kepemimpinan yang lain. Gaya birokrasi adalah gaya
kepemimpinan yang menempatkan peraturan organisasi sebagai orientasi dalam pelaksanaan tugas. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja kepala dinas akan lebih
baik apabila melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan menggunakan gaya kepemimpinan birokrasi. Hasil pembahasan terlihat bahwa teori sejalan dengan
penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
Secara parsial dari uji regresi, diketahui koefisien estimasi komunikasi bernilai positif yang berarti bahwa terdapat hubungan yang positif antara komunikasi
dengan kinerja kepala dinas pada Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Labuhanbatu. Komunikasi berpengaruh nyata terhadap
kinerja kepada dinas pada taraf signifikan 95. Setiap peningkatan komunikasi sebesar 100 maka akan meningkatkan kinerja kepala dinas sebesar 27,4.
Berdasarkan landasan teori bahwa komunikasi adalah proses yang di dalamnya menunjukkan arti pengetahuan dipindahkan dari seorang kepada orang lain biasanya
dengan maksud mencapai beberapa tujuan khusus. Kemahiran berkomunikasi bagi seorang pimpinan dapat memperkecil bahkan menghilangkan konflik antara
kepentingan pribadi dan kepentingan organisasi, maka suatu organisasi tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya komunikasi yang baik antara pimpinan dan
bawahan. Komunikasi dalam penelitian ini terdiri dari komunikasi administrasi ke atas dan komunikasi administrasi ke bawah. Jika seorang pimpinankepala dinas
mampu memberikan informasi yang jelas kepada para pegawainya sehingga bawahannyapegawainya dapat mengerti apa yang harus dikerjakannya untuk
mencapai tujuan organisasinya maka kinerja kepala dinas dapat meningkat. Diantara komunikasi tersebut, maka komunikasi administrasi ke bawah merupakan yang
paling dominan diantara komunikasi yang lain. Komunikasi administrasi ke bawah adalah penyampaian informasi atau tugas dari pejabat yang berkedudukan lebih tinggi
kepada pejabat yang berkedudukan lebih rendah. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa kinerja kepala dinas akan lebih baik apabila melaksanakan tugas pokok dan
Universitas Sumatera Utara
fungsinya dengan menggunakan komunikasi administrasi ke bawah. Berdasarkan hasil pembahasan terlihat bahwa teori sejalan dengan penelitian ini.
Secara parsial dari uji regresi, diketahui koefisien estimasi motivasi kerja bernilai positif yang berarti bahwa terdapat hubungan yang positif antara motivasi
kerja dengan kinerja kepala dinas pada Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Labuhanbatu. Motivasi kerja berpengaruh
nyata terhadap kinerja kepada dinas pada taraf signifikan 95. Setiap peningkatan motivasi kerja sebesar 100 maka akan meningkatkan kinerja kepala dinas sebesar
12,3. Apabila seorang pimpinankepala dinas mampu memotivasi bawahannya dengan baik maka kinerja kepala dinas meningkatkan. Berdasarkan landasan teori
bahwa motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat internal dan eksternal bagi seorang individu yang menyebabkan timbulnya sikap etusiasme dan persistensi
dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Motivasi kerja dalam penelitian ini terdiri dari prestasi kerja, pengaruh, pengendalian, ketergantungan, pengembangan
dan afiliasi. Jika motivasi seorang kepala dinas yang ditunjukkan dengan kemampuan kepala dinas dapat mempengaruhi orang lainbawahannya agar dapat bekerja sama
dengan baik dalam mencapai tujuan maka kinerja kepala dinas dapat meningkat. Diantara motivasi kerja tersebut, maka motivasi kerja afiliasi merupakan yang paling
dominan diantara motivasi kerja yang lain. Motivasi kerja afiliasi adalah dorongan untuk berhubungan dengan orang-orang atas dasar sosial. Keterbukaan orang-orang
yang berada di lingkungan kerja yang memungkinkan hubungan antarpribadi dapat berjalan dengan baik, saling membantu masalah pribadi akan menjadi motivasi yang
Universitas Sumatera Utara
positif dari pekerja. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa kinerja kepala dinas akan lebih baik apabila melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan menggunakan
motivasi kerja afiliasi. Berdasarkan hasil pembahasan terlihat bahwa teori sejalan dengan penelitian ini.
Dari Uji determinasi diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,562. Hal ini menunjukkan bahwa 56,2 ketiga variabel bebas dalam penelitian ini mampu
menerangkan kinerja kepala dinas sebesar 56,2 sedangkan sisanya sebesar 43,8 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari uji regresi secara parsial, diketahui koefisien estimasi gaya kepemimpinan
bernilai positif yang berarti bahwa terdapat hubungan yang positif antara gaya kepemimpinan dengan kinerja kepala dinas pada Kantor Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Labuhanbatu. Gaya kepemimpinan berpengaruh nyata terhadap kinerja kepala dinas.
2. Dari uji regresi secara parsial, diketahui koefisien estimasi komunikasi bernilai
positif yang berarti bahwa terdapat hubungan yang positif antara komunikasi dengan kinerja kepala dinas pada Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Labuhanbatu. Komunikasi berpengaruh nyata terhadap kinerja kepada dinas.
3. Dari uji regresi secara parsial, diketahui koefisien estimasi motivasi kerja
bernilai positif yang berarti bahwa terdapat hubungan yang positif antara motivasi kerja dengan kinerja kepala dinas pada Kantor Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Labuhanbatu. Motivasi kerja berpengaruh nyata terhadap kinerja kepada dinas.
Universitas Sumatera Utara