78 Tahap Mitis,
Tahap Ontologis, Tahap Fungsional
3. Menurut Drs. Slamet Sutrisno Strategi Kebudayaan Nasional menyebutkan lima langkah, yaitu;
1 anti-kebodohan dan pembodohan; 2 anti-kecurangan dan pencurangan;
3 anti-kesenjangan dan penyenjangan; 4 anti-rendah diri dan perendahan;
5 anti-kerusuhan dan perusuhan.
79
Kegiatan Pembelajaran 6: PENELAAHAN PENDEKATAN SAINTIFIK
A. Tujuan
Materi pendekatan saintifik dalam pembelajaran antropologi disajikan untuk membekali peserta diklat tentang pendekatan saintifik dalam pembelajaran
antropologi. Diharapkan setelah mempelajari materi ini peserta diklat mampu menelaah dan mengaplikasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran
antropologi
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah mengikuti kegiatan ini, peserta diklat diharapkan mampu: 1. Menjelaskan langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran
antropologi 2. Menjelaskan kerangka pembelajaran saintifik pada mata pelajaran
antropologi 3. Mengaplikasikan pendekatan saintifik dalam pembelajaran antropologi
C. Uraian Materi
Kurikulum 2013
mengamanatkan pendekatan
saintifik dalam
pembelajaran. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara
aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisa data dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang yang “ditemukan”.
Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memagami berbagai materi
menggunakan pendkatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh
karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk
80 mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui
observasi, dan bukan hanya diberitahu.
Contoh Penerapan Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran Antropologi
1.
Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan:
melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan
melihat, membaca, mendengar hal yang penting dari suatu benda atau objek.
Dalam pembelajaran antropologi, pengamatan dilakukan pada objek antropologi secara nyata yaitu manusia dan kebudayaannya.Sebagai ilmu
tentang manusia, antropologi melalui pendekatan dan metode ilmiah berusaha menyusun sejumlah generalisasi yang bermakna tentang manusia
dan perilakunya. Dalam rangka mendapatkan pengertian yang tidak apriori serta prejudice tentang keanekaragaman manusia, maka perlu didukung
oleh fakta-fakta baik yang berupa benda-benda nyata dan fenomena sosial budaya yang dapat diamati.
Antropologi memusatkan perhatiannya pada manusia sebagai organisme biologis antropologi fisik yang tekanannya pada upaya melacak evolusi
perkembangan manusia dan mempelajari variasi-variasi biologis dalam species manusia.Sedangkan antropologi budaya berusaha mempelajari
manusia berdasarkan
kebudayaannya.dimana kebudayaan
dapat merupakan peraturan-peraturan atau norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat Haviland, 1999:21. Oleh karena itu, dalam rangka mempelajari manusia dan kebudayaannya, perlu didukung fakta-fakta. Peserta didik perlu
mengetahui secara nyata apa yang akan dipelajari, baik melalui melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik
untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan