Makrozoobentos merupakan hewan yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya berada di dasar perairan dan berperan dalam proses mineralisasi serta
daur ulang bahan organik baik yang berasal dari perairan authokton maupun dari daratan allokhton Payne, 1986; Lalli dan Parsons, 1993. Makrozoobentos
umumnya sangat peka terhadap perubahan lingkungan perairan yang ditempatinya, sehingga sering dijadikan sebagai indikator biologis di suatu
perairan. Perairan yang sudah tercemar akan mempengaruhi kelangsungan hidup beberapa makrozoobentos, karena organisme ini merupakan biota air yang mudah
terpengaruh oleh adanya bahan pencemar, baik fisik maupun kimia Odum,1996. Makrozoobentos banyak dijumpai di perairan laut, tawar maupun perairan
estuari. Perairan estuari Belawan merupakan salah satu kawasan yang terdapat di pantai timur Sumatera Utara, dan terletak pada dua wilayah administratif, yaitu:
Kota Medan yang memiliki luasan mangrove ± 1.967,32 Ha dan Kabupaten Deli Serdang dengan luasan mangrove ± 1.000 Ha Dinas Kehutanan Provinsi
Sumatera Utara, 2011. Pada perairan ini banyak dijumpai beragam jenis makrozoobentos. Sampai saat ini informasi mengenai keberadaan genus
makrozoobentos di perairan pesisir Belawan masih sedikit didapatkan, terutama yang berhubungan dengan keragaman dan distribusinya. Berdasarkan hal tersebut
perlu dilakukan penelitian.
1.2. Perumusan Masalah
Beragamnya aktivitas masyarakat seperti pelayaran, penangkapan ikan dan pemukiman di perairan estuari Belawan secara tidak langsung akan menyebabkan
perubahan kondisi lingkungan perairan. Perubahan ekologis ini akan berdampak terhadap kehidupan berbagai biota yang hidup di dalamnya termasuk
makrozoobentos. Masih sedikitnya informasi tentang keragaman dan distribusi genus makrozoobentos di perairan estuari Belawan dihubungkan dengan kondisi
fisik kimia perairan menjadi salah satu alasan perlunya dilakukan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian
a Mengetahui keragaman dan distribusi genus makrozoobentos di perairan
estuari Belawan.
b Mengetahui parameter fisik kimia air dan substrat yang mempengaruhi
keragaman genus makrozoobentos.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang keragaman dan distribusi genus makrozoobentos di perairan estuari Belawan, dan parameter fisik
kimia air dan substrat yang paling berpengaruh, sehingga dapat digunakan sebagai
dasar dalam pengelolaan perairan estuari Belawan di masa mendatang.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Deskripsi Makrozoobentos
Bentos adalah organisme yang mendiami dasar perairan dan tinggal di dalam atau di permukaan substrat dasar perairan Odum, 1994. Organisme ini
terdiri atas kelompok hewan zoobentos dan tumbuhan fitobentos. Berdasarkan ukurannya, Levinton 1982 mengelompokkan hewan bentos atas tiga golongan
yaitu: a.
Makrofauna atau makrozoobentos yang merupakan kelompok hewan bentos berukuran
≥ 0,5 mm. b.
Mesofauna atau mesozoobentos yang merupakan kelompok hewan bentos berukuran 0,5 – 0,1 mm.
c. Mikrofauna atau mikrozoobentos yang merupakan kelompok hewan bentos
berukuran 0,1 mm. Mann 1980, Lalli dan Parsons 1993 menyatakan hewan bentos yang
hidup di substrat dasar perairan dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan sesuai dengan ukurannya yaitu:
a. Makrobentos yang berukuran 1 mm, merupakan kelompok terbesar dan
terdiri dari makrofitobentos dan makrozoobentos. b.
Meiobentos atau mesobentos yang berukuran 0.1 mm sampai 1 mm, merupakan kelompok hewan kecil yang banyak ditemukan di pasir atau
lumpur. Termasuk didalamnya moluska kecil, cacing kecil dan kerustasea kecil.
c. Mikrobentos yang berukuran 0.1 mm, termasuk dalam kelompok ini adalah
protozoa, khususnya ciliata. Berdasarkan cara makannya, hewan bentos dapat dibagi atas dua bagian
yaitu hewan bentos tipe pemakan deposit deposit feeder pada butiran-butiran yang halus dan tipe pemakan suspensi suspension feeder pada butiran-butiran
Universitas Sumatera Utara
agak kasar yang kandungan bahan organiknya sedikit Nybakken, 1992. Pemakan deposit makan dengan cara meliangi substrat, menelan dan mencernakan bahan
organik serta bakteri yang terdapat di dalam substrat yang akhirnya dikeluarkan melalui anus, termasuk di dalamnya polychaeta dan bivalvia. Pemakan suspensi
disebut sebagai pemakan bahan-bahan tersaring yang makan dengan cara menggerakkan cilianya, sehingga air beserta partikel-partikel makanan melewati
suatu alat penyaring, termasuk di dalamnya beberapa jenis kerang. Tipe pemakan ini dominan pada sedimen berpasir yang pergerakan airnya kuat untuk mengaduk
partikel-partikel mineral yang halus. Webber dan Thurman 1991 menyatakan sumber makanan makrozoobentos umumnya berasal dari bahan organik yang
terlarut dalam air, zooplankton, fitoplankton maupun diatom yang terdapat di permukaan sedimen.
2.2. Habitat dan Distribusi Makrozoobentos