2.6. Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Keberadaan Genus Makrozoobentos di Perairan Estuari
Makrozoobentos sebagai organisme dasar perairan, memiliki habitat yang relatif tetap. Perubahan kondisi lingkungan sangat mempengaruhi keragaman dan
distribusi makrozoobentos. Nybakken 1992 menyatakan sifat fisik dan kimia perairan sangat penting di dalam ekologi. Oleh karena itu selain melakukan
pengamatan faktor biotik seperti makrozoobentos, perlu juga dilakukan pengamatan faktor-faktor lingkungan dalam suatu perairan. Faktor lingkungan
yang mempengaruhi keragaman dan distribusi makrozoobentos antara lain:
a. Suhu Perairan
Suhu perairan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme termasuk makrozoobentos.
Suhu perairan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap kelarutan oksigen dalam suatu perairan. Bila suhu dalam suatu perairan mengalami kenaikan, maka
kelarutan oksigen dalam perairan akan naik dan menyebabkan hadirnya berbagai organisme perairan termasuk makrozoobentos. Batas toleransi hewan bentos
terhadap suhu perairan tergantung jenisnya. Umumnya temperatur di atas 30°C dapat menekan pertumbuhan populasi hewan bentos James dan Evison, 1979.
b. Penetrasi Cahaya
Cahaya matahari yang sampai di permukaan air laut akan di serap dan diseleksi oleh air laut sehingga cahaya dengan gelombang yang panjang seperti
cahaya merah, ungu dan kuning akan hilang lebih dahulu. Cahaya dengan panjang gelombang yang pendek mampu menembus permukaan yang lebih dalam.
Banyaknya sinar matahari yang masuk ke kolom air berubah-ubah tergantung pada intensitas cahaya, banyaknya pemantulan di permukaan, sudut datang cahaya
dan transparansi permukaan air Wiwoho, 2008. Perubahan intensitas cahaya di permukaan laut bervariasi berdasarkan musim.Penurunan intensitas cahaya dan
absorbsi akan berkurang karena di pengaruhi oleh kedalaman.
Universitas Sumatera Utara
c. Kecepatan Arus.
Menurut Kementerian Lingkungan hidup 2011 arus mempunyai pengaruh positif maupun negatif terhadap kehidupan biota perairan. Di perairan
dengan dasar lumpur arus dapat mengaduk endapan lumpur sehingga mengakibatkan kekeruhan air yang dapat menyebabkan kematian bagi beberapa
biota perairan. Kekeruhan juga dapat mengakibatkan berkurangnya penetrasi sinar matahari, sehingga mengurangi aktivitas fotosintesis. Manfaat dari arus bagi
banyak biota adalah menyangkut penambahan makanan bagi biota-biota tersebut.
d. Salinitas
Salinitas adalah jumlah total garam-garam terlarut dinyatakan dalam gram, yang terkandung dalam 1 kg air laut. Di daerah khatulistiwa, salinitas
mempunyai nilai yang rendah. Salinitas tertinggi terdapat di daerah lintang 20° LU dan 20° LS, kemudian menurun kembali pada daerah lintang yang lebih
tinggi. Keadaan salinitas yang rendah pada daerah sekitar ekuator disebabkan oleh tingginya curah hujan Wiwoho, 2008.
Salinitas merupakan faktor abiotik yang sangat menentukan penyebaran biota laut termasuk makrozoobentos. Salinitas juga berperan dalam
mempengaruhi proses osmoregulasi biota perairan termasuk makrozoobentos. Salinitas pada kedalaman 100 meter pertama, dapat dikatakan konstan, walaupun
terdapat sedikit perbedaan yang tidak mempengaruhi ekologi secara nyata, sedangkan pada kedalaman 0 m hingga hampir mencapai 1.000 m salinitas
berkisar antara 35,5‰ dan 37‰ Nybakken, 1992.
e. Oksigen Terlarut