Habitat dan Distribusi Makrozoobentos

agak kasar yang kandungan bahan organiknya sedikit Nybakken, 1992. Pemakan deposit makan dengan cara meliangi substrat, menelan dan mencernakan bahan organik serta bakteri yang terdapat di dalam substrat yang akhirnya dikeluarkan melalui anus, termasuk di dalamnya polychaeta dan bivalvia. Pemakan suspensi disebut sebagai pemakan bahan-bahan tersaring yang makan dengan cara menggerakkan cilianya, sehingga air beserta partikel-partikel makanan melewati suatu alat penyaring, termasuk di dalamnya beberapa jenis kerang. Tipe pemakan ini dominan pada sedimen berpasir yang pergerakan airnya kuat untuk mengaduk partikel-partikel mineral yang halus. Webber dan Thurman 1991 menyatakan sumber makanan makrozoobentos umumnya berasal dari bahan organik yang terlarut dalam air, zooplankton, fitoplankton maupun diatom yang terdapat di permukaan sedimen.

2.2. Habitat dan Distribusi Makrozoobentos

Makrozoobentos merupakan organisme yang banyak ditemukan di perairan laut, estuari, maupun perairan tawar. Menurut habitatnya makrozoobentos dapat dikelompokkan menjadi infauna dan epifauna. Infauna adalah makrozoobentos yang hidupnya terpendam di dalam substrat perairan dengan cara menggali lubang, Sebagian hewan tersebut bersifat sesil. Epifauna adalah makrozoobentos yang hidup di permukaan dasar perairan, gerakannya lambat di atas permukaan substrat yang lunak atau menempel dengan kuat pada substrat padat yang terdapat di dasar Levinton, 1982. Menurut Lalli dan Parson 1993 kelompok infauna sering mendominasi komunitas substrat yang lunak dan melimpah di daerah subtidal, sedangkan kelompok epifauna dapat ditemukan pada semua jenis substrat tetapi lebih berkembang pada substrat yang keras dan melimpah di daerah intertidal. Selanjutnya Sumich 1992 menyatakan makrozoobentos dari kelompok epifauna lebih sensitip dari kelompok infauna. Mann dan Barnes 1991 menyatakan kondisi lingkungan seperti substrat dasar dan kedalaman dapat menggambarkan variasi yang amat besar bagi keberadaan makrozoobentos, sehingga sering dijumpai perbedaan jenis pada Universitas Sumatera Utara daerah yang berbeda. Adaptasi makrozoobentos pada substrat yang keras berbeda dengan makrozoobentos yang hidup pada substrat yang lunak. Perbedaan ini dapat dilihat dari bentuk morfologi, cara makan, adaptasi terhadap faktor fisik, seperti perubahan temperatur, salinitas dan terhadap faktor-faktor kimia. Perbedaan ini menyebabkan makrozoobentos menempati substrat yang berbeda. Pada substrat yang keras, makrozoobentos harus menempel. Substrat keras ini dapat berupa batuan maupun kayu. Makrozoobentos yang bersifat mobil memiliki organ pergerakan yang memungkinkannya bergerak di sepanjang permukaan dan harus tahan terhadap gelombang. Levinton 1982 menyatakan makrozoobentos di perairan memiliki beberapa adaptasi untuk mempertahankan diri dari arus dan gelombang antara lain: - Bertahan secara permanen pada substrat yang kokoh seperti batu dan batang pohon - Melekat dengan alat pelekat - Memiliki bentuk tubuh yang lentur untuk meminimalkan tekanan air terhadap permukaan tubuh - Berlindung di celah bebatuan

2.3 Peranan Makrozoobentos