salinitas yang terlalu rendah, namun bivalvia yang bersifat sessile akan mengalami kematian jika pengaruh air tawar berlangsung lama.
4.1.6. Kandungan Oksigen Terlarut
Kandungan oksigen terlarut di perairan berfluktuasi secara harian dan musiman tergantung pada percampuran dan pergerakan massa air, aktifitas
fotosintesis, respirasi dan limbah yang masuk ke dalam badan air. Hasil penelitian menunjukkan kandungan oksigen terlarut pada keempat stasiun berkisar antara
3,60 mgL-4,80 mgL. Kondisi ini menggambarkan bahwa kandungan oksigen terlarut di setiap stasiun masih mendukung kehidupan makrozoobentos. Menurut
Sinambella 1994 kehidupan mankrozoobentos di air dapat bertahan jika ada kandungan oksigen terlarut minimum sebesar 2 mgL.
4.1.7. BOD
Nilai BOD menunjukkan sejumlah oksigen dalam perairan yang dibutuhkan oleh bakteri aerobik untuk menetralisir atau menstabilkan bahan-
bahan organik di dalam air melalui proses oksidasi biologis Sugiharto, 1987. Hasil pengukuran nilai BOD selama lima hari didapatkan nilai sebesar 0,60 mgL-
1,00 mgL. Berdasarkan nilai BOD yang didapatkan menunjukkan bahwa perairan estuari Belawan masih dapat dikategorikan baik. Brower, et al 1990 menyatakan
nilai konsentrasi BOD
5
5
4.1.8. Nitrat dan Fosfat
menunjukkan suatu kualitas perairan yang masih tergolong baik apabila konsumsi oksigen selama periode 5 hari
≤ 5 mgL. Semakin besar nilai BOD menunjukkan derajat pencemaran air semakin besar.
Menurunnya oksigen terlarut dalam perairan menyebabkan mikroorganisme aerobik tidak dapat hidup dan berkembang biak, tetapi sebaliknya
mikroorganisme yang bersifat anaerobik akan menjadi aktif memecah bahan- bahan pencemar. Konsumsi oksigen berkisar antara 10 mgL-20 mgL
menunjukkan tingkat pencemaran oleh materi organik yang tinggi.
Senyawa nitrat dan fosfat merupakan salah satu faktor pembatas bagi kehidupan makrozoobentos, selain sebagai senyawa nutrien yang sangat penting
di perairan estuari. Hasil pengukuran pada tiap stasiun mendapatkan kadar nitrat
Universitas Sumatera Utara
di perairan estuari Belawan berkisar antara 1,18 mgL – 2,18 mgL dengan nilai terendah dijumpai pada stasiun 4 dan tertinggi pada stasiun 2, sedangkan untuk
senyawa fosfat didapatkan nilai yang berkisar antara 0,13 mgL – 0,20 mgL, dengan nilai terendah juga dijumpai pada stasiun 4 dan tertinggi pada stasiun 2.
Tingginya kadar nitrat dan fosfat pada stasiun 2 disebabkan stasiun ini letaknya lebih ke arah hilir muara dan pada stasiun ini juga dijumpai kegiatan pertanian di
lahan atas. Suplai air tawar terutama pada saat surut, kemungkinan membawa limbah pertanian pemupukan, sehingga dapat mempengaruhi kadar nitrat dan
fosfat di stasiun tersebut. Hasil ini sesuai dengan pernyataan Hutagalung et al., 1997 yang menyatakan kadar nitrat dan fosfat umumnya semakin tinggi di
bagian hilir muara. Salah satu penyebab peningkatan kadar nitrat dan fosfat adalah masuknya limbah pertanian pemupukan yang umumnya banyak mengandung
nitrat dan fosfat. Berdasarkan KepMen LH No. 51 2004
b
4.1.9. Fraksi Substrat