Deskripsi Perairan Estuari KESIMPULAN DAN SARAN 39

- Graser, merupakan hewan pemakan tumbuhan air dan perifiton. - Sereder, merupakan hewan pemakan partikel organik kasar. - Kolektor, merupakan hewan pemakan partikel organik halus. - Predator, merupakan hewan pemangsa bagi hewan lainnya. Menurut Rosenberg dan Vincent 1993 makrozoobentos bukan saja berperan sebagai penyusun komunitas, namun juga dapat digunakan dalam studi kuantitatif untuk mengetahui kualitas perairan. Makrozoobentos pada umumnya sangat peka terhadap perubahan lingkungan perairan yang ditempatinya, sehingga sering digunakan sebagai bioindikator kualitas suatu perairan dengan beberapa pertimbangan, antara lain: - Pergerakannya sangat terbatas sehingga memudahkan untuk pengambilan sampel. - Ukuran tubuh relatif besar sehingga memudahkan dalam identifikasi. - Hidup di dasar perairan, relative diam, sehingga secara terus menerus terdedah oleh air di sekitarnya. - Pendedahan yang terus menerus menyebabkan makrozoobentos di pengaruhi oleh kondisi lingkungan. Menurut Hawkes 1979 dalam Sastrawijaya 1991 dengan mempelajari komposisi jenis makrozoobentos di suatu perairan dapat diketahui apakah perairan tersebut sudah tercemar atau belum. Perairan yang masih baik dapat menunjang keragaman jenis makrozoobentos yang hidup pada perairan tersebut. Sebaliknya perairan dengan kualitas yang tidak baik keragaman makrozoobentosnya akan menurun atau sedikit. Patrick 1949 dalam Odum 1994 menyatakan suatu perairan yang baik akan menunjukkan jumlah individu yang seimbang dari semua jenis makrozoobentos yang ada, sebaliknya suatu perairan yang tercemar jumlah individu tidak sama dan ada kecenderungan satu jenis makrozoobentos yang mendominasi.

2.4. Deskripsi Perairan Estuari

Perairan estuari adalah suatu perairan semi tertutup yang terdapat di hilir sungai dan masih berhubungan dengan laut, sehingga memungkinkan terjadinya Universitas Sumatera Utara percampuran air laut dan air tawar dari sungai atau drainase yang berasal dari muara sungai, teluk, rawa pasang surut. Estuari merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dibatasi oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut airnya Dahuri, 1996. Wilayah estuari meliputi muara sungai dan delta-delta besar, hutan mangrove dekat estuari, hamparan lumpur dan pasir yang luas. Wilayah estuari dapat dikatakan sebagai wilayah yang sangat dinamis, karena selalu terjadi proses dan perubahan baik lingkungan fisik maupun biologis. Menurut Edwarsyah 2010 dinamika di perairan estuari dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: - Pasokan air tawar - Beban sedimen dari daratan - Vegetasi pesisir seperti mangrove - Proses di pesisir, termasuk pasang surut - Gelombang dan pola arus - Perubahan di daratan dan permukaan air laut Perbedaan salinitas di perairan estuari mengakibatkan terjadinya proses pergerakan masa air. Air asin yang memiliki masa jenis lebih besar dari air tawar, menyebabkan air asin di muara yang berada di lapisan dasar mendorong air tawar menuju laut. Proses pergerakan antara masa air laut dan air tawar menurut Gross 1987 menyebabkan terjadinya stratifikasi yang kemudian mendasari terbentuknya tipe-tipe estuari, yaitu : a. Estuari berstratifikasi sempurna atau estuari baji garam salt wedge estuary, jika aliran sungai lebih besar dari pasang surut sehingga mendominasi sirkulasi estuari. b. Estuari berstratifikasi sebagian atau parsial moderately stratified estuary, jika aliran sungai berkurang dan arus pasang surut lebih dominan, maka akan terjadi percampuran antara sebagian lapisan masa air. c. Estuari campuran sempurna atau estuari homogen vertikal well-mixed estuary , jika aliran sungai kecil atau tidak ada sama sekali dan arus serta Universitas Sumatera Utara pasang surut besar, maka perairan menjadi tercampur hampir keseluruhan dari atas sampai dasar. Bentuk estuari bervariasi dan sangat bergantung pada besar kecilnya air sungai, kisaran pasang surut, dan bentuk garis pantai. Kebanyakan estuari didominasi subtrat lumpur yang berasal dari endapan yang dibawa oleh air tawar maupun air laut. Partikel yang mengendap kebanyakan bersifat organik dimana subtrat dasar estuari biasanya kaya akan bahan organik. Bahan organik ini menjadi cadangan makanan utama bagi organisme estuari Dahuri, 1996. Sutomo 1999 menyatakan faktor penting yang mempengaruhi produktifitas tinggi di wilayah estuari selain guguran serasah mangrove yang mengalami dekomposisi, juga adanya curah hujan yang membawa unsur-unsur hara dari darat ke laut melalui aliran sungai, adanya pengadukan oleh angin, arus pasang surut dan gelombang.

2.6. Tipe Estuari