Teori Konsep dan Teori .1 Konsep

9 adalah materi kebudayaan musical musical materials culture, Merriam, 1964:45. Sementara organologi merupakan bagian dari etrnomusikologi yang meliputi semua aspek, diantaranya adalah ukuran dan bentuk fisiknya termasuk pada pola biasanya, bahan dan prinsip pembuatannya, metode dan teknik memainkan, bunyi dan wilayah nada yang dihasilkan, serta aspek sosial budaya yang berkaitan dengan alat musik tersebut. Organologi juga tidak hanya membahas masalah teknik memainkan, fungsi musikal, dekorasi pola hiasan fisik, dab aspek sosial budaya, melainkan termasuk didalamnya sejarah dan deskripsi alat musik tersebut secara konstruksional, Hood, 1982:124. Dari uraian tersebut, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pengertian Kajian Organologis adalah, suatu penyelidikan yang mendalam untuk mempelajari tentang instrumen musik baik mencakup aspek sejarahnya maupun deskripsi alat musik itu sendiri tanpa mengenyampingkan aspek- aspek budaya dari alat musik itu sendiri. Tulila Simalungun merupakan alat musik tiup yang sejenis dengan recorder dan termasuk dalam klasifikasi alat musik aerofon yang berfungsi membawakan melodi lagu dalam penggunaanya. Masyarakat Simalungun mengelompokkan alat musik tulila ke dalam kelompok alat musik yang dimainkan secara tunggal solo instrument, Namun pada kesempatan-kesempatan tertentu tulila tersebut dimainkan secara ensambel.

1.4.2 Teori

Teori merupakan pendapat yang dikemukakan mengenai suatu peristiwa. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005. Sebagai landasan berfikir dalam melihat UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 10 suatu permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis mempergunakan teori-teori yana relevan, yang sesuai untuk permasalahan tersebut. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005, Eksistensi artinya keberadaaan. Sementara pengertian kebudayaan menurut E.B Taylor, Primitive Culture, 1871 adalah: “keseluruhan yang mencakup pengetahuan dan kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, serta kemampuan dam kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat”. Tulila Simalungun adalah instrumen musik aerofon yang memiliki 6 lubang, yang suaranya berasal dari udara. Oleh karena itu dalam pengklasifikasian alat musik tersebut, penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh Curt Sach dan Hornbostel 1961, yaitu : “Sistem pengklasifikasian alat musik berdasarkan sumber penggetar utama bunyi. Sistem pengklasifikasian ini terbagi menjadi empat bagian yang terdiri dari: idiofon, penggetar utama bunyinya adalah badan dari alat itu sendiri, aerofon penggetar utama bunyinya adalah udara, membranofon penggetar utama bunyinya adalah kulit atau membran , dan kordofon penggetar utama bunyinya adalah senar”. Maka penulis menyimpulkan bahwa eksistensi kebudayaan merupakan keberadaan yang mencakup keseluruhan pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat, serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dari penjelasan tersebut, maka penulis menjadikan hal tersebut menjadi landasn teori eksistensi kebudayaan untuk menyatakan keberadaan intrumen tulila dalam masyarakat Simalungun. Dalam tulisan ini untuk membahas pendeskripsian alat musik, penulis mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Susumu Kashima, 1978:174 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 11 terjemahan Rizaldi Siagian dalam laporan APTA, bahwa studi musik dapat dibagi dalam dua kelompok sudut pandang yang mendasar, yaitu studi struktural dan studi fungsional. Studi strukrural berkaitan dengan observasi pengamatan, pengukuran, perekaman, atau bentuk pencatatan, ukuran besar kecil, konstruksi serta bahan-bahan yang dipakai untuk pembuatan alat musik tersebut. Kemudian studi fumgsional memperhatikan fungsi dari alat-alat atau komponen yang memproduksi menghasilkan suara, antara lain membuat pengukuran dan pencatatan terhadap metode memainkan alat musik tersebut, metode pelarasan dan keras lembutnya suara louness bunyi, nada, warna nada dan kualitas suara yang dihasilkan oleh alat musik tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis menggolongkan proses dan teknik pembuatan tulila simalungun yang dilakukan J Badu Purba Siboro kedalam studi sruktural. Menurut Herskovits 1964 : 217-218 dalam Merriam, penggunaan musik dapat dibagi menjadi lima katogori unsur-unsur budaya yaitu : Kebudayaan Material, Kelembagaan Sosial, Hubungan Manusia dengan Alam, Estetika dan Bahasa. Menurut Alan P Merriam 1964 :219-226 fungsi dapat dibagi dalam sepuluh kategori yaitu : Fungsi Pengungkapan Emosional, Fungsi Hiburan, Fungsi Komunikasi, Fungsi Perlambangan, Fungsi Reaksi dan Jasmani, Fungsi Kesinambungan Budaya, dan Fungsi Pengintegrasian Masyarakat.

1.5 Metode Penelitian