42
3.4.2 Peralatan yang Digunakan 3.4.2.1 Parang
Parang yang dipakai adalah parang yang berukuran besar dan memiliki gagang yang terbuat dari kayu. Parang tersebut digunakan untuk menebang,
memotong dan membersihkan dahan-dahan pada bambu, dan juga memotong ruas-ruas pangkal dan ujung pada tulila, juga memotong kayu silopak bunga
gambar 14
3.4.2.2 Gergaji
Gambar 14 : Parang
Gambar 15: Gergaji
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
43
Gergaji yang digunakan adalah sejenis gergaji potong, gergaji ini berguba untuk memotong kayu silopak bunga, apabila selesai dikikis oleh pisau besar
gambar 15
3.4.2.3 Pisau Besar
Gambar 16 : Pisau Besar Pisau besar yang digunakan adalah untuk mengikis bambu dan kayu
silopak bunga gambar 16
3.4.2.4 Besi
Gambar 17 : Besi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
44
Besi yang digunakan berfungsi sebagai meluruskan suara yang dihasilkan, apabila terjadi pemasangan yang kurang pas pada kayu silopak bunga, maka besi
akan menusukkan ke atas secara pelan-pelan. Apabila kayu silopak bunga tersebut tidak luruskan suara yang akan dikeluarkan akan fals . Pertanda sudah
selesai pembuatan sudah bagus, maka apabila dihembus tulila mengeluarkan 3 suara gambar 17
3.4.2.5 Kikir
Kikir yang dipakai adalah berfungsi untuk menghaluskan bagian pangkal dan ujung pada bambu, yang sudah terlebih dahulu dikikis oleh bpisau besar
gambar18 Gambar 18 : Kikir
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
45
3.4.2.6 Kaca Pembesar
Gambar 19 : Kaca Pembesar Kaca pembesar yang dipakai berfungsi untuk melihat apakah sudah pas
lubang yang sudah dibuat gambar 19
3.4.2.7 Pisau Kecil
Gambar 20 : Pisau Kecil
Pisau kecil yang digunakan berfungsi mengikis secara pelan pada lubang- lubang gambar 20.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
46
3.4.2.8 Kertas Pasir
Gambar 21 : Kertas Pasir Kertas pasir yang digunakan berfungsi sebagai untuk menghaluskan dari
keseluruhan badan tulila gambar 21.
3.4.3 Proses Pembuatan
Tabel 2 Tahapan pengerjaan dalam pembuatan Tulila
NO TAHAP
PENGERJAAN BAGIAN
PENGERJAAN
1 Badan Tulila
• Memotong bahan yang ada pada Bambu • Membuat badan Tulila
• Mengikis ujung dan pangkal pada Tulila • Mengukur dan memberi tanda untuk
diameter di ukur dengan garis tengah dan jarak antar lubang
• Setelah di ukur kemudian di beri garis sebagai tanda
2 Kayu Silopak Bunga
• Memotong Kayu Silopak Bunga • Mengikis Kayu Silopak Bunga
3 Kulit Bambu
• Dikikis tipis secara pelan-pelan dan hati- hati
4 Daun Pisang
• Mengukur dan membuat jarak antar lubang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
47
3.4.3.1 Memilih dan Menebang Bambu
Dalam proses awal pembuatan tulila, dipilih bambu hutan yang liat yang dianggap baik untuk dapat dijadikan tulila. Bambu yang digunakan oleh bapak J
Badu ini langka, karena beliau mendapatkan bambu di daerah Raya pedalaman terletak di tepian sungai sipis-pis. Batang bambu yang didapat harus lurus dan
tidak terlalu muda, sebab apabila bambu muda maka bambu mudah retak dan menyusut sehingga tulila yang dihasilkannya dapat rusak. Bambu juga harus
ditengok keadaaanya apakah mengalami pembusukan atau tidak. Setelah mendapatkan bambu yang sesuai, maka bambu ditebang dengan menggunakan
parang. Dalam proses mengerjakannya, pak J Badu dilakukan hanya seorang diri. Menurut wawancara yang informan dapatkan bahwa apabila mengambil bambu
jangan pada bulan muda, karena bambu lembek, seharusnya mengambil pada bulan tua.
3.4.3.2 Memotong dan Mengikis
Bambu yang sudah ditebang, dibersihkan dari dahan-dahan dan dipotong sesuai ukuran dan bagian-bagian tulila. Proses pemotongan dapat digunakan
dengan parang, dan untuk mendapatkan hasil yang rapi. Setelah pemotongan selesai makan bambu dikikis secara pelan, dengan menggunakan pisau besar, dan
setelah dikikis secara pelan maka terciptalah badan bambu yang dihasilkan.
3.4.3.3 Mengukur dan Memberi Garis
Adapun bagian-bagian tulila yang berbahan baku dari bambu dibentuk terlebih dahulu, seperti pembuatan diameter lubang hembus pada tulila,
mengukur garis bagian pangkal sesuai debgan garis tengah, laku diberi garis sebai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
48
dan pembuatan lubang nada-nada pada tulila. Dalam proses ini bapak J Badu
mengerjakannya sendiri. 3.4.3.3.1 Membuat Badan Tulila
Dalam pembuatan awal pertama tulila memotong bambu dengan menggunakan parang gambar 22 , dan dibersihkan dahan-dahan yang ada pada
bambu dan terbentuklah badan tulila gambar 23 , memotong ruas-ruas yang ada di pangkal dan ujung gambar 24. Lalu mengikis yang terdapat bagian ujung dan
pangkal pada tulila gambar 25, dengan mengukur bapak J badu menggunakan garis tengah gambar 26. Setelah selesai membuat garis tengah, bapak j badu
menggarisi sebagai tanda gambar 27, setelah selesai bapak J badu bapak J badu melilitkana dua kali daun pisang gambar 28, selanjutnya dililitkan lagi 2 kali lagi
dan terakhir 1 lilitan lagi, gunanya untuk mengetahui jarak ke jarak pada badan tulila.
Gambar 22 : Memotong dahan pada bambu, untuk membuat badan tulila
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
49
Gambar 23 : Badan tulila yang sudah diselesai
Gambar 24 : Memotong ruas bambu pada bagian pangkal dan ujung
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
50
Gambar 25 : Mengikis bagian ujung dan pangkal pada Bambu
Gambar 26 :Mengikis Bagian Pangkal dan Ujung
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
51
Gambar 27 : Mengukur dengan memberi garis sebagai tanda
Gambar 28 : Melilitkan Daun Pisang Sebanyak Dua Kali
3.4.3.3.2 Membuat dan Membentuk Kayu Silopak Bunga
Kayu silopak adalah kayu yang digunakan untuk penutup lubang hembus, yang dipotong secara pelan gambar 29, dan setelah dipotong, kayu silopak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
52
bunga dikikis dengan pisau besar gambar 30, setelah dikikis dengan pisau besar, bapak J badu menyesuaikan hasil kikisan kayu silopak pada lubang pangkal
bambu gambar 31, apabila tidak sesuai kikisan pada lubang pangkal bambu, maka untuk mengikis lagi, dan disesuaikan lagi, dan setelah selesai maka di
sesuaikan kikisan pada bambu, maka kayu silopak bunga dipotong dengan menggunakan gergaji gambar 32 dan terciptalah kayu silopak bunga yang di
sesuaikan tadi gambar 33, maka setelah selesai kayu silopak bunga, kayu silopak bunga tersebut dibelah sedikit gambar 34 , juga untuk mengikis kulit bambu
secara tipis dengan menggunakan pisau kecil gambar 35 , dan memasukkan kulit bambu yamg dikikis secara tipis yang dikerjakan secara hati-hati ke dalam
pembelahan kayu silopak bunga gambar 36 mengapa dibuat dibuat pembelahan pada kayu silopak, dan dimasukkan kulit bambu yang dikikis tersebut, karena
membuat suara yang dihasilkan bagus dan mendaki. Dan apabila tidak dilakukan terhadap kayu silopak bunga yang dibelah dan tidak memasukan kulit bambu yang
halus, maka suara yang dihasilkan pada tulila tidak bagus.
Gambar 29 : Memotong Kayu Silopak Bunga
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
53
Gambar 30 : Mengikis Kayu Silopak Bunga
Gambar 31: Menyesuaikan Kayu Silopak Pada Lubang Bagian Pangkal
Gambar 32 : Memotong Kayu Silopak Bunga Yang Telah Disesuaikan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
54
Gambar 33 : Kayu Silopak Bunga Yang Telah Disesuaikan
Gambar 34 : Pembelahan Kayu Silopak Bunga
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
55
Gambar 35 : Mengikis Kulit Bambu Secara Tipis
Gambar 36 : Memasukkan Kulit Bambu ke Dalam Pembelahan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
56
3.4.3.3.3. Mengikis Kulit Bambu secara Pelan-Pelan dan Hati-Hati
Kulit bambu adalah sisa dari bagian bambu, dan dengan cara mengikis kulit bambu harus dilakukan secara pelan-pelan dan hati-hati gambar 37 ,
dengan menggunakan pisau kecil, Mengapa dillakukan pengikisan pada kulit bambu tersebut, karena untuk dimasukan ke dalam kayu silopak bunga, yang
akan dibelah. Apabila kulit bambu tidak tidak dimasukkan ke dalam pembelahan kayu silopak bunga, maka suara yang dihasilkan tidak bagus dan tidak mendaki.
Gambar 37 : Pengikisan Bambu
3.4.3.3.4 Mengukur, Memberi Garis, dan Membuat Jarak antar Lubang pada Daun Pisang
Proses pengukuran Tulila dibagi tiga akan tetapi pengukuran dimulai dari
bagian pangkal. Awal pengukuran dilakukuan pada bagian pangkal dengan
menggunakan daun pisang, daun pisang merupakan bagian dari membuat tulila untuk mengukur, dan daun pisang ini didapatkan oleh bapak J badu di ladang,
Lalu diukur bagian-bagian yang terdapat pada tulila yang disesuaikan dengan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
57
garis menengah pada bambu gambar 38, setelah hasil yang diukur sesuai pada garis menengah, maka bagian pangkal tersebut akan digarisi sebagai tanda . Lalu
setelah itu daun pisang tersebut dililitkan dua kali, lalu diukur dan diberi garis sebagai tanda sesuai dengan lilitan, dan setelah itu dililitkan lagi dua kali lagi,
setetah itu diukur dan diberi garis lagi sebagai tanda, dan yang terakhir satu kali lilitan lagi diukur dan diberi garis lagi, dan setelah itu terciptalah jarak antar jarak
pada badan tulila. Maka setelah mengukur, bagian dari badan tulila, bapak J badu membuat lagi jarak antar lubang dengan cara memotong daun pisang tersebut
gambar 39 , dan dilipat lima kali, dan setelah selesai melipatkan lima kali pada daun pisang tersebut gambar 40 , maka terciptalah untuk membuat jarak antar
lubang pada tulila. Lalu setelah itu bapak J badu memotong daun pisang tersebut satu per satu yang terlebih dahulu sudah diukur gambar 41, dan setelah selesai
memotong satu per satu maka bapak J badu menggarisi sebagai tanda gambar 42.
Gambar 38: Pengukuran Garis Tengah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
58
Gambar 39 : Pengukuran Lubang Nada
Gambar 40 : Melipatkan Lima Kali Daun Pisang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
59
Gambar 41 : Memotong Satu Per Satu
Gambar 42 : Menggarisi Satu Per Satu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
60
3.4.4. Tahap Penyempurnaan