8. Perawatan Tulila KAJIAN ORGANOLOGIS TULILA SIMALUNGUN

70 penting. Apabila perasaan si pemain semakin dalam maka semakin sempurnalah rasa yang dituangkan dalam lagu. Faktor instrumen tulila digunakan juga cukup berpengaruh dalam penyajian permainan. Semakin baik kualitas instrumen tulila yang digunakan, maka sangat mendukung untuk penyajian permainan tulila yang baik.

3.5. 8. Perawatan Tulila

Agar tulila dapat bertahan lam dan awet, diperlukan proses perawatan yang baik terhadap instrumen ini. dari hasil wawancara dengan bapak J badu Purba bahwa Perawatan tulila yang baik adalah tulila jangan kena air , juga kena panas. Apabila tulila terkena air maka suara yang dihasilkan tidak bagus lagi, dan apabila terkena panas maka bambu akan retak. Tulila tidak boleh bergeser dan tersorong, maka akan rusak setelan suara. Tulila juga jangan kotor, apabila tulila kotor dua cara untuk membersihkan kotoran yang ada di dalam lubang tulila adalah dengan cara menutup semua lubang, lalu hembus lubang bawah bagina pangkal, maka akan keluar kotoron yang ada dilubang tulila pada bagian pangkal lubang, ada juga yang mengunakan kulit bambu, dan untuk membersihkan tulila bapak J badu menggunakan elap pembersih. Untuk penyimpanan tulila dibuat dalam tas gambar 53. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 71 Gambar 53 : Tas Menyimpan tulila UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 72

BAB IV EKSISTENSI DAN FUNGSI

TULILA SIMALUNGUN

4.1 Asal Usul Tulial Simalungun

Asal-usul alat musik tulila Simalungun, hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, sebab tulisan-tulisan maupun penelitian-penelitian yang berhubungan dengan alat musik tersebut sangat jarang. Meskipun demikian, penulis berusaha untuk mencari tahu tentang sejarah keberadaan alat musik tulila secara lisan maupun tulisan. 4.1.1 Tulila Simalungun Menurut Cerita Menurut cerita, terciptanya alat musik tulila adalah bahwa zaman dahulu kala, ada terdapat sungai, di sungai tersebut ada terdapat air terjun yang letak bambu tersebut terletak pada pinggir-pinggir sungai, jenis bambu yang didapatkan adalah bambu hutan, bentuk pohon bambu yang dipinggir- pinggir sungai tersebut merunduk ke air terjun itu, disitulah bambu diambil dan lalu ditebang. Akan tetapi sebelum menebang bambu akan di syaratin, cara mensyaratkannya ambil padi , dan siramin padi tersebut tiga kali atau tujuh kali dan dsambil mengucapkan horas. Hal ini dilakukan supaya tidak terjadi apa-apa pada yang menebang, karena bambu yang dipinggir sungai tersebut berhantu. Dan setalah selesai penebangan maka bambu akan di bawa pulang ke rumah. Cara pembuatan tulilanya tidak boleh lagi gembira, dan cara pembuatan lubang dilakukan menunggu ada yang meninggal, apabila ada masyarakat dilingkungan yang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA