Tujuan dan Fungsi Katalog Pengatalokan Bahan Pustaka Penentuan Tajuk Subjek

11 Secara garis besar, jenis katalog dibagi menjadi 3 golongan besar yaitu : a Katalog abjad katalog pengarang, katalog judul, katalog subjek, katalog leksikaldiclionary catalogue b katalog klas Clased catalogue c Alphaberica-clased catalogue, d katalog terbagi divided catalogue . Sedangkan menurut bentuk fisiknya katalog terdiri dari: 1 “Katalog Kartu Pada katalog bentuk kartu dengan ukuran 7,5 x 12,5 cm, setiap entri ditulis dalam satu kartu ini kemudian dijajarkan dalam laci lemari katalog 2 Katalog Berkas Bentuk ini merupakan kumpulan kertaskartu yang berisi keterangan mengenai katalog. Pada bagian kiri diberi lubang, kemudian diikat atau dijilid 3 Katalog Buku Pada katalog bentuk buku terdapat sejumblah entri yang tercetak pada setiap halamannya”

2.2 Tujuan dan Fungsi Katalog

Adapun tujuan pengatalogan menurut Sulistyo Basuki 1994 : 316 adalah : 1. Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yang ketahui berdasarkan nama pengarangnya, judulnya, dan subjeknya. 2. Menunjukan buku yang dimiliki perpustakaan oleh pengarang tertentu, berdasarkan subjek tertentu atau dalam jenis literatur tertentu. 3. Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisnya atau berdasarkan karakternya”. Universitas Sumatera Utara 12 Sedangkan yang menjadi fungsi dari pengatalogan menurut Lasa H.S. 1990:23 adalah: 1. Mencacat koleksi yang dimiliki oleh suatu pepustakaan . 2. Memudahkan pembaca dalam mencari bahan pustaka milik perpustakaan itu. 3. Mengembangkan standar-standar bibliografi secara internasional”. Dari pendapat di atas dapat diyatakan bahwa tujuan dan fungsi dari pengatalogan adalah membantuh dan memudahkan pengguna untuk melakukan temu balik terhadap buku yang dibutuhkannya.

2.3 Pengatalokan Bahan Pustaka

Pengatalokan bahan pustaka merupakan tugas pokok perpustakaan. Kegiatan pengatalokan ini dilaksanakan oleh putakawan bidang pelayanan teknis. Pengatalogan ini mempunyai dua kegiatan penting yang harus dilakukan yaitu, katalogisasi dan klasifikasi. Dengan demikian, proses katalogisasi mencakup kegiatan katalogisasi deskriptif dan katalogisasi subjek.

2.4 Deskripsi Bibliografi

Menurut Tairas 1981 : 177 pengertian “ deskripsi bibliografi adalah satu set data bibliografi dan fisik dari bahan pustaka”. Bagian-bagian dari deskripsi bibliografi dibagi dalam tujuh unsur dimana praturan dasarnya telah ditetapkan dalam ISBD M Internasional standard Bibliographic Description For Monographi. ISBD M merupakan basis peraturan deskripsi bahan monograf dalam AACR2. Internasional standard Bibliographic Description For Monographi disingkat ISBD M bertujuan memberikan suatu kerangka metode pembuatan yang dapat diteria secara internasional. Menurut Sulistyo Basuki 1993 : 334 ISBD M dibuat untuk memenuhi tiga hal utama: Universitas Sumatera Utara 13 1. Supaya informasi yang dilakukan oleh suatu negara atau dalam suatu bahasa dapat dengan mudah dikenal di negara lain atau oleh pemakaian yang berbahasa lain 2. Supaya informasi bibliografi yang dikeluarkan oleh suatu negara dapat dicampurkan dengan informasi bibliografi dari negara lain dalam suatu jajaran 3. Supaya informasi bibliografi dicatat dalam bentuk yang mudah dialihkan kebentuk yang dipakai oleh mesin, dengan prediksian sedikit-sedikinya. Untuk semua ini ditemukan suatu cara, sehingga berbagai unsur-unsur suatu informasi bibliografi dapat dengan mudah dialihkan atau dikenali dengan mata biasa maupun dengan mesin tanpa orang harus mengerti isinya. Alat yang digunakan adalah tanda baca. Setiap daerah dari data bibliografi tersebut dipisahkan dengan tanda baca yaitu tanda titik . dan tanda hubungan .- dan setiap daerah dibatasi dengan tanda baca yang mudah dimengerti Daerah yang ada dalam deskripsi bibliografi masing-masing adalah :

1. Daerah Judul dan Peryataan Kepengarangan

Dalam daerah judul dan peryataan kepengarangan memuat unsur-unsur judul sebenarnya, judul pararel, keterangan judul dan peryataan kepengarangan. Antara judul sebenarnya dengan judul paralel dibatasi dengan tanda baca sama dengan =, antara judul sebenarnya dengan keterangan judul dibatasi oleh tanda baca titik dua : untuk memperpendek judul digunakan tanda titik tiga …, untuk memisahkan antara judul dengan peryataan kepengarang ditandai dengan miring , apabila pengarang lebih dari tiga orang maka yang dicantumkan hanya pengarang pertama disebut dengan tanda ….et al, antara pengarang pertama dengan pengarang kedua atau penerjemah, editor digunakan tanda baca titik koma ;. Contoh : london consequences : a novel edited by margeret brabble and B.S. Jhonson ; The work Ablemau … et all . Universitas Sumatera Utara 14

2. Daerah Edisi

Daerah edisi memuat unsur-unsur yang terdiri dari peryataan edisi dan peryataan kepengarangan sehubungan dengan edisi. Tanda baca yang digunakan untuk memisahkan antara peryataan kepengarangan dengan edisi adalah tanta titik dan hubungan rengkap .- untuk memisahkan antara edisi dengan peryataan kepengarangan sehubungan dengan edisi dipakai tanda garis miring dan untuk memisahkan pengarang dengan pengarang berikutnya sehubungan edisi digunakan tanda baca titik koma : Contoh : a Dictionary of modren english usage by J.H Fowle.-2 nd Revised by ernest gowers ed.

3. Daerah Publikasi

Daerah publikasi memuat unsur-unsur kota terbit, penerbit dan tahun terbit. Tanda baca yang digunakan untuk memisahkan antara daerah edisi dengan daerah publikasi adalah tanda baca titik dan garis hubungan rangkap .-, tanda baca yang digunakan untuk membatasi kota terbit dengan penerbit adalah tanda titik koma ;, untuk membatasi antara penerbit dengan tahun terbit tanda baca yang digunakan adalah koma ,. Sineloco [s.I] digunkan jika kota terbit tidak ada pada dokumen dan sinenomie [s.n] digunakan jika tidak ada pada penertbit dan sineanio [s.a] digunakan jika pada dokumen tidak ada tahun terbit. Jika kota terbit dan penerbit lebih dari satu maka cukup dicatat yaitu yang dianggap utama. Contoh : the Indian heritage of america by Alvin M.Josephy.— Batam ed -New york : Batam books, 1996 Universitas Sumatera Utara 15

4. Daerah Deskripsi Fisik

Dalam daerah deskripsi fisik terdapat unsur-unsur jumblah halaman buku baik yang memakai angka arab dan angka Romawi, peryataan ilustrasi, ukuran buku serta lampiran dan tambahan. Tanda baca yang digunakan untuk membatasi jumblah halaman yang memakai angka Romawi dengan angka arab dipakai tanda baca koma , antara angka arab dan peryataan ilustrasi dibatasi dengan tanda baca titik dua ; untuk membatasi peryataan ilustrasi dengan ukuran buku digunakan tanda baca titik koma ; dan ukuran dengan lampiran tanda baca yang digunakan adalah tanda tambah +. Contoh : xi, 546p.:ill.;30 cm. + 7 maps.

5. Daerah Seri

Daerah seri terdiri dari unsur-unsur peryataan seri, peryataan sub seri dan nomor seri. Tanda baca yang dipakai untuk mengawali daerah seri adalah tanda titik dan garis hubungan rangkap .--, untuk judul seri dan sub seri dipakai tanda baca titik dua :, untuk nomor seri dipakai tanda titik koma ;. Setiap seri ditulis dalam tanda kurung biasa 6. Contoh : occasional papers university of Illinions graduate school of Library science ; no. 25

6. Daerah Catatan

Dalam daerah ini memuat unsur-unsur yang diangap penting untuk diketahui pengguna perpustakaan. Unsur-unsur ini ini tidak tercantum dalam deskripsi bibliografi seperti judul asli karya terjemahan, bentuk karya akademiks, keterangan abstrak, bibliografi, indeks semua yang terdapat pada daerah catatan ini disususn menurut abjad. Contoh : Bib.p. : 333-232 Indekx p. : 233-245 Universitas Sumatera Utara 16

7. Daerah Nomor Standar ISBN dan Harga

Dalam daerah ini khusus mencatat nomor standar sebuah karya. Untuk bahan pustaka monograf buku disebut dengan ISBN International Standar Book Number. Kegunaan ISBN untuk mencatat semua terbitan yang ada di seluruh dunia serta digunakan sebagai sarana temu balik informasi. Harga merupakan unsur kedua daerah ISBN dan harga terbitan yang dicantumkan dengan angka serta lambang resmi mata uangnya. Contoh : ISBN : 987-234-24

2.5 Penentuan Tajuk Subjek

Subjek merupakan tema, topik isi yang dibahas dalam suatu karya oleh pengarang. Isi dari karya tersebut diungkapkan dengan menggunakan istilah atau kata-kata yang dapat mewakili dokumen yang diambil dalam daftar tajuk subjek atau tesaurus. Kegiatan II sering disebut mengindeks. Menurut Eva Philips dalam buku Membina Perpustakaan 1992 “mengindeks adalah seni menentukan subjek suatu karya, dan mencari istilah yang sama” Untuk subjek itu dalam daftar tajuk subjek”. Untuk menetukan tajuk subjek bukanlah suatu perkerjaan yang mudah. Oleh sebab itu seorang kataloger harus berpedoman pada daftar tajuk subjek yang telah ditetapkan oleh suatu perpustakaan, agar tidak terjadi kesalahan terhadap judul buku yang sama ditetapkan pada tajuk subjek yang berlainan. Pedoman untuk penentuan tajuk subjek pada perpustakaan yang umumnya banyak dipakai pedoman Library of Congress Subject Headings LCSH. Searlist Heading, Daftar Tajuk Subjek indonesia dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara 17

2.6 Penentuan Tajuk Entri Utama