3.5.7. Tanda klinis retroaurikuler adalah pengamatan klinis yang dijumpai pada daerah belakang daun telinga akibat komplikasi kolesteatoma
seperti terdapatnya abses, fistel dan sikatrik retroaurikuler.
3.6. Bahan dan Alat Penelitian
1. Status penelitian. 2. Formulir persetujuan penelitian.
3. Lampu kepala merk Riester tipe Ri-focus. 4. Spekulum telinga tipe Hartmann.
5. Otoskop merk Reister tipe Pen-scope. 6. Larutan peroksida 3.
7. Alat penghisap merk Thomas Medipump tipe 1132 GL. 8. Kanul penghisap nomor 6 dan 8 tipe Fergusson.
9. Spekulum hidung merk Renz tipe Hartmann. 10. Spatel lidah tipe Brunnings.
11. Kaca faring dan laring merk Renz. 12. Pesawat sinar X merk Hitachi tipe TV-5111-155VC11, usia alat
8 tahun, dikaliberasi setiap tahun oleh Badan Pemeriksa Fasilitas Kesehatan BPFK dan terakhir dikaliberasi tanggal 1
Juli 2013.
3.7. Cara Kerja
Pemeriksaan awal dilakukan di poliklinik SMF THT-KL FK USURSUP. H. Adam Malik Medan. Penderita terlebih dahulu
dianamnesis untuk mengetahui keluhan utama dan lamanya keluhan. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan rutin THT dengan menggunakan
lampu kepala, spekulum telinga, otoskop, spekulum hidung, spatel lidah, kaca faring dan kaca laring. Jika dijumpai sekret pada liang telinga,
dilakukan pembersihan menggunakan larutan peroksida 3 dan alat penghisap berkanul sehingga lapangan pandang pemeriksaan otoskopi
lebih jelas. Apabila diagnosis sementara penderita adalah OMSK dengan
Universitas Sumatera Utara
kolesteatoma ataupun sangkaan kolesteatoma, selanjutnya penderita diperiksa foto polos mastoid proyeksi Schüller dan Mayer di SMF
Radiologi FK USURSUP. H. Adam Malik Medan oleh radiografer, Ahli Madya Radiologi AMR, yang bertugas saat itu. Hasil foto polos
dibacakan oleh dokter Netty D. Lubis, Sp.RadK. Kemudian penderita direncanakan operasi timpanomastoidektomi oleh Divisi Otologi SMF
THT-KL FK USURSUP. H. Adam Malik Medan. Dokter Netty D. Lubis, Sp.RadK tidak diberitahu mengenai klinis penyakit, sedangkan operator
timpanomastoidektomi tidak mengetahui pembacaan foto polos mastoid. Hasil temuan saat operasi dibandingkan dengan pembacaan foto polos
mastoid.
3.8. Analisa Data
Hasil penelitian berupa uji diagnostik untuk melihat gambaran foto polos mastoid proyeksi Schüller dan Mayer dibandingkan dengan temuan
saat operasi dinyatakan dalam tabel 2 x 2 sehingga penilaiannya dapat memberi kemungkinan hasil positif benar sel a, positif semu sel b,
negatif semu sel c, dan negatif benar sel d. Baku emas
Uji Positif
Negatif Jumlah
Positif a
b a+b
Negatif c
d c+d
Jumlah a+c
b+d a+b+c+d
Dari tabel 2 x 2 ini dapat diperoleh beberapa nilai statistik sensitivitas dan spesifisitas yang memperlihatkan berapa akurat suatu uji
diagnostik dibandingkan dengan baku emas yang didapat. Akurasi
= a+d : a+b+c+d Sensitivitas
= a : a+c Spesifisitas
= d : b+d Nilai prediksi positif
= a : a+b
Universitas Sumatera Utara
Nilai prediksi negatif = d : c+d Rasio kemungkinan positif = sensitivitas : 1-spesifisitas
Rasio kemungkinan negatif = 1-sensitivitas : spesifisitas Pre-test probability prevalensi = a+c : a+b+c+d
Pre-test odds = prevalensi : 1-prevalensi
Post-test odds = pre-test odds x rasio kemungkinan+
Post-test probability = post-test odds : post-test odds+1
3.9. Kerangka Kerja