23
e. Pengadaan manual kemitraan dengan lembaga keswadayaan masyarakat dari daerah
setempat maupun dari luar daerah atau luar negeri. f.
Penguatan kemitraan dengan lembaga keswadayaan masyarakat dalam Manajemen Kawasan Pantai.
Pembentukan pengembangan Forum sebagai wahana jaringan dialog kemitraan antar berbagai komponen pelaku pembangunan Pemerintah, LSM, organisasi kepemudaan,
organisasi wanita, perguruan tinggi, pengusaha, tokoh masyarakatagama dan lain-lain. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengelolaan SD Pesisir dan laut. Kerjasama antar
lembaga untuk pengembangan sarana kelautan dan perikanan, serta inventarisasi, pengembangan dan pemberdayaan SDM dan Lembaga Adat Pesisir dalam pengelolaan
wilayah pesisir dan laut BAPEDA Provinsi Jambi, 2005.
2.5.4. Peran Masyarakat
Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitar mangrove merupakan masalah prinsip dalam usaha menyelamatkan, mangrove Sukardjo, 1989.
Bengen 2001, menyebutkan pelestarian hutan bahwa mangrove merupakan suatu usaha yang sangat kompleks untuk di laksanakan, sifat karena kegiatan tersebut membutuhkan
akomodatif terhadap segenap pihak terkait baik yang berada di sekitar kawasan maupun di luar kawasan. Pada dasarnya kegiatan ini dilakukan demi memenuhi kebutuhan dari
berbagai kepentingan. Akan tetapi, sifat akomodatif ini akan lebih dirasakan manfaatnya bilamana keberpihakan kepada institusi yang sangat rentan terhadap sumberdaya
mangrove, dalam hal ini masyarakat diberikan porsi yang lebih besar. Dalam upaya pemberdayaan Masyarakat, Pemerintah dan Pemerintah Daerah
mewujudkan, menumbuhkan, dan meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab dalam UU No.27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil:
a. Pengambilan keputusan;
b. Pelaksanaan pengelolaan;
c. Kemitraan antara masyarakat, dunia usaha, dan Pemerintah Pemerintah Daerah;
d. Pengembangan dan penerapan kebijakan nasional di bidang lingkungan hidup;
24
e. Pengembangan dan penerapan upaya preventif dan proaktif untuk mencegah penurunan
daya dukung dan daya tampung wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil; f.
Pemanfaatan dan pengembangan teknologi yang ramah lingkungan; g.
Penyediaan dan penyebarluasan informasi lingkungan; serta h.
Pemberian penghargaan kepada orang yang berjasa di bidang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Bentuk organisasi pemberdayaan masyarakat pesisir yang dapat dikembangkan antara lain: a.
PEMP Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir b.
COFISH Coastal Fisheries c.
Program Mitra Bahari Sea Grant Program d.
Siswasmas Sistem Pengawasan Masyarakat Peran masyarakat dapat ditingkatkan melalui pemupukan jiwa bahari, pendidikan dan
pelatihan kelautan dan organisasi dan kelembagaan kelautan Program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah adalah dalam
bentuk penetapan rencana tindak antara lain: a.
Identifikasi dan klasifikasi lembaga keswadayaan masyarakat b.
Analisis jaringan kemitraan pemberdayaan antar lembaga keswadayaan masyarakat maupun dengan Pemerintah, swasta, perguruan tinggi dan lembaga keagamaan
c. Analisis kebijakan dan atau peraturan daerah dalam kerangka demokratisasi
pengelolaan pembangunan d.
Penyusunan penyempurnaan kebijakan dan atau peraturan daerah dalam kerangka penguatan kemitraan, partisipasi, dan demokratisasi Manajemen Kawasan Pantai
e. Pengadaan manual kemitraan dengan lembaga keswadayaan masyarakat dari daerah
setempat maupun dari luar daerah atau luar negeri f.
Penguatan kemitraan dengan lembaga keswadayaan masyarakat dalam Manajemen Kawasan Pantai
g. Pembentukanpengembangan Forum sebagai wahanajaringan dialogkemitraan antar
berbagai komponen pelaku pembangunan.
25
2.6. Multiguna Hutan Mangrove
Hutan mangrove adalah hutan yang vegetasinya hidup di muara sungai, di daerah pasang surut dan di tepi laut, hutan bakau dibutuhkan hampir 80 dari seluruh jenis ikan laut yang
dimakan oleh manusia.
2.6.1. Fungsi Konservasi Hutan Mangrove
Hutan mangrove merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan yang penting di wilayah pantai. Selain berfungsi ekologis sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan,
hutan mangrove juga sebagai : tempat berkembang-biaknya berbagai macam biota pantai, penahan abrasi dan amukan gelombang badai dan tsunami, penyerap limbah, pencegah
intrusi air laut. Hutan mangrove juga mempunyai fungsi ekonomis penting seperti penyedia kayu bakar, dan daun-daunan sebagai bahan baku obat Kodoatie dkk., 2004.
Kemampuan mangrove untuk mengembangkan wilayahnya ke arah laut merupakan salah satu peran penting mangrove dalam pembentukan lahan baru. Akar mangrove mampu
mengikat dan menstabilkan substrat lumpur, pohonnya mengurangi energi gelombang dan memperlambat arus, sementara vegetasi secara keseluruhan dapat memerangkap sedimen
Davies and Claridge, 1993; Othman, 1994. Penentuan penetapan kawasan pesisir dalam upaya pengembangan kawasan dapat dibagi
menjadi beberapa kriteria kawasan, yaitu menetapkan kawasan pantai menjadi kawasan kritis, kawasan perlindungan atau konservasi, kawasan budidaya dan produksi, serta
kawasan khusus.
Kawasan kritis merupakan kawasan yang kegiatannya di kawasan tersebut harus dibatasi atau dihentikan sama sekali. Kawasan lindung merupakan kawasan yang
kelestariannya harus dilindungi sehingga kegiatan eksploitasi harus dihentikan. Kawasan lindung disini akan berfungsi lindung terhadap kawasan lainnya, misalnya
untuk kawasan budidaya.
Sedangkan kawasan budidaya dapat berupa pariwisata bahari dan pertumbuhan udang yang memerlukan kualitas perairan pantai yang baik.