Perumusan masalah STRATEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN MANGROVE BERKELANJUTAN DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR JAMBI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

2 membangun wilayahnya dengan potensi sumber daya yang ada. Pembangunan wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur relatif lambat dibandingkan dengan kabupaten- kabupaten lainnya di Propinsi Jambi. Laju degradasi dan deplesi sumberdaya kelautan beberapa tahun terakhir semakin tinggi, seperti berkurangnya luasan hutan mangrove serta rusaknya ekosistem beberapa daerah penangkapan ikan. Ironisnya, penduduk pesisir yang merasa memiliki wilayah ini semakin tidak berdaya untuk berkompetisi dengan pihak lain, sehingga mereka sering terpaksa melakukan kegiatan pemanfaatan sumberdaya dengan mengabaikan kaidah kelestarian demi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Untuk mengantisipasi konflik dan dampak negatif yang terjadi diperlukan suatu stretegi kebijakan pengelolaan yang tepat dengan menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan ekologis dengan tetap memperoleh manfaat ekonomisnya secara berkelanjutan.

1.2. Perumusan masalah

Pentingnya pengelolaan hutan mangrove dalam menunjang ekonomi masyarakat pesisir dewasa ini menjadi sebuah perhatian khusus. Hal tersebut dikarenakan oleh fungsi dan peran hutan mangrove yang beraneka ragam antara lain sebagai tempat pengembangbiakkan ikan dan udang serta dengan perlindungan dan pengamanan pantai. Vegetasi ini berperan begitu besar dalam menjaga keberlanjutan dan keseimbangan ekosistem pantai dan pesisir DKP, 2004. Keberadaan ekosistem mangrove di pesisir Jambi saat ini mengalami penurunan seiring dengan berkembangnya pembangunan yang mengubah fungsi kawasan dari fungsi lindung ke fungsi budidaya yang mengakibatkan hutan mangrove di beberapa daerah pesisir dan pantai Jambi mengalami penurunan. Salah satu daerah yang mengalami hal tersebut adalah daerah pesisir di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Berkurangnya mangrove di pesisir Tanjung Jabung Timur dikarenakan oleh konversi lahan pada beberapa daerah dari hutan mangrove menjadi daerah pertanian dan permukiman penduduk. Hal tersebut berpengaruh pada produksi perikanan, terbukti dari menurunnya beberapa jenis produksi perikanan yang dikembangkan dengan mangrove sebagai fasilitas perkembangbiakkannya. 3 Penurunan tersebut akan terus berlanjut apabila tidak di carikan sebuah solusi yang terkait dengan pengelolaan untuk mempertahankan keberadaan hutan mangrove di wilayah pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Beberapa dampak ngatif akan timbul sebagai akibat dari hilangnya komunitas mangrove, yaitu fungsi perlindungan dan pengaman pantai secara alami membahayakan oleh hutan mangrove akan hilang, sehingga bagi lahan pertanian dan permukiman penduduk di sekitar pantai yang secara otomatis akan terkena limpasan gelombang laut yang lebih bersifat merusak. Sedangkan bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat, penurunan produksi di sektor perikanan yang berbanding lurus dengan hilangnya areal hutan mangrove akan berakibat pada menurunnya pendapatan masyarakat. Disamping itu apabila pertanian dan perkebunan yang berada di sekitar pesisir terkena gelombang air laut yang tentunya juga akan berakibat pada menurunnya produksi panen. Bertolak dari hal tersebut di atas, maka pertanyaan yang perlu dijawab dalam penelitian ini adalah: a. Seberapa besar laju kerusakan mangrove di Kabupaten Tanjung Jabung Timur? b. Pengaruh apa saja yang telah ada dan atau mungkin timbul terutama bagi keseimbangan lingkungan akibat kerusakan mangrove tersebut? c. Apa dan bagaimana strategi kebijakan pengelolaan ekosistem mangrove yang mampu mengatasi permasalahan dan konflik pengelolaan ekosistem mangrove terutama dalam pengendalian konversi lahan mangrove di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.

1.3. Tujuan