Visi Dan Misi Kebijakan yang Terkait dengan Pengelolaan Hutan Mangrove

12 degradasi yang sistematis; 2 bahwa diperlukan langkah lanjut dan upaya pengelolaan ekosistem mangrove yang berkelanjutan untuk menjamin kelestarian ekosistem mangrove guna mendukung pelestarian lingkungan pesisir, kegiatan perikanan yang berkelanjutan, perlindungan pantai, wisata bahari, dan keperluan ekonomi lainnya.

2.4.1.1. Visi Dan Misi

Visi pengelolaan wilayah pesisir Jambi adalah Sumberdaya pesisir dan laut Provinsi Jambi dikelola secara terencana dan terpadu dalam rangka meningkatkan kekuatan ekonomi, sosial, budaya, dan hankam dengan mengupayakan fungsi ekologis dan fungsi sosial yang seimbang dan tetap terkendali. Sedangkan misi yang ditetapkan dalam rangka pengelolaan kawasan pesisir antara lain: a. Pembangunan nasional, yaitu: terwujudnya peningkatan kualitas hidup masyarakat pesisir Provinsi Jambi serta potensi sosial budaya setempat yang menjadi kekuatan bagi pembangunan berwawasan lingkungan secara berkelanjutan. b. Konservasi ekologis, yaitu: terjaganya fungsi dan proses ekologis serta konservasi alam dan ekosistem wilayah pesisir dan laut Propinsi Jambi, melalui upaya perlindungan dan rehabilitasi guna mencapai pembangunan berkelanjutan. c. Pembangunan ekonomi, yaitu: terwujudnya peningkatan dan keterpaduan pendayagunaan potensi sumberdaya alam wilayah pesisir Provinsi Jambi untuk kegiatan yang menunjang laju perekonomian masyarakat maupun peningkatan PAD. d. Pembangunan Administrasi, yaitu: terwujudnya pola integrasi dan koordinasi dalam perencanaan, perizinan, dan pengawasan kegiatan pembangunan dari semua pihak yang berkepentingan dan terjaganya keamanan di wilayah pesisir Provinsi Jambi sehingga pembangunan dapat berjalan selaras, serasi, dan seimbang.

2.4.1.2. Kebijakan yang Terkait dengan Pengelolaan Hutan Mangrove

Mangrove memberikan banyak manfaat bagi manusia. Dengan demikian mempertahankan areal mangrove yang sangat strategis termasuk tumbuhan dan hewannya, sangat penting untuk pembangunan ekonomi dan sosial Noor dkk., 1999. 13 Pada kondisi tekanan penduduk yang tidak begitu padat, kawasan mangrove seringkali dilindungi oleh hukum adat. Namun pada kondisi tekanan penduduk semakin meningkat, sehingga terjadi peningkatan permintaan sumberdaya seringkali hukum adat terkesampingkan oleh insentif ekonomi jangka pendek. Oleh karenanya pemerintah merespon dengan mengeluarkan peta Tata Guna Hutan Kesepakatan TGHK serta beberapa peraturan dalam berbagai tingkat yang terkait dengan pengelolaan mangrove. Peraturan yang paling relevan diantaranya terkait dengan aturan mengenai kebijakan jalur hijau serta sistem areal perlindungan Noor dkk., 1999.

2.4.2. Kerangka Kerja Legislatif