Analisis Potensi dan Kendala SWOT

86 Dari hasil perbandingan ini dapat dilihat perubahan yang cukup signifikan sehingga disinyalir ada faktor lain yang mempengaruhi penurunan produktivitas udang. Dari beberapa sumber diperoleh bahwa ada virus yang menyebabkan kematian pada udang sehingga setelah tahun 2004 produktivitas udang mengalami penurunan yang cukup drastis. Dengan melihat kondisi ini maka sangat disayangkan apabila tidak segera disusun sebuah strategi pengelolaan yang dapat mendukung terciptanya sumber ekonomi lain seperti perikanan. Bentuk budidaya perikanan yang dapat membuat ekonomi masyarakat bergerak disamping dari pertanian dan perkebunan akan lebih membawa dampak positif selain fungsi mangrove sendiri sebagai penahan sedimen yang bisa melakukan fungsi konservasi pantai

4.10. Analisis Potensi dan Kendala SWOT

Potensi yang ada saat ini adalah hutan mangrove dapat dijadikan sebagai pelindung alami pantai dan pesisir secara vegetatif, kemudian beberapa nilai ekonomi dimana dengan adanya mangrove budidaya udang dapat dilakukanan dan hal itulah yang akan dapat mempengaruhi perekonomian masyarakat pantai Timur Jambi. Namun disatu sisi, seiring dengan perkembangan pembangunan di pesisir konversi lahan terus mengurangi jumlah area mangrove di pesisir dan hal tersebut yang harus dicarikan solusi supay tercipta pengelolaan mangrove yang berkelanjutan. Selanjutnya untuk lebih mengetahui bagaimana strategi yang dapat dilakukan dengan melihat adanya potensi dan permasalahan dalam pengelolaan mangrove ini dibuatlah sebuah analisis dengan menggunakan alat analisis SWOT dimana dari potensi dan kendala serta permasalahan yang ada dapat dirumuskan strategi penanganan yang sesuai terutama terkait dengan konsep keberlanjutan pengelolaan mangrove. Berikut analisis potensi kendala yang disajikan dalam SWOT untuk menghasilkan strategi yang tepat pada Tabel 4-10. 87 Tabel 4-10 Analisis SWOT Opportunity O Threat T • Mangrove dapat menjadi sentra pariwisata. • Mangrove akan mendorong masyarakat pesisir untuk peningkatan ekonomi.. • Jumlah mangrove semakin menurun dan mengarah ke kerusakan pantai. • Belum ada kebijakan pemberlakuan konservasi pantai . Strengh t S • Luas Mangrove mempengaruhi produksi udang • Potensi Peningkatan PDRB daerah. Strategi 1 S-O Memberikan alokasi ruang khusus untuk budidaya mangrove sehingga dapat dijadikan tempat kunjungan wisata agro dan pengembang biakan udang. Strategi 2 S-T memberikan kebijakan pengelolaan mangrove sebagai pelindung pantai sehingga jumlah mangrove tetap dipertahankan bahkan ditambah. Weaknes s W • Konversi lahan mangrove ke budidaya yang lain sehingga mengurangi tutupan lahan. • Belum ada pengelolaan yang baik secara terstruktur dari kelembagaan ataupun dari kebijakan. Strategi 3 W-O Pembatasan budidaya terutama untuk daerah terbangun di wilayah pesisir yang didukung secara instuisional dan pemberdayaan masyarakat, jadi konversi lahan mangrove dapat dibatasi Strategi 4 W-T Pemberlakuan kebijakan dari pemerintah setempat atau yang berwewenang untuk mengendalikan konversi secara top down kebijakan tegas dengan melalui sosialisasi dan pemberian insentif dan disinsentif bagi para pelanggarnya. Sumber: Analisis Penulis 2008 Faktor Internal Faktor Eksternal 88 Strategi penanganan yang sesuai terutama terkait dengan konsep keberlanjutan ekosistem mangrove akan di buat ranking guna mengetahui prioritas strategis yang akan digunakan, rating serta ranking alternatif strategi disajikan dalam Tabel 4-11, Tabel 4-12 dan Tabel 4-13. • Pembobotan faktor SWOT : Skala 1 – 2 – 3 – 4 – 5 Sangat Tidak Penting – Agak Penting – Cukup Penting – Penting – Sangat Penting • Rating Pemeringkatan faktor SWOT : Skala 1 – 2 – 3 – 4 Sangat Kecil– Sedang – Besar - Sangat Besar Tabel 4-11 Pembobotan dan Rating Faktor Internal FAKTOR INTERNAL 1 BOBOT 2 RATING 3 NILAI 4 STRENGTH = S • Potensi Mangrove sebagai pelindung pantai. • Potensi mangrove sebagai tempat budidaya udang. 4 4 3 3 12 12 TOTAL 24 WEAKNESS = W • Konversi lahan mangrove ke budidaya yang lain. • Belum ada pengelolaan yang baik secara terstruktur dari kelembagaan ataupun dari kebijakan. 5 5 4 3 20 15 TOTAL 35 Sumber: Analisis Penulis 2008 89 Tabel 4-12 Pembobotan dan Rating Faktor Eksternal FAKTOR EKSTERNAL 1 BOBOT 2 RATING 3 NILAI 4 OPPORTUNITY = O • Mangrove dapat menjadi sentra pariwisata. • Mangrove akan mendorong masyarakat pesisir untuk peningkatan ekonomi. 4 5 4 4 16 20 TOTAL 36 THREATHS = T • Jumlah mangrove semakin menurun dan mengarah ke kerusakan pantai. • Belum ada kebijakan pemberlakuan konservasi pantai . 5 5 3 4 15 20 TOTAL 35 Sumber: Analisis Penulis 2008 90 Tabel 4-13 Ranking Alternatif Strategi O 1 UNSUR SWOT 2 KETERKAITAN 3 TOTAL SKOR 3 RANKING 4 1 STRATEGI SO S 1-2, O 1-2 60 3 2 STRATEGI ST S 1-2, T 1-2 59 4 3 STRATEGI WO W 1-2, O 1-2 71 1 4 STRATEGI WT W 1-2, T 1-2 70 2 Sumber: Analisis Penulis 2008 Dari analisis SWOT diperoleh beberapa strategi pengelolaan mangrove antara lain : • Pembatasan budidaya terutama untuk daerah terbangun di wilayah pesisir yang didukung secara instuisional dan pemberdayaan masyarakat, jadi konversi lahan mangrove dapat dibatasi. • Pemberlakuan kebijakan dari pemerintah setempat atau yang berwewenang untuk mengendalikan konversi secara top down kebijakan tegas dengan melalui sosialisasi dan pemberian insentif dan disinsentif bagi para pelanggarnya. • Memberikan alokasi ruang khusus untuk budidaya mangrove sehingga dapat dijadikan tempat kunjungan wisata agro dan pengembang biakan udang. • Memberikan kebijakan pengelolaan mangrove sebagai pelindung pantai sehingga jumlah mangrove tetap dipertahankan bahkan ditambah. 91 .5. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1. Kesimpulan