Strategi Pendayagunaan Mangrove Strategi Kebijakan Pengelolaan Mangrove

37

2.7.5.2. Strategi Pendayagunaan Mangrove

Kebijakan pendayagunaan mangrove sangat berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Mulai dari langkah-langkah yang diambil di lapangan sampai perencanaan di tingkat pusat. Memberdayakan masyarakat pesisir dalam pemanfaatan dan pengelolaan wilayah pesisir dan laut terpadu serta merehabilitasi dan meningkatkan kualitas ekosistem pesisir dan laut BAPEDA Provinsi Jambi, 2005. Gangguan mangrove oleh penduduk setempat berkaitan dengan pendapatan mereka yang rendah serta alternatif mata pencaharian yang terbatas. Kegiatan budidaya air payau merupakan kegiatan nelayan yang sudah berlangsung sejak dulu. Populasi penduduk yang bertambah mengakibatkan meningkatnya konversi lahan mangrove untuk pembangunan tambak serta meningkatnya permukaan terhadap kayu bakar Noor dkk., 1999. Untuk mengatasi tingginya tingkat konversi lahan mangrove menjadi tambak diperlukan kebijakan-kebijakan pemerintah setempat yang dinilai tepat ssasaran tanpa mengabaikan kesejahteraan masyarakat setempat. Pengadaan kehutanan sosial di areal mangrove untuk mengatasi tingginya laju konversi lahan mangrove menjadi tambak yang dilakukan oleh Perum Perhutani, yaitu memadukan pengelolaan mangrove dengan produksi perikanan silvofishery. Program ini merehabilitasi lahan-lahan mangrove yang telah terdegradasi dengan penanaman pohon, dan membangun saluran untuk budidaya ikan dan udang Noor dkk., 1999. Dengan sistem silvofishery ikan yang diperoleh memang sangat rendah bila dibandingkan dengan sistem pengelolaan yang intensif, akan tetapi sistem intensif membutuhkan investasi yang jauh lebih besar. Dengan sistem ini pemanenan kayu mangrove secara berkelanjutan berpotensi tinggi Noor dkk., 1999. Mengingat secara hukum hutan mangrove adalah milik Perum Perhutani, sehingga dapat diupayakan pembagian perbandingan ukuran luas hutan bakau dengan luas tambak, dimana secara ekologis mangrove masih berfungsi secara optimal. Dan pendapatan dari hasil 38 budidaya ikan layak untuk memenuhi kebutuhan hidup dan dapat mengatasi berbagai permasalahan yang timbul. Strategi pengelolaan mangrove berbasis masyarakat dengan mengikutsertakan masyarakat dalam setiap kebijakan yang diberlakukan diharapkan dapat lebih tepat sasaran. Rahardjo 1996, mengungkapkan bahwa based community mengandung arti management keterlibatan langsung masyarakat dalam mengelola sumberdaya alam di suatu kawasan. Mengelola di sini diartikan bahwa masyarakat ikut memikirkan, memformulasikan, merencanakan, mengimplementasikan, mengevaluasi maupun memonitornya, sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Ekositem mangrove yang terjaga dengan baik mempunyai potensi ekowisata yang dapat dikembangkan. Kegiatan ekowisata sekaligus memberikan informasi lingkungan yang diharapkan dan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam mencintai alam. Kawasan mangrove yang tumbuh dengan baik dapat menjadi tempat penelitian, kunjungan siswa sekolah, dan kegiatan ilmiah lainnya Dep. Kelautan dan Perikanan, 2004. 39 .3. BAB III METODOLOGI

3.1. Jenis, Tempat, dan Waktu Penelitian