kerang yang direndam dalam larutan chitosan pada konsentrasi 1,5 selama 3 jam yakni sebesar 94,89 15,23 ppb dalam berat kering.
Sekuestran pada penelitian ini adalah chitosan cangkang udang. Chitosan mengandung zat chitin. Fungsinya hampir sama dengan serat yaitu mampu menyerap
racun serta membantu lancarnya pencernaan dan bisa juga menurunkan lemak darah, mengatur bakteri dalam usus, mengurangi tekanan darah, dan mengurangi gula darah.
Rismana, 2004 Disamping upaya meminimalisir pembuangan limbah industri ke badan air,
perlu juga dilakukan upaya lain untuk melindungi konsumen makanan laut agar dapat terhindar dari keracunan oleh karena makanan laut yang sudah tercemar logam, upaya
tersebut antara lain menurunkan logam dari makanan laut. Upaya yang dilakukan haruslah dapat dilaksanakan oleh konsumen makanan laut.
Berdasarkan hasil uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang pemanfaatan cangkang udang larutan chitosan sebagai sekuestran untuk
menurunkan logam pada mkanan laut.
1.2. Perumusan Masalah
Daerah Belawan yang menjadi muara Sungai Deli telah tercemar oleh logam berat berbahaya dan beracun dari limbah industri seperti Cd yang berkisar antara 0,02
- 0,04 mgL. Hal ini menyebabkan biota laut termasuk kerang turut terkontaminasi oleh logam kadmium Cd.
Oleh karena kerang-kerangan yang berasal dari perairan Belawan banyak dikonsumsi oleh masyarakat kota Medan sehingga ada kemungkinan
kadmium ikut dikonsumsi oleh masyarakat dan dapat menimbulkan penyakit.
Universitas Sumatera Utara
Dari beberapa literatur diyakini bahwa chitosan cangkang udang dapat menurunkan kandungan logam berat yang terdapat pada kerang.
Oleh sebab itu, perlu diketahui apakah terdapat pengaruh terhadap kadar Cd Kadmium pada kerang bulu
Andara antiquata yang berasal dari Laut Belawan.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pemberian larutan chitosan Cangkang Udang terhadap penurunan kadar Cd Kadmium pada kerang bulu Andara antiquata yang
berasal dari Laut Belawan tahun 2011.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui kadar Cd Kadmium pada kerang bulu Andara
antiquata sebelum pemberian chitosan.
2. Untuk mengetahui kadar Cd Kadmium pada kerang bulu Anadara
antiquata setelah pemberian chitosan selama 15 menit pada konsentrasi 0,5, 1 dan 1,5 .
3. Untuk mengetahui kadar Cd Kadmium pada kerang bulu Anadara
antiquata setelah pemberian chitosan selama 30 menit pada konsentrasi 0,5, 1 dan 1,5.
4. Untuk mengetahui kadar Cd Kadmium pada kerang bulu Anadara
antiquata setelah pemberian chitosan selama 60 menit pada konsentrasi 0,5, 1 dan 1,5.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian
1. Pengembangan dan pemanfaatan limbah cangkang udang sebagai adsorben
yang ramah lingkungan
2. Sebagai alternatif bahan tambahan makanan bagi masyarakat dalam
menurunkan kandungan logam Cd Kadmium dalam proses pengolahan makanan laut secara mudah dan sederhana.
3. Dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka meningkatkan upaya
pencegahan cemaran logam berat pada makanan laut khususnya yang berasal
dari Laut Belawan.
4. Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat
khususnya di bidang keamanan pangan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pencemaran Air
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dengan fungsi yang tidak akan dapat digantikan
oleh senyawa lain. Hampir seluruh kegiatan yang dilakukan manusia membutuhkan air, mulai dari membersihkan diri, membersihkan tempat tinggalnya, menyiapkan
makanan dan minuman sampai dengan aktivitas-aktivitas lainnya Achmad, 2004. Sepanjang sejarah, kualitas dan kuantitas serta kontinuitas air yang sesuai
dengan kebutuhan manusia merupakan faktor penting yang menentukan kesehatan hidupnya. Kualitas air tersebut dipengaruhi oleh keberadaan berbagai jenis
mikroorganisme patogen dan kandungan bahan kimia berbahaya dalam air. Menurut Palar 2008 , Pencemaran adalah suatu kondisi yang telah berubah dari kondisi asal
ke kondisi yang lebih buruk sebagai akibat masukan dari bahan-bahan pencemar atau polutan.
Suatu lingkungan dikatakan tercemar apabila telah terjadi perubahan- perubahan dalam tatanan lingkungan sehingga tidak sama lagi dengan bentuk asalnya,
sebagai akibat masuk dan atau dimasukkannya suatu zat atau benda asing ke dalam tatanan lingkungan. Perubahan ini memberikan pengaruh dampak buruk terhadap
organisme yang telah ada dan hidup baik dalam tatanan tersebut. Pada tingkat lanjut, perubahan ini juga dapat membunuh bahkan menghapuskan satu atau lebih
organisme. Menurut keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.02MENKLHI1988 yang dimaksud dengan polusi atau pencemaran air
Universitas Sumatera Utara
adalah masuk dan dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan komposisi air oleh kegiatan manusia atau
proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Bahan pencemar yang masuk ke lingkungan perairan biasanya merupakan limbah dari suatu aktivitas manusia. Menurut sumbernya, limbah sebagai bahan
pencemar dibedakan Manik, 2009 sebagai: a. Limbah domestik limbah rumah tangga, perkantoran, pasar dan pusat
perdagangan b. Limbah industri, pertambangan dan transportasi
c. Limbah laboratorium dan rumah sakit d. Limbah pertanian dan peternakan
e. Limbah pariwisata Menurut bentuknya, limbah dibedakan menjadi limbah padat, cair, gas dan
campuran dari limbah tersebut. Sedangkan jenis limbah menurut susunan kimianya terdiri dari limbah organik dan anorganik. Menurut Fardiaz 1992, sumber
pencemaran air dapat dibagi menjadi sembilan kelompok, yaitu: a.
Padatan b.
Bahan buangan yang membutuhkan oksigen c.
Mikroorganisme dalam air d.
Komponen organik sintetik e.
Nutrien tanaman f.
Minyak
Universitas Sumatera Utara
g. Senyawa anorganik dan mineral
h. Bahan radioaktif
i. Panas
Air yang telah tercemar dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi manusia. Kerugian ini dapat berupa air menjadi tidak bermanfaat lagi untuk
keperluan rumah tangga, industri dan pertanian. Selain itu, air yang tercemar dapat menjadi penyebab timbulnya penyakit baik penyakit menular maupun tidak menular
Wardhana, 2001.
2.2. Pencemaran Laut