2.4.5. Penilaian Resiko Kadmium
Pajanan zat kimia tidak dapat dihindari sepenuhnya oleh manusia sehingga harus dilakukan penilaian terhadap banyaknya zat kimia untuk menentukan tingkat
pajanan yang tidak akan menimbulkan resiko terhadap kesehatan. Beberapa badan ahli memakai istilah Acceptable Daily Intake asupan harian
yang dapat diterima untuk menilai toksikologi zat kimia dalam makanan dan air sebagai dasar untuk menentukan tingkat kadar logam yang diperbolehkan.
Adapun batas kandungan logam kadmium yang direkomendasikan untuk konsumsi menurut ketentuan FAO WHO JECFA= Joint Expert Committe on Food
Additive yaitu sebesar 400-500 µg per minggu untuk orang dewasa atau 7 µg per kg berat badan per hari Suwirma, 2000.
Dalam penentuan batas konsumsi harian Acceptable Daily Intake = ADI dilakukan perhitungan berdasarkan aturan FAOWHO, dengan rumus Zakiyah,
1998:
Keterangan: [Cd] = konsentrasi Cd pada Kerang Bivalvia
μgg w = berat Kerang Bivalvia gindividu
Sedangkan, tingkat konsumsi per orang dapat dihitung dengan persamaan:
Konsumsi per orang = Konsentrasi total Cd = [Cd] x w
Intake Cd Konsentrasi Total Cd dalam daging
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: Intake Cd
= berdasar FAOWHO μgminggu Konsentrasi total Cd dalam daging = konsentrasi Cd dalam daging Kerang
Bivalvia μgindividu
2.4.6. Efek Kadmium Cd a. Efek kadmium Cd Terhadap Tumbuhan dan Hewan
Kadmium aliran limbah dari industri terutama berakhir di tanah dan badan air. Hal ini dapat berasal dari produksi misalnya seng, implikasi bijih fosfat dan pupuk.
Kadmium juga terdapat di udara melalui pembakaran sampah rumah tangga dan pembakaran bahan bakar fosil. Sumber lain yang penting dari emisi kadmium adalah
produksi pupuk fosfat buatan. Bagian dari kadmium yang berakhir di tanah setelah pupuk diterapkan pada lahan pertanian dan sisanya dari kadmium yang berakhir di
permukaan air ketika limbah dari produksi pupuk dibuang oleh perusahaan produksi. Kadmium dapat diangkut melalui jarak yang jauh ketika diserap oleh lumpur.
Lumpur ini kaya kadmium yang dapat mencemari air permukaan maupun tanah. Kadmium dapat terserap untuk bahan organik dalam tanah. Ketika kadmium
hadir di tanah itu bisa sangat berbahaya, karena serapan melalui makanan akan meningkat. Tanah yang diasamkan meningkatkan serapan kadmium oleh tanaman.
Hal ini merupakan potensi bahaya binatang yang tergantung pada tanaman untuk bertahan hidup. Kadmium dapat terakumulasi dalam tubuh bintang tersebut, terutama
ketika makan beberapa tanaman. Sapi mungkin memiliki jumlah besar kadmium dalam ginjalnya karena ini. Cacing tanah dan organisme tanah penting lainnya sangat
rentan untuk keracunan kadmium. Cacing bisa mati pada konsentrasi sangat rendah
Universitas Sumatera Utara
dan memiliki konsekuensi bagi struktur tanah. Ketika konsentrasi kadmium di tanah tinggi mereka dapat mempengaruhi proses mikroorganisme tanah dan ancaman
ekosistem seluruh tanah Khan, 2008. Dalam ekosistem air kadmium dapat terakumulasi dalam remis, tiram, udang,
lobster dan ikan. Kerentanan terhadap kadmium dapat sangat bervariasi antara organisme perairan. Organisme air laut dikenal lebih tahan terhadap keracunan
kadmium daripada organisme air tawar. Hewan yang makan atau minum kadmium kadang-kadang mendapatkan tekanan darah tinggi, penyakit hati dan saraf atau
kerusakan otak.
b. Efek kadmium Cd Terhadap Kesehatan Manusia