3.3.4.3 Penentuan kurva serapan metoklopramida HCl.
Dipipet larutan baku induk kedua sebanyak 6,5 ml, dimasukkan kedalam labu 50 ml, ditambahkan larutan asam klorida 0,1 N, dikocok sampai larut dan
ditambahkan lagi larutan asam klorida 0,1 N sampai garis tanda konsentrasi teoritis 13 µgml, kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 200 nm
sampai 400 nm.
3.3.4.4 Penentuan linieritas kurva kalibrasi metoklopramida HCL dalam larutan HCl 0,1 N
Dipipet larutan induk baku kedua sebanyak 3,5 ml, 5 ml, 6,5 ml, 8 ml dan 9,5 ml; masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml lalu diencerkan
dengan larutan HCl 0,1 N hingga garis tanda. Konsentrasi yang diperoleh berturut-turut adalah 7 µgml, 10 µgml, 13 µgml, 16 µgml dan 19 µgml.
Masing-masing larutan kemudian diukur serapannya menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang maksimum. Kurva kalibrasi antara
jumlah serapan dengan konsentrasi dibuat dari data yang diperoleh, lalu dihitung persamaan regresi dan koefisien korelasinya.
3.3.5 Penentuan kurva serapan dan linieritas kurva kalibrasi metoklopramid HCl dalam air suling.
3.3.5.1 Pembuatan larutan induk baku I
Ditimbang Metoklopramida HCl baku sebanyak 50 mg, dimasukkan kedalam labu 100 ml. Ditambahkan larutan asam klorida 0,1 N, dikocok sampai
larut dan ditambahkan lagi larutan asam klorida 0,1 N sampai garis tanda. Konsentrasi teoritis 500 µgml larutan induk baku pertama.
Universitas Sumatera Utara
3.3.5.2 Pembuatan larutan induk baku II
Dipipet 10 ml Larutan Induk I dimasukkan kedalam labu 50 ml, tambahkan larutan asam klorida 0,1 N, dikocok sampai larut dan ditambahkan lagi
larutan asam klorida 0,1 N sampai garis tanda. Konsentrasi teoritis 100 µgml larutan induk baku kedua.
3.3.5.3 Penentuan kurva serapan metoklopramida HCl.
Dipipet larutan induk baku kedua sebanyak 4 ml, dimasukkan kedalam labu 50 ml, ditambahkan larutan asam klorida 0,1 N, dikocok sampai larut dan
ditambahkan lagi larutan asam klorida 0,1 N sampai garis tanda konsentrasi teoritis 8 µgml, kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 200 nm
sampai 400 nm.
3.3.5.4 Penentuan linieritas kurva kalibrasi metoklopramida HCL dalam air suling.
Dipipet larutan baku induk kedua sebanyak 1,8 ml, 3 ml, 4 ml, 5,3 ml dan 6,5 ml; masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml lalu diencerkan
dengan larutan HCl 0,1 N hingga garis tanda. Konsentrasi yang diperoleh berturut-turut adalah 3,6 µgml, 6 µgml, 8 µgml, 10,6 µgml dan 13 µgml.
Masing-masing larutan kemudian diukur serapannya menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang maksimum. Kurva kalibrasi antara
jumlah serapan dengan konsentrasi dibuat dari data yang diperoleh, lalu dihitung persamaan regresi dan koefisien korelasinya.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Evaluasi Tablet 3.4.1 Penetapan kadar metoklopramid HCl dalam tablet
Sebanyak 20 tablet ODT ditimbang seksama lalu diserbukkan. Selanjutnya
ditimbang sejumlah serbuk setara dengan 10 mg metoklopramida. Serbuk ini lalu dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, ditambahkan larutan asam klorida 0,1
N sampai garis tanda. Larutan disaring dengan membuang beberapa tetes pertama filtrat. Dipipet 6,5 ml filtrat dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml lalu
diencerkan dengan larutan HCl 0,1 N hingga garis tanda. Larutan ini lalu diukur serapannya dengan menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang
analisis.
3.4.2 Uji kekerasan tablet
Alat : Strong Cobb Hardness Tester Erweka Cara :
Sebuah tablet diletakkan tegak lurus di antara anvil dan punch, tablet dijepit dengan memutar skrup pengatur hingga tanda lampu “stop” menyala, knop
ditekan dan dicatat angka yang ditunjukkan jarum penunjuk skala pada saat tablet pecah. Percobaan ini dilakukan untuk 5 tablet.
Ketentuan umum : Kekerasan tablet 4 – 8 kg Parrot, 1970.
3.4.3 Uji friabilitas
Alat : Roche Friabilator Erweka Cara :
Ditimbang 20 tablet yang telah dibersihkan dari debu, dicatat beratnya a gram. Tablet dimasukkan ke dalam alat friabilator, lalu alat dijalankan selama
Universitas Sumatera Utara