praktis tidak larut dalam aseton, etanol, dan toluena, suspensi 1 dalam air memiliki pH 5,0 – 7,0.
Ac-Di-Sol digunakan sebagai zat pengemulsi, pengembang, pengikat, dan zat pelapis pada tablet. Ac-Di-Sol juga digunakan sebagai zat pengemulsi atau
stabilisator dalam industri makanan, namun penggunaan yang paling utama yaitu sebagai pengembang disintegran pada tablet, kapsul, dan serbuk pada formulasi
sediaan oral. Dalam formulasi sediaan tablet, Ac-Di-Sol dapat digunakan baik dalam
proses cetak langsung maupun granulasi basah. Ketika digunakan dalam proses granulasi basah, Ac-Di-Sol sebaiknya ditambahkan baik pada saat proses granul
basah dan kering intra dan ekstragranular, sehingga akan dihasilkan kemampuan pengembangan yang terbaik. Konsentrasi Ac-Di-Sol yang digunakan sebagai
pengembang pada tablet bisa sampai 5, walaupun biasanya hanya 2 untuk proses cetak langsung, dan 3 untuk proses granulasi basah Rowe, et al., 2006.
2.7 Uraian Tentang Krospovidon
Krospovidon mempunyai nama kimia 1-Ethenyl-2-pyrrolidinone. Serbuk putih sampai putih kekuningan, mengalir bebas, praktis tidak berasa, tidak berbau atau
hampir tidak berbau, bersifat higroskopis, praktis tidak larut dalam air dan dalam
sebagian besar pelarut organik.
Krospovidon merupakan bahan pengembang dalam tablet yang tidak larut dalam air, yang biasanya digunakan dengan konsentrasi 2 - 5 pada tablet yang
dibuat dengan metode cetak langsung ataupun granulasi basah dan ggranulasi kering. Krospovidon memiliki aktivitas kapiler yang tinggi dan cepat. Studi
menunjukkan bahwa ukuran partikel dari Krospovidon sangat mempengaruhi
Universitas Sumatera Utara
disintegrasi dari tablet. Partikel yang lebih besar semakin meningkatkan kecepatan disintegrasi dibandingkan dengan partikel yang lebih kecil. Krospovidon juga
dapat digunakan sebagai peningkat kelarutan. Dengan teknik co-evaporasi, Krospovidon dapat digunakan sebagai peningkat kelarutan bagi bahan obat yang
sangat sukar larut. Bahan obat diabsorbsi oleh Krospovidon dalam pelarut yang sesuai dan kemudian pelarut dievaporasi. Teknik ini menunjukkan hasil laju
disolusi yang lebih cepat Rowe, et al., 2006.
2.8 Spektrofotometri Ultraviolet
Spektrofotometri ultraviolet digunakan untuk analisa kualitatif ataupun kuantitatif suatu senyawa. Absorpsi cahaya ultraviolet maupun cahaya tampak
mengakibatkan transisi elektron, yaitu perubahan elektron-elektron dari orbital dasar berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi.
Penyerapan radiasi ultraviolet atau sinar tampak tergantung pada mudahnya transisi elektron. Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk
transisi elektron, akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih pendek. Molekul-molekul yang memerlukan energi lebih sedikit akan menyerap panjang
gelombang lebih panjang.
Sinar ultraviolet dan sinar tampak memberikan energi yang cukup untuk terjadinya transisi elektronik. Dengan demikian spektra ultraviolet dan spektra tampak
dapat dikatakan sebagai spectra elektronik. Keadaan energi yang paling rendah disebut keadaan dasar ground state. Transisi-transisi elektronik akan meningkatkan energi
molekular dari keadaan dasar ke satu atau lebih dari tingkat energi tereksitasi Ganjar dan Rohman, 2007.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunaan metode eksperimental yang meliputi formulasi Orally Disintegrating Tablet ODT metoklopramida HCl dan evaluasi sediaan.
3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin pencetak tablet single punch Ateliers, Disintegration Tester Copley, Dissolution Tester
Veego, Strong Cobb Hardness Tester Erweka, Roche Friabilator Erweka, Spektrofotometer UV-Visible UV Mini 1240 Shimadzu, Stopwatch, Neraca
listrik Boeco, alat-alat gelas dan alat laboratorium lainnya.
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah HCl
p
E. Merck, Metoklopramida HCl Hexpharm Jaya Laboratories, Krospovidon, Ac-
Di-Sol FMC Biopolymer.
Universitas Sumatera Utara