Pengaruh Dukungan Informasional terhadap Pemberian ASI Eksklusif

diharapkan lebih meningkatkan sosialisasi tentang pentingnya dukungan keluarga terhadap pemberian ASI dimulai saat ibu hamil melalui kegiatan yang ada di masyarakat seperti pertemuan-pertemuan oleh petugas terkait, pengajian-pengajian dan bekerjasama dengan tokoh masyarakat.

5.2. Pengaruh Dukungan Informasional terhadap Pemberian ASI Eksklusif

Dukungan informasional adalah keluarga berfungsi sebagai sebuah keluarga diseminator atau penyebar informasi tentang semua informasi yang ada dalam kehidupan. Keluarga berfungsi sebagai pencari informasi yang berhubungan dengan masalah menyusui dari tenaga kesehatan, dan melakukan konsultasi, serta mencari informasi dari media cetak maupun sumber lain yang mendukung Dukungan informasional dalam penelitian ini adalah upaya anggota keluarga dalam memberikan informasi kesehatan selama pemberian ASI eksklusif melalui konsultasi dengan tenaga kesehatan dan dari sumber informasi lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan informasional di wilayah kerja Puskesmas Gurilla Pematangsiantar termasuk dalam kategori tidak baik yaitu sebesar 63,3, dan itu berarti 63,3 responden tidak mendapatkan dukungan informasional yang baik. Dengan memerhatikan nilai persentase dari setiap variabel dukungan informasional yang diukur dalam penelitian ini, nilai yang paling rendah dalam memberikan dukungan informasional adalah 41 orang 68,3 tidak memberikan Universitas Sumatera Utara informasional usia wajib ASI. Hal ini berarti bahwa responden sangat memerlukan informasi yang dapat diperoleh dari anggota keluarga dengan memberikan informasional usia wajib ASI kepada responden. Keadaan ini menunjukkan bahwa responden kurang mendapatkan dukungan informasional karena keluarga tidak memberikan dukungan informasional tentang ASI eksklusif. Dukungan informasional dalam penelitian ini banyak diberikan oleh suami. Untuk dapat memberikan dukungan informasi yang baik, anggota keluarga dapat memperolehnya dari media cetak maupun dari informasi lainnya seperti petugas kesehatan. Menurut Cohen.dkk 1995, dukungan informasional ini meliputi memberikan nasehat, petunjuk, masukan, atau penjelasan bagaimana seseorang bersikap dan bertindak menghadapi situasi yang dianggap membebani. Sejalan dengan pendapat Newman 1987 yang dikutip Salfina 2003, bahwa bantuan informasi adalah komunikasi tentang opini atau kenyataan yang relevan tentang kesulitan-kesulitan agar dapat menjadikan individu lebih mampu mengatasi sesuatu. Dalam pemberian ASI eksklusif, dukungan keluarga sangat diperlukan untuk mendukung ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada sebanyak 5 dari 38 orang 86,8 yang mendapat dukungan informasional tidak baik memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Sedangkan diantara dukungan informasional yang baik ada 14 dari 22 orang 63,6 yang memberi ASI eksklusif kepada bayinya. Keadaan ini mengindikasikan bahwa ibu menyusui yang ada di wilayah kerja Puskesmas Gurilla Pematangsiantar perlu mendapat dukungan dari keluarga yang Universitas Sumatera Utara memberi informasi tentang pemberian ASI eksklusif yaitu 6 bulan tanpa pemberian makanan tambahan lain. Selain keluarga, petugas kesehatan seperi bidan yang bekerjasama dengan kader di wilayah kerja Puskesmas Gurilla juga perlu memberikan penyuluhan kepada anggota keluarga tentang pentingnya dukungan informasional terhadap pemberian ASI eksklusif. Melalui informasi penyuluhan tersebut diharapkan anggota keluarga menyadarinya dan untuk ke depan pemberian ASI eksklusif dapat mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 80 cakupan pemberian ASI eksklusif. Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa variabel dukungan emosional berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif, hal ini dapat dilihat bahwa pemberian informasi tentang ASi eksklusif sangat dibutuhkan oleh responden agar mereka mengetahui bahwa ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa makanan dan minuman lain. Pemberian ASI eksklusif dianjurkan sampai enam bulan pertama kehidupan bayi. Pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh, air putih. Pada pemberian ASI eksklusif pada bayi juga tidak diberikan makanan tambahan seperti pisang, papaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, tim, dan sebagainya. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas kesehatan yaitu bidan, dalam memberikan penyuluhan, anggota keluarga telah diundang untuk ikut serta untuk mendapatkan informasi tentang ASI eksklusif tetapi mereka seringkali tidak menghadirinya. Mungkin fenomena inilah yang menjadi alasan mengapa dukungan informasional berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif tetapi memiliki nilai Universitas Sumatera Utara yang negatif. Bahwa peningkatan pemberian dukungan informasional terhadap pemberian ASI eksklusif akan menurunkan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Gurilla Pematangsiantar atau dengan kata lain memiliki peluang yang kecil untuk ditingkatkan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wicitra 2008, terdapat hubungan signifikan dukungan informasi keluarga terhadap tindakan pemberian ASI eksklusif p=0,031, dan 76,2 ibu yang tidak mendapatkan dukungan informasi tentang pemberian ASI mempunyai tindakan pemberian ASI yang tidak eksklusif. Senada dengan penelitian Hadinegoro 2007, diketahui salah satu faktor yang paling penting diperhatikan dalam pemberian ASI secara eksklusif adalah pemberian informasi tentang ASI dan manfaat ASI khususnya oleh petugas kesehatan. Menurut Mardeyanti 2007, pemberian informasi tentang ASI eksklusif oleh keluarga khususnya suami akan mendorong ibu untuk lebih yakin dan memahami tentang pemberian ASI eksklusif dan manfaatnya bagi ibu dan bayi. Pemberian informasi tersebut merupakan salah satu bagian dari pendidikan kesehatan yang langsung diperoleh ibu dari keluarganya, sehingga secara perlahan akan meningkatkan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif.

5.3. Pengaruh Dukungan Penilaian terhadap Pemberian ASI Eksklusif