5. Bayi akan tumbuh menjadi anak yang tidak mandiri dan manja
Pendapat bahwa bayi akan tumbuh menjadi anak manja karena terlalu sering didekap dan dibelai ternyata salah. Anak menjadi kurang mandiri, manja,
dan agresif karena kurang perhatian bukan karena terlalu diperhatikan oleh orang tuanya.
6. Susu formula lebih praktis
Pendapat ini justru tidak benar, karena untuk membuat susu formula diperlukan api atau listrik untuk memasak air, peralatan yang harus steril, dan
perlu waktu untuk mendinginkan susu formula yang baru dibuat. Sementara itu, ASI yang siap pakai dengan suhu yang tepat setiap saat serta tidak memerlukan api, listrk,
dan perlengkapan yang harus steril jauh lebih praktis dari pada susu formula. 7.
Takut badan tetap gemuk Pendapat bahwa ibu menyusui akan sukar menurunkan berat badan adalah
tidak benar. Pada waktu
hamil, badan telah mempersiapkan timbunan lemak untuk membuat ASI. Didapatkan bukti bahwa menyusui secara eksklusif akan
membantu ibu menurunkan berat badan lebih cepat dari pada ibu yang tidak menyusui secara secara eksklusif. Timbunan lemak yang terjadi sewaktu sewaktu
hamil akan dipergunakan untuk proses menyusui, sedangkan wanita yang tidak menyusui akan lebih sukar untuk menghilangkan timbunan lemak ini.
2.2.3. Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui
Periode post partum atau masa nifasmenyusui pada ibu adalah masa dimana seorang ibu yang baru melahirkan mengalami waktu penyembuhan dan perubahan
Universitas Sumatera Utara
kembali ke waktu ke keadaan tidak hamil. Dalam masa menyusui, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih seperti keadaan
sebelum hamil. Untuk membantu mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan diet yang cukup kalori dan protein,
membutuhkan istirahat yang cukup dan sebagainya. Ibu menyusui memproduksi 600-800 ml ASI per hari oleh karena itu
diperlukan tambahan kalori
sebanyak 500
kkal. Bila
tidak diimbangi
peningkatan makanan, sumber kalori tersebut diambil dari tubuh ibunya sehingga membahayakan status gizi ibu dan bayinya.
Menurut beberapa pendapat para ahli tidak ada makanan yang secara khusus disarankan bagi ibu menyusui. Mereka harus makan seperti biasanya,
dengan menu beragam sesuai pola makan yang seimbang “empat sehat lima sempurna”. Oleh karena ibu menyusui cenderung untuk merasa cepat haus karena
sebagian air yang diminum dipakai tubuh untuk memproduksi ASI 87 kandungan ASI adalah air maka perlu penambahan frekuensi minum sebanyak
4-5 gelas per hari agar tubuh tidak kekurangan cairan. Selain air putih, susu dan buah juga dapat menjadi sumber cairan Arifin, 2005.
Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan
meningkat 25, karena berguna untuk proses kesembuhan karena sehabis melahirkan dan untuk menyehatkan bayi. Semua itu akan meningkat tiga kali
dari kebutuhan biasa.
Universitas Sumatera Utara
Makanan yang
dikonsumsi berguna
untuk melakukan
aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses memproduksi ASI serta sebagai ASI
itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan. Menu makanan seimbang yang harus dikonsumsi adalah porsi cukup
dan teratur, tidak pedas atau berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin serta bahan pengawet atau pewarna. Disamping itu harus mengandung:
1. Sumber tenaga energi
Untuk pembakaran tubuh, pembentukan jaringan baru, penghematan protein jika sumber tenaga kurang, protein dapat digunakan sebagai cadangan
untuk memenuhi kebutuhan energi. Zat gizi sebagai sumber karbohidrat terdiri dari beras, sagu, jagung, tepung terigu dan ubi. Sedangkan zat lemak dapat diperoleh dari
hewani lemak, mentega, keju dan nabati kelapa sawit, minyak sayur, minyak kelapa dan margarin.
2. Sumber pembangun protein
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak atau mati. Protein dari makanan harus diubah menjadi asam amino sebelum diserap
oleh sel mukosa usus dan dibawa ke hati melalui pembuluh darah vena portae.
Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani ikan, udang, kerang, kepiting, daging ayam, hati, telur, susu dan keju dan protein nabati kacang
tanah, kacang merah, kacang hijau, kedelai, tahu dan tempe. Sumber protein terlengkap terdapat dalam susu, telur dan keju, ketiga makanan tersebut juga
Universitas Sumatera Utara
mengandung zat kapur, zat besi dan vitamin B. 3.
Sumber pengatur dan pelindung mineral, vitamin dan air Unsur-unsur
tersebut digunakan
untuk melindungi
tubuh dari
serangan penyakit dan pengatur kelancaran metabolisme dalam tubuh. Ibu menyusui minum air sedikitnya 3 liter setiap hari anjurkan ibu untuk minum setiap
kali sehabis menyusui. Sumber zat pengatur dan pelindung biasa diperoleh dari semua jenis sayuran dan buah-buahan segar.
Kebutuhan energi ibu menyusui pada enam bulan pertama kira-kira 700 kkalhari dan enam bulan kedua 500 kkalhari sedangkan ibu menyusui bayi yang
berumur 2 tahun rata-rata sebesar 400 kkalhari Eny dan Wulandari, 2009. Keadaan gizi seseorang berkaitan dengan konsumsi makanan, tingkat
keadaan gizi yang optimal akan tercapai dengan kebutuhan gizi yang tercukupi. Peranan ASI dipengaruhi oleh asupan makanan. Kebutuhan akan zat gizi tidak
sama bagi semua orang. Keseimbangan jumlah dan jenis zat gizi yang dibutuhkan berbagai kelompok orang ditetapkan dalam sebuah daftar yang di revisi setiap
lima tahun Soekirman, 2000. Gizi dan pola makan ibu menyusui di Indonesia pada umumnya tidak baik,
bahkan sering ibu yang menyusui mendapat gizi dengan mutu yang sama dengan ibu yang tidak menyusui. Oleh sebab itu, kebutuhan gizi ibu yang menyusui tentu saja
menjadi semakin meningkat, kebiasaan menyusui yang dilakukan oleh ibu-ibu perlu diperhatikan karena ASI merupakan makanan yang paling sempurna, dimana
kandungan gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang
Universitas Sumatera Utara
optimal Depkes RI, 2002. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Deri di Kecamatan Singkil
Tahun 2009 bahwa pantanganlarangan terhadap beberapa jenis makanan relatif tidak baik karena asupan zat gizi ibu menyusui manjadi sangat kurang yaitu
sebanyak 91,1 ibu nifas defisit zat besi, sebanyak 73,4 ibu menyusui defisit energi dan sebanyak 26,7 ibu menyusui defisit protein.
2.3. Dukungan Keluarga