Saran KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan beserta analisisnya, maka penulis memberikan saran-saran terkait masalah ini, yaitu: 1. Independensi seharusnya tidak menghalangi transparansi, karena tidak adanya sifat keterbukaan akan menyubat pengawasan sehingga pelaksanaan wewenang menjadi sesuka hati. Indepensensi seharusnya dibangun melalui proses oleh institusi yang bersangkutan dari dalam ke luar, dan bukan sebaliknya, dari luar ke dalam. Independensi yang rasional harus mendorong daya guna efesiensi dan hasil guna efektifitas dan bukan dimaksudkan untuk menyembunyikan penyelewengan. Independensi tidak boleh kaku atau formal, harus senatiasa membuka diri. Independensi bukan untuk menutup- nutupi penyelewengan dan korupsi. Independensi kekuasaan kehakiman perlu ditegakkan dengan penyempurnaan UU di bidang kekuasaan kehakiman. Selain itu independensi kekuasaan kehakiman dibatasi oleh rambu-rambu, karena hakim tidak bisa bertindak kontra legem, kebebasan hakim juga harus dibatasi akuntabilitas, transparansi dalam penyelenggaraan proses peradilan. Kebebasan kehakiman harus didasarkan pada asas-asas umum peradilan yang baik serta kemungkinan impeachment terhadap hakim. Mekanisme pengawasan kinerja badan peradilan termasuk perilaku aparatnya perlu ditingkatkan dibarengi dengan profesionalisme dan imparsialitas hakim dalam menerima, memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara. Universitas Sumatera Utara 2. Berdasarkan pentingnya prinsip checks and balances di setiap cabang kekuasaan yang terpisahkan, seharusnya konsep checks and balances tidak dimaknai secara kaku hanya berlaku pada main state organ. Seharusnya checks and balances dipahami dalam konteks menciptakan relasi konstitusional yang bisa mencegah penyalahgunaan kekuasaan. Jika prinsip checks and balances hanya dimaknai pada main state organ, maka kekuasaan kehakiman menjadi kekuasaan yang merdeka tanpa dikendalikan dan diimbangi oleh kekuasaan lain. Paradigma checks and balancesakan mereduksi kewenangan konstitusional Komisi Yudisial sebagai lembaga penunjang yang bukan merupakan pelaku kekuasaan kehakiman. Kewenangan pengawasan Komisi Yudisial tidak akan kuat karena yang diawasi adalah main state organ. Dengan demikian, Komisi Yudisial harus mempunyai kedudukan yang jelas dan kuat yang diberikan oleh konstitusi Undang- undang Dasar agar memperkuat kewenangan komisi yudisial untuk mengawasi hakim dalam rangka mengimbangi prinsip independensi lembaga peradilan.Berdasarkan pentingnya mewujudkan kekuasaan kehakiman yang independen dan bersifat imparsial serta akuntabel, maka seorang hakim sebagai pejabat pengadilan harus bersikap jujur, berwibawa, memiliki integritas dan moral yang baik. Oleh karena itu, pengawasan hakim menjadi penting dilakukan oleh lembaga pengawasan hakim yang bersifat independen terlepas dari kekuasaan eksekutif dan legislatifagar dapat terwujud Universitas Sumatera Utara kekuasaan kehakiman yang independen dan imparsial.Kegagalan proses pengawasan internal pada masa lalu merupakanpertimbangan untuk mewujudkan pengawasan eksternal hakim, agar obyektivitas pengawasan tetap terjaga. Oleh karena itu, Komisi Yudisial sebagai pengawas perilaku hakim harus berada di luar lembaga peradilan dan terlepas juga dari cabang kekuasaan lainnya. 3. Perlunya struktur dan organ pendukung yang memadai. Komisi Yudisial sebagai lembaga baru masih banyak yang harus dipersiapkan dan dibenahi. Supra-struktur dan infra-struktur Komisi Yudisial terutama terkait fungsi pengawasan hakim harus lebih diprioritaskan misalnya penambahan deputi untuk melaksanakan kerja-kerja teknis operasional pengawasan hakim, pemantauan persidangan, dan investigasi hakim. Peningkatan kualitas personil dan program jejaring Komisi Yudisial dan posko pemantauan peradilan yang meliputi kemampuan penelitianriset, investigasi, sosialisasi, dan advokasi. Sehingga Komisi Yudisial ke depan semakin melakukan kinerja yang maksimal disertai pembenahan undang-undangnya melalui pendekatan politik hukum kehakiman dan ada wacana ke depan Komisi Yudisial harus diikut sertakan dalam seleksi penerimaan hakim. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku