Komisi Yudisial di Beberapa Negara dan Konsep Ideal Komisi Yudisial Ke Depan

Dalam rangka menjaga transparansi dan akuntabilitas lembaga peradilan diperlukan partisipasi publik untuk turut mengawasi perilaku hakim.Masyarakat diberikan hak mengawasi setiap tindakan dan perilaku hakim yang dianggap melanggar kehormatannya.Masyarakat juga diberikan hak untuk melaporkan setiap dugaan pelanggaran kehormatan seorang hakim.Hal ini adalah upaya untuk mengembalikan kewibawaan lembaga peradilan bagi masyarakat.Secara umum di negara dunia, sebuah lembaga ex officio seperti komisi Yudisial menjadi bagian dari Mahkamah Agung, tetapi karena kondisi masyarakat bangsa ini yang sudah tidak percaya kepada sistem pengawasan internal, maka di Indonesia dapat menghadirkan lembaga pengawas non yudisial yang terlepas dari cabang kekuasaan legislatif maupun eksekutif.

D. Komisi Yudisial di Beberapa Negara dan Konsep Ideal Komisi Yudisial Ke Depan

Sistem ketatanegaraan yang dibangun di dalam negara yang satu tidak selalu sama dengan sistem ketatanegaraan yang dibangun di negara lainnya, bahkan dalam batas tertenntu perbedaan itu tersebut sering bersifat diametral antara satu dengan yang lainnya. Pada titik inilah perbandingan hukum tata negara menjadi suatu metode penelitian yang sangat penting. 100 100 Sri Soemantri M, “Perbandingan Antar Hukum Tata Negara “ Jakarta: PT. Rajawali, 1981 Hukum tata negara perbandingan dapat dilakukan dengan cara membandingkan beberapa hukum tata negara yang ada atau hanya Universitas Sumatera Utara mengadakan perbandingan antara beberapa hukum tata negara positif saja. 101 a. Konstitusi baik yang tertulis maupun tidak tertulis; Aspek – aspek yang dapat diperbandingan dalam hukum tata negara meliputi beberapa hal sebagai berikut: b. Bentuk negara; kesatuan atau federal; c. Lembaga-lembaga perwakilan yang mempunyai fungsi legislasi; d. Bentuk pemerintahan: cabinet presidensial atau kabinet parlementer: e. Kekuasaan Kehakiman; f. Pemilihan Umum; g. Hak asasi manusia. 102 Dari ketujuh aspek yang dapat diperbandingkan dalam hukum tata negara tersebut, penelitian ini lebih mengkhususkan diri pada yang pertama, yaitu konstitusi dan yag ke lima, yaitu kekuasaan kehakiman. Dengan demikian penelitian akan diarahkan membandingkan susunan dan kedudukan Komisi Yudisial di berbagai negara. Berikut ini dijelaskan beberapa susunan dan kedudukan Komisi Yudisial di beberapa negara: 1. Swedia Independensi lembaga peradilan Swedia diatur dalam Bab 11 Konstitusi SwediaRegeringsform 1975. 103 101 Ibid Independensi terhadap hakim secara tidak langsung dijamin secara hukum, sedangkan jaminan secara fungsional dari aspek lingkungan kewenangannya diatur melalui aturan tentang organisasi serta administrasi pengadilan. Swedia memilih untuk menyerahkan dan sebagian besar 102 A.S.S Tambunan, “Hukum Tata Negara Perbandingan”, Jakarta: Puporis Publishers, 2001.hlm.6. 103 Dr. Wim Voermans, “Komisi Yudisial di Beberapa Negara Uni Eropa”, The Asia Foundation dan Usaid, Agustus 2002, hlm 19 Universitas Sumatera Utara pelaksanaan funsi yudikatif kepada BIA yang diberi nama Domstolsverket- Komisi Yudisial. Tugas dan Wewenang Domstolsverket Secara Umum 104 a. Wewenang pembentukan kebijakan: - Urusan eksternal - Penyediaan layanan keuangan publik - Kerja sama di bidang peradilan - Manajemen pemilihan - Kebijakan penelitian - Pemberian nasehat kepada Depertemen Kehakiman - Kebijakan kualitas b. Wewenang pengelolaan atau manajerial: - Perumahan dan keamanan - Otomatisasi - Organisasi administrative penyediaan informasi administrative c. Prosedur anggaran: - Kebijakan anggaran - Cara-cara pendistribusian - Pembenaran pembelanjaan d. Wewenang lainnya: - Kewenangan evaluasi - Kewenangan mengajukan calon dalm pengangkatan hakim - Kenaikan pangkat dan penempatan hakim. 2. Irlandia Kedudukan lembaga peradilan Irlandia sangat dipengaruhi oleh cara-cara inggris menjalankan prosedur peradilannya yang telah ada jauh sebelum adanya Republik Irlandia yang merdeka dan konstitusi Irlandia 1922. Dalam konstitusi Irlandia, independensi lembaga peradilan dijamin baik dari sudut pandang posisi hukum, maupun secara fungsional pada tingkat hakim individual.Para hakim Irlandia diangkat oleh presiden untuk masa jabatan tertentu.Bagi para hakim, 104 Ibid Universitas Sumatera Utara khususnya yang ada di Mahkamah Agung dan Pengadilan Tinggi, jaminan dari posisi hukum juga terlihat dari adanya ketentuan konstitusi yang menyatakan bahwa gaji seorang hakim tidak dapat diturunkan. Pada tahun 1996 kelompok Denham memberikan saran untuk mendirikan komisi yudisial dengan nama Court Service di Irlandia dengan mendasarkan pada pola Irlandia. Tugas dan Wewenang Court Service Secara Umum 105 a. Wewenang pembentukan kebijakan: - Urusan eksternal - Penyediaan layanan keuangan publik - Kerja sama di bidang peradilan - Manajemen pemilihan - Kebijakan penelitian - Pemberian nasehat kepada Depertemen Kehakiman - Kebijakan kualitas b. Wewenang pengelolaan atau manajerial: - Perumahan dan keamanan - Otomatisasi - Organisasi administrative penyediaan informasi administrative c. Prosedur anggaran: - Kebijakan anggaran - Cara-cara pendistribusian - Pembenaran pembelanjaan d. Wewenang lainnya: - Kewenangan evaluasi - Kewenangan mengajukan calon dalam pengangkatan hakim - Kenaikan pangkat dan penempatan hakim - Pendidikan dan pelatihan 3. Denmark Pada konstitusi Denmark menjamin independensi fungsional dari pengadilan dengan menyebut bahwa hakim hanya terikat oleh hokum ketika melaksanakan 105 Ibid Universitas Sumatera Utara wewenang peradilan. Dalam konstitusi Denmark juga menjamin independensi dari sudut pandang hukum melalui sistem perlindungan kerja dimana hakim hanya biasa diberhentikan dari jabatan mereka berdasarkan keputusan pengadilan dan mereka dapat dipindahkan di luar kehendak mereka hanya melalui suatu reorganisasi lembaga peradilan. Komisi yudisial di Denmark terbentuk pada tanggal 1 Juli 1999 dengan nama Domstolsstyrelsen yang bertanggung jawab atas pembagian dan pembenaran keuangan, disamping manajemen adminstratif dan keuangan. Komisi yudisial Denmark berada di bawah seorang general manager dan sebuah badan pengurus yang terdiri dari lima orang yang berasal dari lembaga peradilan yang berbeda, dua orang anggota berasal dari lingkungan staf pengadilan dan dua orang dari kantor panitera pengadilan. Di samping itu seorang pengacara dan dua anggota badan pengurus yang memiliki keahlian managerial juga menjadi anggota badan pengurus Domstolsstyrelsen. Tugas dan Wewenang Domstolsstyrelsen Secara Umum 106 a. Wewenang pembentukan kebijakan: - Urusan eksternal - Kerja sama di bidang peradilan - Manajemen personalia - Kebijakan pemilihan personalia - Pemberian nasehat kepada Depertemen Kehakiman - Kebijakan kualitas b. Wewenang pengelolaan atau manajerial: - Akomodasi dan keamanan - Otomatisasi - Organisasi administratif penyediaan informasi administratif c. Prosedur anggaran: - Kebijakan anggaran 106 Ibid Universitas Sumatera Utara - Cara-cara pendistribusian - Pembenaran pembelanjaan d. Wewenang lainnya: - Kewenangan evaluasi - Kewenangan mengajukan calon dalam pengangkatan hakim - Kenaikan pangkat dan penempatan hakim - Pendidikan dan pelatihan 4. Argentina Komisi Yudisial di Argentina bernama Council of Magistracy yang diatur dalam konstitusinya. Dewan ini berfungsi mengajukan calon hakim agung kepada senat dan diangkat oleh Presiden, bertanggung jawab terhadap seleksi hakim dan administrasi kekuasaan kehakiman, mengembangkan pemilihan kandidat hakim tingkat bawah melalui kompetisi publik, mengeluarkan usulan tiga nama kandidat hakim tingkat bawah, mengurus sumber daya untuk administrasi pengadilan, melakukan pendisplinan terhadap hakim, dan mengeluarkan peraturan tentang organisasi pengadilan untuk menjamin independensi hakimdan sfesiensi administrasi pengadilan. Konstitusi tidak mengatur keanggotaan Dewan ini. 107 5. Afrika Selatan Komisi Yudisial di Afrika Selatan bernama Judicial Service Commision yang diatur didalam konstitusinya.Komisi ini berfungsi memberikan advis kepada presiden dalam pengangkatan dan pemberhentian Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi, Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Agung, dan hakim di semua lembaga peradilan. Keanggotaan Komisi ini terdiri dari beberapa jabatan, yaitu Ketua 107 The Constitusion of Argentina, all amendments up to 22 Agustus 1994 Universitas Sumatera Utara Mahkamah Agung sebagai Ketua; Ketua Mahkamah Konstitusi; satu orang hakim pilihan; anggota cabinet yang bertanggung jawab terhadap administrasi pengadilan; dua orang adavokat yang dinominasikan organisasinya dan diangkat oleh Presiden; dua orang jaksa yang dinominasikan organisasinya dan diangkat oleh Presiden, satu orang pengajar fakultas hukum yang dipilih dari universitas-universitas di Afrika Selatan; tujuh orang yang dibentuk oleh Nasional Asembly dimana tiga orang diantaranya harus dari partai oposisi; empat yang mewakili provinsi; dan empat orang yang dipilih oleh Presiden setelah persetujuan Nasional Assembly. 108 Latar belakang dan tujuan yang hendak dicapai dengan membentuk Komisi Yudisial tidak selalu sama antara negara satu dengan negara lainnya. Komisi Yudisial merupakan produk perkembangan budaya dari suatu sistem hukum, yang berakar pada perkembangan historis.kultural, dan sosial dari negara-negara tertentu. 109 Pelembagaan Komisi Yudisial di Indonesia dengan mengadopsi aspek-aspek positif pengaturan Komisi Yudisial di negara lain harus disesuaikan dengan kondisi Indonesia. Untuk lebih meningkatkan tugas dan kewenangan Komisi Yudisial di Indonesia perlu adanya konstitusi yang jelas mengaturnya tampa ada tumpang tindi kewenangan antar lembaga. Harmoni dan proporsionalitas dalam konteks 108 The Constitusion of South Africa, amended on 11 Oct 1996 in foce since: 7 Feb 1997 109 Dr. Wim Voermans, “Komisi Yudisial di Beberapa Negara Uni Eropa”, The Asia Foundation dan Usaid, Agustus 2002, hlm 133 Universitas Sumatera Utara kerjasama antar penguasadan kekuasaan merupakan “condition sine qua non”, jika ingin menikmati suatu sistem yang stabil, solid, dan efektif. 110 Dalam mengadopsi aspek-aspek positif pengaturan Komisi Yudisial dari negara lain perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1. Lima alasan utama yang menjadi penyebab munculnya gagasan Komisi Yudisial di berbagai negara; 2. Lima peran dan kewenangan yang dapat dilakukan oleh Komisi Yudisial di berbagai negara. 110 Solly Lubis, “Reformasi Politik Hukum: Syarat Mutlak Penegakan Hukum Yang Paradigmatik”, Medan, 11 Februari 2010, hlm 1 Universitas Sumatera Utara

BAB IV PRODUK KINERJA KOMISI YUDISIAL DI INDONESIA

A. Beberapa Peristiwa Penting Pada Komisi Yudisial

Komisi Yudisial melaksanakan peran pengawasan hakim dengan 2 dua cara yaitu aktif dan pasif. Secara aktif Komisi Yudisial telah melakukan sosialisasi wewenang dan tugasnya baik kepada masyarakat luas maupun kepada aparat penegak hukum APH khususnya hakim, kemudian Komisi Yudisial melakukan kegiatan- kegiatan pemantauan di pengadilan, investigasi hakim, dan pemeriksaan terhadap hakim yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim KEPPH. Selanjutnya yang sifatnya pasif antara lain: menerima laporan pengaduan dari masyarakat, baik pencari keadilan justitiabel maupun masyarakat pada umumnya, tentu saja yang terkait dengan adanya pelanggaran atau praktik-praktik mafia peradilan yang dilakukan oleh hakim. Namun dalam melaksanakan peran pengawasan terhadap hakim tidak sedikit kendala yang 111 dihadapi oleh Komisi Yudisial.Beberapa peristiwa di bawah ini merupakan kendala dan rintangan yang menghadang Komisi Yudisial dalam melaksanakan wewenang dan tugasnya.Peristiwa-peristiwa ini sangat terkait dengan problem legitimasi dan eksistensi yang dihadapi Komisi Yudisial. Peristiwa penting itu antara lain: 111 sekarang diubah menjadi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia 93 Universitas Sumatera Utara