Sawi kebanyakan ditanam di daerah pinggiran atau luar kota. Untuk bisa menyalurkan semua hasil panen kepada konsumen diperlukan pedagang-pedagang
perantara, di samping ada sebagian yang langsung dipasarkan kepada konsumen. Jumlah yang langsung dipasarkan kepada konsumen sangat sedikit dibandingkan
dengan yang dijual melalui pedagang perantara. Para konsumen yang langsung membeli kepada petani biasanya bertempat tinggal tidak jauh dari lahan
penanaman Haryanto dkk, 1996. Setelah sawi sampai pada konsumen, ada yang langsung
mengkonsumsinya sendiri. Ada pula yang melakukan pengolahan terlebih dahulu kemudian dijual lagi pada konsumen lainnya.
2.2 Landasan Teori
Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan serta mau atau mampu turut dalam pertukaran untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan itu. Jadi besarnya pasar tergantung dari jumlah orang yang memiliki kebutuhan , punya sumberdaya yang diminati orang lain, dan mau
menawarkan sumber daya itu untuk ditukar supaya dapat memenuhi keinginan mereka Yasin dan Dilham, 2008.
Pemasaran didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik
konsumen. Pemasaran merupakan kegiatan produktif karena menciptakan kegunaan utility baik kegunaan bentuk, tempat, waktu maupun milik.
Sistem pemasaran hasil pertanian adalah suatu kompleks sistem dalam berbagai subsistem yang berinteraksi satu sama lain dan dengan berbagai lingkungan
Universitas Sumatera Utara
pemasaran. Dengan demikian lima subsistem yaitu sektor produksi, saluran pemasaran, sektor konsumsi, aliran flow, dan fungsional berinteraksi satu sama
lain dalam subsistem keenam, yaitu lingkungan Anonimous
b
, 2008. Sistem pemasaran pertanian merupakan suatu kesatuan urutan lembaga-
lembaga pemasaran. Tugasnya melakukan fungsi–fungsi pemasaran untuk memperlancar aliran produk pertanian dari produsen awal ke tangan konsumen
akhir. Begitu pula sebaliknya memperlancar aliran uang, nilai produk yang tercipta oleh kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembaga–lembaga
pemasaran, baik dari konsumen akhir ke tangan produsen awal dalam sistem komoditas Gumbira dan Harizt, 2001.
Menurut Hutauruk 2003 dalam mempelajari marketing ada beberapa metode yang digunakan yaitu:
− Pendekatan fungsi Fungsional Approach, dimana dipelajari
bermacam – macam fungsi yang dikehendaki dalam marketing, bagaimana dan siapa yang melaksanakannya.
− Pendekatan dari segi lembaga Intitusional Approach, dipelajari
bermacam – macam perantara, bagaimana masing – masing berusaha , fungsi – fungsi yang dilaksanakannya.
− Pendekatan komoditi barang komodity approach, mempelajari
bagaiman macam – macam barang dipasarkan dan lembaga mana yang mengendalikannya.
Saluran pemasaran saluran distribusi terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan dan fungsi yang digunakan untuk produksi dan
status pemilikannya dari produsen ke konsumen Kotler, 1995. Saluran
Universitas Sumatera Utara
pemasaran selalu terdiri dari produsen dan konsumen akhir, termasuk di dalamnya para pialang yeng terlibat dalam pemindahan produk ke konsumen.
Para pialang dan agen juga merupakan bagian dari saluran distribusi meskipun mereka tidak memiliki hak atas barang. Hal ini biasanya terjadi karena
memainkan peran yang aktif dalam pemindahan hak kepemilikan. Dalam proses tataniaga terdapat fungsi pemasaran yang dilaksanakan oleh
produsen dan lembaga pemasaran. Yaitu, pembeli buying dimana pengumpulan atau assembling dapat dikelompokkan ke dalamnya., penjualan selling
penyebaran distribusi termasuk di dalamnya, pengangkutan transportation, penyimpanan storage, pengolahan, pembiayaan financing, resiko risk taking,
informasi pasar market information kartasapoetra,1992. Biaya pemasaran merupakan bentuk konsekuensi logis dari pelaksanaan
fungsi–fungsi pemasaran. Fungsi–fungsi pemasaran merupakan bagian tambahan harga dari barang-barang yang harus ditanggung oleh konsumen. Oleh sebab itu
biaya pemasaran yang tinggi akan membawa efek pada harga beli konsumen. Di samping itu biaya pemasaran yang tinggi juga akan membuat sistem pemasaran
tidak efisien Gultom,1996. Komponen biaya pemasaran terdiri atas semua pengeluaran yang di
keluarkan oleh setiap middleman dan lembaga pemasaran yang berperan secara langsug dan tidak langsung dalam proses pemindahan barang, dan keuntungan
yang diambil oleh middleman atau lembaga tataniaga atas modal dan jasa tenaganya dalam menjalankan aktivitas pemasaran tersebut. Setelah
dikelompokkan menurut jenis biaya yang sama, maka marketing margin ini
Universitas Sumatera Utara
disebut price spread. Jika angka-angka price spread dipersenkan terhadap harga beli konsumen, maka di peroleh share margin Gultom,1996.
Harga adalah sinyal kelangkaan suatu barang. Harga barang yang tinggi mengindikasikan bahwa barang tersebut langka, sedangkan harga barang yang
rendah mengindikasikan bahwa barang tersebut tersedia lebih. Harga yang dibentuk oleh pasar bersaing sempurna adalah harga yang mampu menghasilkan
kesejahtraan tertinggi bagi para pelaku ekonomi Sunaryo, 2001. Harga produk dibidang pertanian berbeda dengan produk di bidang
industri, dimana harga produk di bidang industri relatif lebih konstan atau lebih banyak ditentukan oleh perusahaan. Sedangkan harga produk pertanian relatif
berfluktuatif, karena produk pertanian mempunyai beberapa sifat, yaitu: 1.
Keadaaan biologi di lingkungan pertanian, seperti hama, penyakit dan iklim menyebabkan output pertanian bersifat musiman dan tidak
kontinu. 2.
Adanya tenggang waktu dalam memproduksi komoditi pertanian. 3.
Keadaan pasar, khususnya struktur pasar dan berbagai anggapan tentang pasar pertanian yang menyebabkan semakin tidak menentunya
harga di bidang pertanian. 4.
Dampak dari institusi, seperti Bulog dan komitmen perdagangan antara lain pengurangan tarif dan lain-lain
Anindita, 2008. Lembaga pemasaran memberi pengaruh yang positif terhadap barang.
Sehingga barang memperoleh nilai tambah Value Added. Di samping itu lembaga pemasaran memberi pengaruh yang positif terhadap biaya pemasaran.
Universitas Sumatera Utara
Sebab jika petani melakukan sendiri fungsi pemasaran maka efisiensi pemasaran lebih tinggi dibandingkan bila ditangani oleh lembaga pemasaran. Peningkatan
nilai tambah yang diterima barang maupun penurunan biaya pemasaran bila ditangani lembaga pemasaran telah meningkatkan harga jual di tingkat konsumen.
Sehingga pendapatan petani terus meningkat. Efektifitas pemasaran menyangkut efisiensi pemasaran. Sehingga tingkat
efisiensi pemasaran Ep ini di ukur dengan rumus: Ep =
x
100 Maka pasar yang tidak efisien akan terjadi jika:
− Biaya pemasaran semakin besar, dan
− Nilai produk yang dipasarkan jumlahnya tidak terlalu besar.
Oleh karena itu efisiensi pemasaran akan terjadi jika: −
Biaya pemasaran dapat ditekan sehingga keuntungan pemasaran dapat lebih tinggi.
− Persentasi perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dan produsen tidak
terlalu tinggi. −
Tersedianya fasilitas fisik pemasaran, dan −
Adanya kompetisi pasar yang sehat. Soekartawi, 2002.
Selain itu indikator empirik yang sering digunakan dalam pengkajian efisiensi pemasaran di antaranya adalah margin pemasaran dan transmisi harga
dari pasar konsumen kepada petani atau ke pasar produsen. Sistem pemasaran semakin efisien apabila besarnya marjin pemasaran yang merupakan jumlah dari
Universitas Sumatera Utara
biaya pemasaran dan keuntungan pedagang semakin kecil. Dengan kata lain, perbedaan antara harga yang diterima petani dan harga yang dibayar konsumen
semakin kecil. Adapun transmisi harga yang rendah mencerminkan inefisiensi pemasaran
karena hal itu menunjukkan bahwa perubahan harga yang terjadi di tingkat konsumen tidak seluruhnya diteruskan kepada petani, dengan kata lain transmisi
harga berlangsung secara tidak sempurna. Pola transmisi harga seperti ini biasanya terjadi jika pedagang memiliki kekuatan monopsoni sehingga mereka
dapat mengendalikan harga beli dari petani Irawan, 2007. Pada pasar persaingan sempurna, selisih antara harga yang dibayar
konsumen dan harga yang diterima petani lebih rendah dibanding pada kondisi pasar monopsoni, dengan kata lain, margin pemasaran akan semakin besar jika
terdapat kekuatan monopsoni. Pada kondisi pasar monopsoni transmisi harga dari pasar konsumen kepada petani juga berlangsung secara tidak sempurna. Pola
transmisi harga seperti ini menyebabkan korelasi harga di tingkat konsumen dan di tingkat petani akan semakin rendah dan fluktuasi harga di pasar produsen akan
lebih rendah daripada di pasar konsumen. Pasar monopsoni adalah keadaan dimana satu pelaku usaha menguasai
pembelian atau menjadi pembeli tunggal barang atas jasa dipasar komoditas. Jadi monopsoni memiliki kekuatan pembeli untuk mempengaruhi harga. Monopsoni
memungkinkan pembeli membeli harga lebih rendah daripada dengan pasar kompetitif Satia, 2007.
Pasar oligopsoni adalah sebuah kondisi pasar dimana produsen atau penjualnya banyak dalam hal ini petani, sementara pembelinya ada beberapa
Universitas Sumatera Utara
seperti pengijon, rentenir, dan juga supplier besar. Hal ini membuat para petani hanya dapat menerima harga yang ditetapkan oleh beberapa pembeli tersebut,
kecuali pemerintah turun langsung menentukan harga eceran terendah Satia, 2007.
2.3 Kerangka Pemikiran