BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Metode penentuan daerah penelitian di tentukan secara purposive, yaitu di kelurahan Tanah Enam Ratus, Kecamatan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara.
Kelurahan Tanah Enam Ratus memiliki potensi tanaman sawi terbesar di Kecamatan Marelan. Daerah ini memiliki lahan seluas 55 Ha yang potensial untuk
ditanami sawi.
Tabel 3. Potensi Pertanaman Padi, Palawija dan Sayuran
No Kelurahan
JENIS KOMODITI POTENSI PERTANIAN HA
Padi Palawija
SAYURAN Jumlah
Sawi Kangkung
Bayam Timun
Terong Kacang
Cabe
1 Labuahan Deli
2 1111
11 -
- -
- 1
- 6
2 Rengas Pulau
200 93
32 13
14 10
7 18
5 99
3 Terjun
250 96
40 17
16 13
12 25
5 152
4 Tanah Enam
Ratus 95
55 55
20 20
12 11
19 5
196 5
Paya Pasir 2
10 2
- 3
- -
2 -
12
Jumlah 549
265 130
50 50
35 30
65 15
4631
Sumber : Kantor Camat Marelan
3.2 Metode Penentuan Sampel 3.2.1 Petani
Metode penentuan sampel petani sebagai produsen sawi di Kelurahan Tanah Enam Ratus dilakukan dengan metode Simple Random Sampling dengan
memilih 30 petani secara acak sebagai sampel populasi. 30 sampel tersebut dianggap mewakili populasi. Penentuan sampel yang hanya 30 dilakukan untuk
mempermudah dan mempercepat proses penelitian Nasir, 2005.
Universitas Sumatera Utara
3.2.2 Pedagang atau Lembaga Pemasaran
Sampel pedagang adalah orang–orang yang terlibat dalam mendistribusikan sawi dari petani hingga konsumen akhir. Sampel pedagang
ditentukan dengan Metode Penelusuran yaitu dengan menelusuri semua pedagang yang terlibat dalam proses distribusi sawi dari petani produsen ke konsumen
akhir, termasuk di dalamnya pedagang besar, pedagang pengumpul dan pengecer. Pedagang atau lembaga pemasaran yang terlibat dalam mendistribusikan
komoditas sawi dari produsen ke konsumen akhir ada 18 pedagang yang terdiri dari 5 pedagang pengumpul, 6 agen dan 7 pedagang pengecer.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara secara langsung dengan
petani dan pedagang dengan menggunakan kuisioner yang telah disusun sebelumnya. Data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian Sumatera Utara, Dinas
Pertanian Kota Medan, Kantor Camat Kecamatan Medan Marelan dan Badan Pusat Statistik. Data sekunder yang diambil berupa data produksi, luas tanam,
Volume penjualan, daerah tujuan dan lain-lainnya yang terkait dengan penelitian.
3.4 Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dari lapangan terlebih dahulu ditabulasi secara sederhana dan selanjutnya dianalisis dengan metode analisis yang sesuai.
Untuk identifikasi masalah 1 akan di jelaskan dengan analisis deskriptif berdasarkan survey dan pengamatan yang dilakukan di daerah penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Untuk identifiksi masalah 2 akan di analisis dengan menggunakan elastisitas transmisi harga. Elastisitas transmisi harga digunakan untuk
mengetahui struktur pasar antara pasar tingkat produsen dan pasar tingkat konsumen, Perhitungan elastisitas transmisi harga dapat dilakukan dengan
penerapan fungsi Cobb Douglas. Dengan fungsi Cobb Douglas maka dapat diperoleh dugaan dari koefisienparameter hubungan ekonomi. Nilai
koefisienparameter dugaan adalah nilai elastisitas transmisi harga konsumen terhadap harga petani. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Y = aX
b
............................................................................................... .1
Et =
AP MP
X Y =
∆ ∆
..........................................................................................2
Dimana: Y
= Harga sawi pada tingkat petani X
= Harga sawi pada tingkat konsumen MP
= Harga marginal AP
= Rata – rata harga Et
= Elastisitas transmisi b
= Koefisien parameter Subtitusikan persamaan 1 ke persamaan 2
MP =
X Y
∂ ∂
aX
b
= b aX
b-1
Universitas Sumatera Utara
AP =
X aX
X Y
b
=
= aX
b-1
Et =
1 1
− −
=
b b
aX baX
AP MP
Et = b
Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa elastisitas transmisi harga merupakan koefisien Fungsi Cobb Douglas. Tarigan 2004 menjelaskan bahwa fungsi Cobb
Douglas dapat diubah dalam bentuk linear, yaitu : ln Y = b
+ b
1
ln X
1
+ u Dengan menggunakan data logaritma, maka persamaannya :
Y = b + b
1
X
1
+ u Persamaan di atas merupakan modifikasi model yang digunakan oleh Backus
2006. Berdasarkan penjelasan diatas maka untuk mengetahui nilai elastisitas transmisi harga diuji dengan menggunakan pendekatan ekonometrika yaitu regresi
linear sederhana dengan menggunakan data logaritma, Persamaan yang digunakan adalah :
P.petani = a + Et P.konsumen + u Y = b
+ b
1
X
1
+ u Dimana :
Y = Harga sawi pada petani
Universitas Sumatera Utara
b = Konstanta
X
1
= Harga sawi pada konsumen b
1
= Koefisienparameter elastisitas transmisi harga Dengan hipotesis :
Ho : b
1
≠ 1, elastisitas transmisi harga konsumen terhadap harga petani adalah tidak elastis
H
1
: b
1
= 1, elastisitas transmisi harga konsumen terhadap harga petani adalah elastis
Menurut Sudiyono 2004 Jika elastisitas transmisi lebih kecil dari satu Et1 dapat diartikan bahwa perubahan harga sebesar 1 di tingkat konsumen
akan mengakibatkan perubahan harga kurang dari 1 ditingkat petani. Jika b
1
1, persentase kenaikan harga tingkat konsumen lebih kecil dibanding tingkat
produsen, sehingga terbentuk pasar yang mengarah pada pasar monopsoni atau oligopoli.
Jika elastisitas transmisi sama dengan satu Et=1, maka perubahan harga sebesar 1 ditingkat konsumen akan mengakibatkan perubahan harga sebesar 1
ditingkat petani. Jika b
1
= 1, berarti perbedaan harga tingkat produsen dan konsumen hanya dibedakan oleh margin pemasaran sehingga terbentuk pasar
persaingan sempurna Jika elastisitas transmisi lebih besar dari satu Et1, maka perubahan
harga sebesar 1 ditingkat konsumen akan mengakibatkan perubahan harga lebih
Universitas Sumatera Utara
besar dari 1 di tingkat petani. Jika b
1
1, persentase kenaikan harga di tingkat konsumen lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat produsen, sehingga pasar
mengarah ke bentuk pasar monopoli atau oligopsoni. Untuk identifikasi masalah 3 akan di analisis dengan menggunakan
analisis margin pemasaran dan tingkat efisiensi pemasaran kemudian dianalisis dengan analisis korelasi
Menurut Sudiyono 2004 rumus untuk menghitung margin pemasaran: M =
+ t
Dimana: M = Margin pemasaran
C
ij
= Biaya pemasaran untuk melaksanakan fungsi pemasaran ke-i oleh lembaga pemasaran ke-j
j = Keuntungan yang diperoleh lembaga pemasaran ke-j m = Jumlah jenis biaya pemasaran
n = Jumlah lembaga pemasaran Semakin besar margin pemasaran, maka semakin tidak efisien proses
pemasaran. Price spread dapat diperoleh dengan mengelompokkan biaya-biaya tata
niaga menurut komponen biaya yang sama. Share margin dihitung dengan rumus:
Sm =
x
100 Dimana:
Sm : Share margin dihitung dalam persen : Harga di tingkat petani Rp
Universitas Sumatera Utara
: Harga beli konsumen Rp Menurut Soekartawi 2002 rumus untuk menghitung efisiensi pemasaran :
Ep =
x
100
Bila nilai Ep 50 artinya pemasaran di daerah penelitian sudah efisien. Bila nilai Ep
≥ 50, artinya pemasaran di daerah penelitian belum efisien. Analisis korelasi di analisis dengan menggunakan alat analisis SPSS,
kemudian dilihat nilai korelasinya menurut Guilford.
Tabel 4. Nilai Korelasi Menurut Guilford Koefisien Korelasi
Keterangan
0,2 Tidak terdapat korelasi
0,2 sd 0,4 Korelasi kedua variabel lemah
0,4 sd 0,7 Korelasi Kedua variabel sedang
0,7 sd 0,9 Korelasi kedua variabel kuat
0,9 sd 1 Korelasi kedua variabel sangat kuat
3.5 Defenisi dan Batasan Operasional