BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI
DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan sayuran, baik segar
maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadang-kadang mirip satu sama lain Anonimous, 2011.
Sawi bukan tanaman asli Indonesia. Menurut asalnya sawi banyak di budidayakan di Asia tepatnya di Cina, akan tetapi keadaan alam Indonesia
dengan iklim dan cuaca serta keadaan tanah yang memungkinkan tanaman luar dapat dikembangkan dengan baik.
Tanaman Sawi dapat tumbuh dengan mudah di dataran rendah sampai dataran tinggi. Tempat tumbuh yang dibutuhkan yaitu tanahnya gembur, banyak
mengandung bahan organik, drainase yang baik dan derajat keasaman tanahnya pH antara 6-7. Tanaman ini tahan naungan dan tahan kekeringan. Waktu tanam
yang tepat yaitu pada ahir musim hujan atau awal musim kemarau. Selama pertumbuhannya tanaman ini harus cukup air. Tanaman dapat berbunga, sehingga
benihnya mudah diperoleh. Tanaman ini dapat diusahankan secara monokultur dan secara hidroponik Sutarya dan Grubben, 1995.
Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya
dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500
Universitas Sumatera Utara
meter dpl. Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun Margianto, 2007.
Manfaat sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah,
memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan. Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah protein, lemak,
karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C Anonimous
c
, 2010. Tanaman sawi , seperti halnya produk pertanian pada umunya merupakan
komoditi yang mempunyai masa kesegaran yang relatif pendek. Untuk itu, masalah pengangkutan, pengemasan, penyimpanan dan pemasaran perlu
mendapat perhatian dalam pengelolaan pemasaran komoditi ini. Hal-hal tersebut perlu dilakukan secepatnya. Jika terlambat atau tidak ditangani dengan baik, sawi
akan gampang rusak dan tidak laku dijual atau harganya rendah sehingga dapat menyebabkan kerugian.
Pendukung dalam tataniaga sawi mempunyai peranan penting dalam sistem distribusinya adalah petani, pedagang perantara dan konsumen. Ketiganya
mempunyai fungsi dan peranan masing-masing dalam rentetan jalur tataniaga komoditi ini.
Petani sebagai produsen sawi merupakan orang yang langsung berhubungan dengan proses produksi. Mutu sawi yang secara langsung juga
menentukan tinggi rendahnya harga, merupakan tanggung jawab yang di pegangnya. Pemilihan jalur tataniaga selanjutnya juga sangat menentukan lancar
tidaknya pemasaran komoditi ini.
Universitas Sumatera Utara
Sawi kebanyakan ditanam di daerah pinggiran atau luar kota. Untuk bisa menyalurkan semua hasil panen kepada konsumen diperlukan pedagang-pedagang
perantara, di samping ada sebagian yang langsung dipasarkan kepada konsumen. Jumlah yang langsung dipasarkan kepada konsumen sangat sedikit dibandingkan
dengan yang dijual melalui pedagang perantara. Para konsumen yang langsung membeli kepada petani biasanya bertempat tinggal tidak jauh dari lahan
penanaman Haryanto dkk, 1996. Setelah sawi sampai pada konsumen, ada yang langsung
mengkonsumsinya sendiri. Ada pula yang melakukan pengolahan terlebih dahulu kemudian dijual lagi pada konsumen lainnya.
2.2 Landasan Teori