Keadaan Harga Pada Tingkat Petani dan Tingkat Konsumen

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Keadaan Harga Pada Tingkat Petani dan Tingkat Konsumen

Harga adalah sinyal kelangkaan suatu barang. Harga barang yang tinggi mengindikasikan bahwa barang tersebut langka, sedangkan harga barang yang rendah mengindikasikan bahwa barang tersebut tersedia lebih. Harga yang dibentuk oleh pasar bersaing sempurna adalah harga yang mampu menghasilkan kesejahteraan tertinggi bagi para pelaku ekonomi Sunaryo, 2001. Harga komoditi sawi di Kelurahan Tanah Enam Ratus tergolong sangat fluktuatif. Selama 60 hari penelitian terdapat perubahan harga setiap harinya. Hari pertama harga jual tingkat petani sebesar Rp.2000 Kg, kemudian turun menjadi sebesar Rp.1900Kg, keesokan harinya berubah kembali menjadi Rp.2200Kg. Setiap harinya harga komoditi sawi per Kgnya terus naik turun. Petani tidak bisa memprediksi harga. Hal ini sesuai dengan literatur yang dikemukakan oleh Anindita 2008 yang menyatakan bahwa harga produk pertanian relatif fluktuatif karena produk pertanian mempunyai beberapa sifat seperti mudah rusak dan adanya tenggang waktu dalam memproduksi komoditas pertanian yang berpengaruh pada keadaan pasar, khususnya struktur pasar dan berbagai anggapan tentang pasar pertanian yang menyebabkan semakin tidak menentunya harga di bidang pertanian. Keadaaan harga Komoditi sawi yang berfluktuasi menyebabkan penerimaan dan keuntungan yang diperoleh petani dari kegiatan usahataninya berfluktuasi. Fluktuasi harga yang terjadi pada tingkat petani pada dasarnya karena terjadi ketimpangan antara pasokan dan permintaan konsumen. Jika terjadi Universitas Sumatera Utara kelebihan pasokan maka harga akan turun, sebaliknya jika terjadi kekurangan pasokan harga akan kembali naik. Dalam proses pembentukan harga, perilaku petani dan pedagang memiliki peranan penting karena mereka dapat mengatur volume penjualannya yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Petani belum terlalu mahir dalam melakukan pemilihan pola tanam sehingga terjadi produksi sawi yang berlimpah dan menyebabkan harga turun dan sebaliknya ketika persediaan produksi habis, harga langsung melonjak naik. Keadaan harga sawi ditingkat petani dan pedagang di perlihatkan pada grafik 1 berikut. Universitas Sumatera Utara Grafik 1. Harga Komoditi Sawi di Tingkat Petani Dan Konsumen 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 Harga Petani Harga Konsumen Hari Harga Universitas Sumatera Utara Dari grafik 1 dapat dilihat keadaan harga pada tingkat petani selama 60 hari sangat fluktuatif. Setiap harinya harga terus berubah, meskipun perubahannya sangat sedikit. Namun pada hari ke 31 terjadi penurunan harga yang cukup tajam di tingkat petani. Penurunan harga ini berlangsung selama 22 hari atau sekitar 3 minggu. Harga pada tingkat petani turun dari Rp.2000Kg menjadi sekitar Rp.1000Kg. Hal ini disebabkan karena terjadinya kelebihan pasokan sawi, sehingga pedagang tidak bisa menampungnya. Pada hari ke 53 terjadi kenaikan harga yang sangat drastis, yaitu dari kisaran harga Rp.1500Kg menjadi Rp.3300Kg dan selanjutnya terjadi kenaikan harga secara perlahan hingga mencapai Rp4000Kg. Perubahan harga ini disebabkan karena ketersediaan sawi yang sedikit dan ketidak mampuan produsen meramalkan permintaan. Lain halnya dengan harga pada tingkat konsumen. Pada tingkat konsumen harga cenderung konstan. Perubahan harga hanya terlihat pada hari ke 53 dan ke 58. Hal ini disebabkan karena terjadi perubahan harga yang tajam pada tingkat petani sehingga mempengaruhi harga konsumen. Harga jual ditingkat petani tergolong variatif, tergantung pada masa panennya dan kepada siapa produk hasil panen di jual. Apabila produsen atau petani langsung menjualnya kepada pedagang pengecer atau agen, maka harga yang di terima adalah harga pasar yang sedang berlaku. Tetapi harga pasar ini pun tidak tetap dan selalu berfluktuasi. Apabila produsen atau petani menjual hasil panennya kepada pedagang perantara maka harga yang diterima oleh produsen lebih rendah dari pada harga pasar. Hal ini terjadi karena pedagang perantara akan menjual kembali sawinya ke agen. Berikut ini grafik variasi harga jual komoditas Universitas Sumatera Utara sawi pada tingkat petani di Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan Kota Medan. Universitas Sumatera Utara Grafik 2. Variasi Harga Jual Komoditas Sawi Pada Tingkat Petani Di Kelurahan Tanah Enam Ratus 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Harga Jual RpKg Harga Jual Kg No. Sampel Harga Jual RpKg Universitas Sumatera Utara Dari grafik 2 dapat dilihat bahwa harga jual di tingkat petani bervariasi, hal ini disebabkan karena waktu panen para petani yang berbeda-beda. Waktu panen yang berbeda –beda ini menyebabkan waktu penjualan yang berbeda pula. Petani menjual hasil panennya sesuai dengan harga pasar yang berlaku. Dalam rentang 60 hari penelitian, rata–rata harga jual petani adalah sebesar Rp.2100Kg. Rerata harga terendah pada tingkat petani adalah sebesar Rp.1000Kg dan tertinggi sebesar Rp.4000Kg. Harga komoditi sawi pada tingkat pedagang pengecer harga konsumen bervariasi. Dalam menetapkan harga jual pedagang pengecer tidak terlalu tergantung kepada harga beli. Meskipun harga belinya tidak stabil, tetapi harga jual pedagang pengecer dapat dikatakan stabil. Pedagang pengecer dapat menentukan sendiri harga jual dagangannya. Harga jual di sesuaikan dengan harga beli pedagang dengan petani. Dalam rentang 60 hari penelitian, rata–rata harga jual pedagang harga konsumen adalah sebesar Rp.4100Kg. Rerata harga terendah pada harga jual pedagang harga konsumen adalah sebesar Rp.3500Kg dan tertinggi sebesar Rp.6000Kg.

5.2 Struktur Pasar