BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Matiti II Kecamatan Dolok Sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Sumatera Utara. Penentuan daerah penelitian
dilakukan secara purposive sengaja dengan pertimbangan bahwa desa ini memiliki luas pertanaman kemenyan yang cukup besar yaitu seluas 80,5 ha dan
80 KK di desa ini adalah petani kemenyan. Kantor Kecamatan Dolok Sanggul. Selain itu Desa Matiti merupakan wilayah penghasil kemenyan yang
memiliki jarak yang dekat dari Pusat Kota Humbang Hasundutan sebagai tempat untuk memperdagangkan kemenyan yaitu dengan jarak ± 8 km Kantor Kepala
Desa Matiti II
3.2. Metode Penentuan SampelResponden
Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah metode simple random sampling yaitu berdasarkan pertimbangan tertentu atau dengan sengaja.
Sample merupakan petani di Matiti II yang merupakan petani dan pedagang kemeyan.Desa Matiti II memiliki 356 KK dan dari jumlah tersebut terdapat
sekitar 285 KK yang merupakan petani kemenyan.. Jadi petani kemenyan yang terdapat di desa ini berjumlah sekitar 80 petani kemenyan. Jumlah sample yang
diambil sebanyak 30 petani sample. Gay menyatakan bahwa ukuran minimum sample yang dapat diterima berdasarkan pada desain penelitian yang digunakan
yaitu minimal 30 sample, sedangkan untuk sample pedagang masing-masing diambil tiga orang untuk pedagang desa, kecamatan, dan kota.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Metode Pemngumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada petani dengan
bantuan kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya,sedangkan data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistika, Dinas Pertanian, Kantor Kecamatan Dolok
Sanggul, Kantor Kepala Desa Matiti II serta instansi terkait lainnya.
3.4 Metode Analisis Data
Hipotesis 1, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dengan melihat bagaimana sistem tataniaga kemenyan di daerah penelitian
Hipotesis 2, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dengan melihat bagaimana mata rantai tataniaga kemenyan di daerah penelitian
Hipotesis 3 dianalisis dengan menggunakan tehnik penskalaan Likert dengan memberikan skor pada setiap pilihan jawaban. Untuk pernyataan positif :
sangat setuju SS bernilai 4, setuju S bernilai 3, ragu-ragu bernilai 2 ,tidak setuju TS bernilai 1 dan sangat tidak setuju STS bernilai 0. Untuk pernyataan
negatif : sangat setuju SS bernilai 0, setuju S bernilai 1, ragu-ragu bernilai 2,tidak setuju TS bernilai 3 dan sangat tidak setuju bernilai 4.
Mengukur sikap digunakan dengan skala pengukuran Likert dengan rumus : T = 50+ 10
. X
X S
Azwar,1988 : 140 Keterangan :
T = Skor standar
X
= Skor Responden
X
= Rata-rata skor kelompok S
= Deviasi standar kelompok
Universitas Sumatera Utara
Kriteria uji apabila : T 50 = sikap positif
T 50 = sikap negatif
Hipotesis 4 dianalisis dengan menggnakan metode deskriptif yaitu dengan melihat kriteria penggolongan mutu kemenyan di daerah penelitian dan
Perbandingannya dengan mutu kemenyan standar SII Standar Industri Indonesia Hipotesis 5 dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif yaitu
dengan melihat Materi penyuluhan apa saja yang dibutuhkan petani dalam rangka peningkatan pengetahuan petani terhadap sistem tataniaga kemenyan.
Hipotesis 6 dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif yaitu dengan melihat Materi penyuluhan apa saja yang sudah pernah diberikan oleh
penyuluh pertanian yang berkaitan dengan komoditi kemenyan di daerah penelitan.
Hipotesis 7 dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif yaitu dengan melihat kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk mengembangkan
komoditi kemenyan didaerah penelitian.
3.5. Defenisi Dan Batasan Operasional 3.5.1 Defenisi