Tingkat Pendapatan Analisis Kapasitas dan Kerentanan Masyarakat Di Gununglurah

95 “Pekerjaan masyarakat disini sebagian besar adalah buruh, yaitu buruh tani dan buruh penderes kelapa dan sebagian lagi mengolah kebuntegalan. Pendapatan mereka masih rendah dan belum dapat untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari”, TSE.W.11.02. Berdasarkan kondisi mata pencaharian tersebut didapat gambaran bahwa mata pencaharian merupakan salah satu faktor dapat mempengaruhi tingkat kapasitas dan kerentanan masyarakat di daerah penelitian. Banyaknya penduduk berprofesi sebagai petani dan buruh tani akan semakin intensif mengolah lahan sawah dan budidaya kolam ikan yang ada bahkan sangat dimungkinkan mereka melakukan ekstensifikasi pertanian ke lahan yang seharusnya menjadi kawasan lindung, sehingga dikhawatirkan akan mengganggu keseimbangan lingkungan. Hal ini akan mengakibatkan tingkat kerentanan masyarakat menjadi lebih tinggi.

4.2.4. Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan dapat mempengaruhi tingkat kapasitas dan kerentanan masyarakat. Tingkat pendapatan masyarakat di daerah penelitian dipengaruhi oleh jenis mata pencaharian yang menjadi sumber penghidupan mereka. Mata pencaharian penduduk setempat sebagai besar adalah petani dan buruh tani dengan pendapatan yang diterimanya kecil. Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap masyarakat setempat, didapatkan data bahwa pendapatan rata- rata masyarakat setempat per hari masih rendah dan tidak menentu. “Sebagian besar masyarakat berprofesi sebagai petani dan buruh tani. Berkaitan dengan pendapatan dari 1996 KK yang ada, sekitar 52 masyarakat di Desa Gununglurah termasuk keluarga pra sejahtera dan 18 keluarga sejahtera 1, selebihnya yaitu 30 termasuk keluarga sejahtera 2”, TSE.W.07.02. Guna mencari tambahan penghasilan untuk mencukupi kebutuhan keluarga selain pekerjaan utama sebagai buruh tani tersebut sebagian masyarakat 96 mencari tambahan penghasilan saat tenaga mereka tidak dibutuhkan yakni dengan menjadi buruh bangunan di kota. Adapun kaum perempuan lebih banyak di rumah mengurus anak dan melakukan pekerjaan rumah tangga sehari-hari sambil membantu kepala keluarga dengan repek memotong ranting kayu di hutan untuk keperluan kayu bakar. Kebutuhan akan kayu kering sebagai bahan bakar industri gula kelapa di kota cukup tinggi, sehingga sebagian masyarakat melakukan aktivitas yang tidak menjaga lingkungan dengan menebang batang kayu guna pemenuhan kebutuhan keluarga seperti terlihat pada Gambar 4.6 di depan. Banyaknya penduduk yang berprofesi sebagai petani dan buruh tani dengan tingkat pendapatan yang relatif rendah mengakibatkan kapasitas masyarakat menjadi rendah. Selain itu, kebutuhan akan kayu kering untuk bahan bakar akan mengintensifkan masyarakat melakukan repek di kawasan hutan sehingga dikhawatirkan akan mengganggu keseimbangan lingkungan. Hal ini mengakibatkan tingkat kerentanan masyarakat menjadi tinggi. Mengingat hal tersebut diatas perlu upaya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya dengan tidak mengganggu keseimbangan alam seperti kelompok arisan simpan pinjam, kelompok tani hutan, kelopok kerajinan dan sebagainya, Mubyarto 1994.

4.2.5. Tingkat Sosial Kemasyarakatan