Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Lahan

48 Secara garis besar dalam penataan ruang yang utama adalah penetapan kawasan yaitu meliputi penataan kawasan fungsi lindung dan kawasan budidaya pada wilayah administrasi tertentu provinsi dan kabupatenkota, kemudian baru menetapkan fungsi atas aspek kegiatan yang terjadi atau yang diinginkan. Di dalam penataan ruang terdapat rencana tata guna lahan yang mengatur daerah-daerah yang dapat digunakan bagi berbagai jenis budi daya misalnya permukiman, lahan pertanian, industri, perdagangan dan jasa, dan lain-lain.

2.5.2. Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Lahan

Ditinjau dari fungsi utama kawasan, penataan ruang meliputi kawasan lindung dan budidaya. Berdasarkan fungsi kawasan dan aspek kegiatan, penataan ruang dibedakan atas kawasan perdesaan, perkotaan, dan kawasan tertentu, tanpa terlepas dari pembagian menurut fungsi administrasinya. Penataan kawasan tertentu diselenggarakan untuk mengembangkan kawasan yang strategis dan perlu diprioritaskan guna mendukung pembangunan nasional dan diperuntukan untuk kemakmuran rakyat. Berdasarkan UUPR, prinsip penataan ruang adalah pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu, efektif dan efisien, serasi, selaras, seimbang, berkelanjutan, keterbukaan, persamaan, keadilan dan penegakan hukum. Tujuan penataan ruang sendiri adalah untuk terselenggaranya pemanfaatan ruang berwawasan lingkungan, terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya, serta tercapainya pemanfaatan runag yang berkualitas. 49 Dalam implementasinya, penataan ruang yang terdiri dari perencanaan pemanfaatan ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang akan dihadapkan pada berbagai masalah yang signifikan, antara lain: a. Rencana tata ruang yang saat ini ada masih berorientasi pada batasan wilayah administrasi; b. Belum adanya persamaan persepsi dari berbagai instansi mengenai pentingnya pembangunan yang berlandaskan pada pola tata ruang; c. Terbatasnya ketersediaan data dasar dan informasi yang akurat dalam penyusunan pola tata ruang; d. Kemampuan kelembagaan penataan ruang yang masih terbatas dan; e. Perangkat hukum yang memahami penataan ruang masih terbatas dalam pengendalian pemanfaatan ruang. Penyebab utama dari ketidakberhasilan penanganan masalah atau tidak optimalnya penanganan penataan ruang adalah tidak adanya rujukan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW yang dapat menyerasikan dan mengkoordinasikan langkah penanganan mulai dari perencanaan pemanfaatan ruang, pemanfaatan ruang dan monitoringevaluasi pemanfaatan ruang dari suatu kegiatan pembangunan. Berdasarkan uraian diatas, RTRW mempunyai peranan sangat penting dalam perencanaan pembangunan wilayah, karena dalam RTRW perencanaan dapat dijabarkan ke dalam strategi dan arah kebijaksanaan secara hierarki mulai dari tingkat nasional sampai ke propinsi dan kabupatenkota. Dengan perkataan lain, RTRW seharusnya dapat menjadi alat koordinasi antar sektor terkait baik secara horisontal maupun vertikal di bidang penataan ruang. 50

2.6. Pertimbangan Potensi Bencana dalam Pengembangan Wilayah